Bacharuddin Jusuf Habibie atau singkatan dari BJ. Habibie
adalah tokoh yang dikenal sangat jenius tidak hanya di Indoneisa namun, di luar
negeri pun beliau sangat dikagumi dan diakui kejeniusannya yang mampu
menciptakan pesawat terbang dengan konsep dari ide-idenya yang begitu
brilian. BJ. Habibie merupakan tokoh
inspiratif dan sangat memotivasi bagi masyarakat Indonesia khusunya bagi anak
muda yang ingin sukses menggapai impian dan cita-cita. BJ. Habibie patut kamu
jadikan tokoh yang inspiratif.
Terus apakah rahasia sukses dari BJ. Habibie? Berikut ini rahasia
mengapa BJ Habibie bisa sukses sebagaimana dilansir dalam Merdeka (27/6) Sejak
berumur lima tahun silam, Bacharuddin Jusuf Habibie kerap terpesona jika
melihat karya manusia. Entah itu alat transportasi seperti sepeda, mobil,
sampai prasarana transportasi seperti jembatan dan sebagainya. Diam-diam dalam
benaknya selalu bertanya-tanya mengapa, sebab, dan bagaimana bisa terjadi.
Pertanyaan itu terus meneror kesadarannya, hingga mendorong dirinya menjadi
manusia dengan rasa keingintahuan yang tinggi.
Dia kerap bertanya tentang apapun di luar sepengetahuannya.
Kepada siapa pun di dekatnya, dia selalu bertanya. Hingga tiba saat ayahnya
mulai bosan pada hobi bertanya Habibie. Akhirnya ayahnya membelikan buku. Dari
sanalah jawaban atas berbagai pertanyaan dijelajahinya.
“Namun pertanyaan-pertanyaan akhirnya berkembang menjadi
kompleks dan meningkat jumlahnya. Sehingga kebiasaan saya bertanya sudah sampai
pada tingkat mengganggu kesibukan orang tua dan guru saya,” kenang BJ Habibie
seperti dikutip dari buku Biografi Bacharuddin Jusuf Habibie; Dari Ilmuwan ke
Negarawan sampao Minandito, A Makmur Makka.
BJ Habibie terpaksa mencari sendiri jawabannya dalam buku.
Kebiasaan yang demikian menjadikan saya sebagai kutu buku. Akibatnya dia sering
menghabiskan waktu untuk menyendiri untuk terus beranalisis, tak berhenti
berpikir.
“Untuk mendapatkan jawaban yang memuaskan, saya selalu
didampingi oleh guru pribadi yang setia, yaitu otak saya! Ibu, ayah, keluarga,
guru sekolah, guru besar di universitas, para ilmuwan, dan sebagainya saya
anggap sebagai pembantu guru pribadi saya saja,” ucapnya.
Bukan hanya kebiasaan bertanya, Habibie berani konsisten
dalam memanajemen waktunya. Dia hanya membutuhkan waktu untuk tidur sebanyak
lima jam saja. Sedangkan waktunya dua jam dipergunakan untuk salat. Satu
setengah jam untuk rutinitas membaca Yasin dan Tahlil. Kemudian dua jam untuk
berenang dan mandi. Sedangkan tiga jam dihabiskan untuk makan. Tiga jam lainnya
ia manfaatkan untuk berbincang dengan para tamunya. Sehingga sisanya sebanyak
tujuh setengah jam, dipergunakannya untuk membaca atau menulis.
Selain itu, BJ Habibie selalu mengingatkan bahwa kekuatan
rantai ditentukan oleh keunggulan mata rantai terlemah. Kesimpulannya ialah,
kualitas suatu produk ditentukan oleh mutu tiap detail. Sebab kualitas karya
dan kualitas kerja ditentukan oleh kualitas rinci. Maka dari itu berpikirlah
secara rinci dan positif. Di sisi lain BJ Habibie selalu ingin menjadi pribadi
kreatif dan inovatif.
Berikut kita saksikan, kisah inspiratif dari BJ. Habibie