Tampilkan postingan dengan label Karakter Bangsa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Karakter Bangsa. Tampilkan semua postingan
Cara Anda Menumbuhkan dan Melatih Budi Pekerti Murid

Cara Anda Menumbuhkan dan Melatih Budi Pekerti Murid

Cara Anda Menumbuhkan dan Melatih Budi Pekerti Murid


Budi pekerti merupakan salah satu aspek penting dari tumbuh kembang siswa. Budi pekerti yang baik akan membantu siswa dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih baik dan membentuk dasar-dasar moral yang kuat. Budi pekerti yang baik juga dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, menghargai hak orang lain, dan menunjukkan rasa empati terhadap orang lain.

Oleh karena itu, penting bagi guru atau orang tua untuk menumbuhkan dan melatih budi pekerti pada siswa agar mereka dapat menjadi individu yang bertanggung jawab, bermoral, dan memiliki sikap yang positif terhadap hidup. Hal ini dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi mereka secara maksimal dan menjadi individu yang sukses di masa depan.

Selain itu, budi pekerti yang baik juga dapat membantu siswa dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika siswa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, mereka akan lebih mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan baik dan tepat waktu. Rasa empati yang tinggi juga dapat membantu siswa dalam memahami perasaan orang lain dan menunjukkan sikap yang sopan dan santun.

Budi pekerti yang baik juga dapat membantu siswa dalam membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Siswa yang memiliki rasa hormat terhadap orang lain akan lebih mudah diterima oleh teman-teman sebaya dan orang dewasa, sehingga dapat membantu mereka dalam membangun jaringan pertemanan yang lebih luas.

Secara keseluruhan, menumbuhkan dan melatih budi pekerti pada siswa merupakan proses yang penting dan harus dilakukan oleh guru atau orang tua agar siswa dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal dan menjadi individu yang sukses di masa depan.

Cara Anda Menumbuhkan dan Melatih Budi Pekerti Murid



Untuk menumbuhkan dan melatih budi pekerti pada siswa, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru atau orang tua:

  1. Menjadi contoh: Guru atau orang tua harus menjadi contoh bagi siswa dalam menunjukkan budi pekerti yang baik, seperti menghargai orang lain, menepati janji, dan bertanggung jawab.
  2. Memberikan pujian: Menyampaikan pujian kepada siswa ketika mereka menunjukkan budi pekerti yang baik dapat memotivasi mereka untuk terus mempertahankan perilaku tersebut.
  3. Memberikan tanggung jawab: Memberikan tanggung jawab kepada siswa, misalnya dengan menugaskan mereka untuk membantu mengerjakan tugas-tugas kecil di rumah atau sekolah, dapat membantu mereka membangun rasa tanggung jawab dan menunjukkan budi pekerti yang baik.
  4. Memberikan dukungan: Memberikan dukungan kepada siswa ketika mereka mengalami kesulitan atau menghadapi masalah dapat membantu mereka mengembangkan rasa empati dan memperlihatkan budi pekerti yang baik.
  5. Menjelaskan pentingnya budi pekerti: Mengajari siswa tentang pentingnya budi pekerti dan bagaimana perilaku yang baik dapat mempengaruhi orang lain dapat membantu mereka mengembangkan kesadaran akan pentingnya budi pekerti.
  6. Membiasakan siswa untuk bersikap santun: Menanamkan sikap santun pada siswa sejak dini dapat membantu mereka mengembangkan budi pekerti yang baik. Ini bisa dilakukan dengan membiasakan siswa untuk menggunakan bahasa yang sopan, tidak menyela orang lain ketika sedang berbicara, dan menghargai hak orang lain.
  7. Menggunakan metode belajar yang interaktif: Menggunakan metode belajar yang interaktif, seperti diskusi kelompok atau role play, dapat membantu siswa memahami dan mempraktikkan budi pekerti yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
  8. Menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman: Lingkungan belajar yang aman dan nyaman dapat membantu siswa merasa nyaman untuk belajar dan mengembangkan budi pekerti yang baik.
  9. Mengajarkan teknik-teknik untuk mengelola emosi: Mengajarkan siswa teknik-teknik untuk mengelola emosi mereka, seperti mengambil napas dalam-dalam atau menulis di jurnal, dapat membantu mereka mengelola reaksi yang tidak sesuai dan menunjukkan budi pekerti yang baik.
  10. Menjalin hubungan yang positif dengan siswa: Menjalin hubungan yang positif dengan siswa dan menunjukkan kasih sayang kepada mereka dapat membantu mereka merasa dihargai dan lebih mau memperlihatkan budi pekerti yang baik.
Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Pada Siswa

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Pada Siswa

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Pada Siswa


Untuk menumbuhkan jiwa wirausaha pada siswa, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh para guru atau pendidik. Pertama, para guru atau pendidik dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan ide-ide bisnis mereka melalui kegiatan-kegiatan seperti lomba bisnis atau kompetisi inovasi. Kegiatan ini dapat membantu siswa belajar bagaimana mengidentifikasi peluang bisnis, mengembangkan dan menerapkan ide-ide mereka, serta menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi dalam dunia bisnis.

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Pada Siswa


Kedua, para guru atau pendidik dapat memberikan pengajaran tentang prinsip-prinsip dasar wirausaha seperti kemampuan mengambil risiko, kemampuan mengelola keuangan, serta kemampuan memimpin dan bekerja dalam tim. Dengan mengetahui prinsip-prinsip dasar ini, siswa akan memiliki dasar yang kuat untuk mengembangkan jiwa wirausahanya.


Ketiga, para guru atau pendidik dapat memberikan contoh-contoh nyata dari para wirausaha yang sukses, baik dari dalam maupun dari luar sekolah. Dengan melihat contoh-contoh nyata ini, siswa akan dapat memahami bahwa wirausaha adalah sesuatu yang dapat diwujudkan, dan dapat menginspirasi siswa untuk mengembangkan jiwa wirausahanya sendiri.


Dengan melakukan hal-hal tersebut, diharapkan siswa akan semakin tertarik untuk mengembangkan jiwa wirausaha mereka dan memiliki kemampuan untuk memulai dan mengelola bisnis dengan sukses.


Bentuk Wirausaha yang dapat dilakukan oleh Siswa di Sekolah

Ada banyak bentuk wirausaha yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah, tergantung pada minat dan kemampuan mereka. Berikut adalah beberapa contoh bentuk wirausaha yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah:


  1. Membuka usaha makanan ringan atau minuman di sekolah, seperti menjual kue-kue, snack, atau jus buah.
  2. Membuka jasa pengetikan, fotokopi, atau percetakan kecil di sekolah.
  3. Membuka jasa penyewaan buku-buku pelajaran atau novel di sekolah.
  4. Membuka jasa pembuatan kartu nama, spanduk, atau banner untuk kegiatan sekolah.
  5. Membuka toko online yang menjual produk-produk hasil karya siswa, seperti karya seni, kerajinan tangan, atau produk-produk lainnya.
  6. Membuka jasa layanan komputer, seperti perbaikan komputer atau jasa instalasi software di sekolah.
  7. Membuka jasa desain grafis atau fotografi untuk kegiatan sekolah.

Kegiatan-kegiatan wirausaha tersebut dapat dilakukan secara individu atau secara kelompok. Sebagai guru atau orang tua, Anda dapat memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa untuk membantu mereka dalam mengembangkan bisnis wirausaha di sekolah.


Pentingnya Jiwa Wirausaha Pada Siswa

Jiwa wirausaha merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki oleh siswa, karena dapat membantu mereka menjadi lebih mandiri dan memiliki keterampilan yang bermanfaat dalam menghadapi dunia kerja di masa depan. Beberapa alasan mengapa jiwa wirausaha penting pada siswa adalah sebagai berikut:

  1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang berguna, seperti kemampuan berpikir kreatif dan inovatif, kemampuan mengambil keputusan, serta kemampuan mengelola keuangan.
  2. Membantu siswa mengembangkan sikap dan perilaku yang positif, seperti sikap tanggung jawab, sikap kerja keras, dan sikap inisiatif.
  3. Membantu siswa menjadi lebih mandiri dan meningkatkan rasa percaya diri mereka.
  4. Membuka peluang bagi siswa untuk memulai bisnis dan menjadi wirausaha di masa depan.
  5. Membantu siswa untuk memiliki sumber penghasilan sendiri sejak dini dan mengurangi ketergantungan pada orang lain.
Dengan memiliki jiwa wirausaha, diharapkan siswa akan memiliki kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk menjadi wirausaha sukses di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang memfokuskan pada kewirausahaan sejak dini.
Cara Menumbuhkan Karakter Kreatif

Cara Menumbuhkan Karakter Kreatif

Cara Menumbuhkan Karakter Kreatif 


Pentingnya Menumbuhkan Karakter Kreatif 


Menumbuhkan karakter kreatif sangat penting karena dapat membantu orang untuk mengembangkan potensinya dan menemukan solusi atas masalah-masalah yang dihadapinya. Karakter kreatif akan membantu orang untuk menjadi lebih inovatif dan kritis, sehingga dapat menghasilkan ide-ide baru dan berbeda dari yang lain.

Selain itu, menumbuhkan karakter kreatif juga dapat membantu orang untuk menjadi lebih fleksibel dan adaptif. Ini akan membantu orang untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya, dan menemukan solusi yang tepat.

Menumbuhkan karakter kreatif juga dapat membantu orang untuk menjadi lebih kompetitif dan sukses dalam dunia kerja. Ini akan membantu orang untuk membedakan dirinya dari yang lain, dan menjadi pribadi yang unggul dalam bidang yang dipilihnya.

Secara keseluruhan, menumbuhkan karakter kreatif akan membantu orang untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Ini akan membuat orang lebih dapat menjalani kehidupan dengan penuh kebahagiaan dan keberkahan.

Cara Menumbuhkan Karakter Kreatif


Cara Menumbuhkan Karakter Kreatif

Berikut adalah beberapa cara untuk menumbuhkan karakter kreatif:


  1. Mengembangkan minat dan bakat. Setiap orang memiliki minat dan bakat yang berbeda-beda. Untuk menumbuhkan karakter kreatif, orang harus mengenali minat dan bakatnya, lalu mengembangkannya secara terus menerus.
  2. Membuka diri terhadap hal-hal baru. Untuk menumbuhkan karakter kreatif, orang harus membuka diri terhadap hal-hal baru yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. Ini akan membantu orang untuk mengembangkan kemampuan kreatifnya.
  3. Belajar dari kesalahan. Setiap orang pasti pernah mengalami kesalahan. Namun, orang yang memiliki karakter kreatif tidak akan menyerah begitu saja. Ia akan terus belajar dari kesalahan yang dialaminya, dan memperbaikinya agar tidak terjadi lagi.
  4. Mencoba hal-hal baru. Mencoba hal-hal baru akan membantu orang untuk mengembangkan karakter kreatifnya. Orang harus berani mencoba hal-hal baru, meskipun terkadang hal tersebut dianggap sulit atau bahkan tidak mungkin.
  5. Berkolaborasi dengan orang lain. Berkolaborasi dengan orang lain dapat membantu orang untuk mengembangkan kemampuan kreatifnya. Orang dapat berkolaborasi dengan orang lain yang memiliki minat dan bakat yang sama, atau dengan orang yang memiliki minat dan bakat yang berbeda.

Strategi Menumbuhkan Karakter Kreatif

Untuk menumbuhkan karakter kreatif, ada beberapa strategi yang dapat Anda lakukan, di antaranya:

  1. Berikan ruang dan waktu untuk berkreasi. Anak-anak membutuhkan ruang dan waktu yang cukup untuk mengembangkan kreativitas mereka. Anda dapat memberikan mereka tugas-tugas yang menantang dan memungkinkan mereka untuk bereksplorasi dan berkreasi.
  2. Dorong anak-anak untuk mencoba hal-hal baru. Anak-anak sering mengalami rasa takut atau ragu-ragu untuk mencoba hal-hal baru. Dorong mereka untuk mencoba hal-hal baru, meskipun mungkin terasa sulit atau menantang.
  3. Ajarkan anak-anak untuk mengajukan pertanyaan. Anak-anak yang kreatif sering kali memiliki keinginan untuk terus bertanya dan mencari tahu hal-hal baru. Ajarkan mereka untuk selalu mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri.
  4. Dorong anak-anak untuk bekerja sama dengan teman-temannya. Bekerja sama dengan orang lain dapat membantu anak-anak untuk belajar dari satu sama lain dan mengembangkan ide-ide baru.
  5. Berikan dukungan dan pujian yang tepat. Anak-anak perlu merasa dihargai dan dukung dalam kreativitas mereka. Berikan dukungan dan pujian yang tepat ketika mereka mencoba hal-hal baru atau mengembangkan ide-ide kreatif.
Menumbuhkan Karakter Religius

Menumbuhkan Karakter Religius

Menumbuhkan Karakter Religius


Menumbuhkan karakter religius sangat penting karena dapat membantu seseorang menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab. Karakter religius dapat membantu seseorang menjadi lebih tanggap terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain, serta lebih menghargai dan menghormati hak asasi manusia. Selain itu, karakter religius juga dapat membantu seseorang dalam menghadapi tantangan dan cobaan dalam kehidupan sehari-hari, serta membantu mereka untuk lebih dekat dengan Tuhan.


Menumbuhkan karakter religius sangat penting karena dapat membentuk sikap dan perilaku yang positif pada diri seseorang. Karakter religius yang kuat akan membuat seseorang menjadi lebih disiplin, percaya diri, dan tangguh dalam menghadapi tantangan hidup.

Menumbuhkan Karakter Religius


Selain itu, menumbuhkan karakter religius juga dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap aturan-aturan agama, sehingga dapat menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ini akan membuat seseorang menjadi lebih bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap perbuatan-perbuatannya.


Menumbuhkan karakter religius juga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan seseorang kepada Tuhan. Ini akan membuat seseorang lebih dekat dengan Tuhan dan lebih mampu menghayati nilai-nilai agama dalam kehidupannya.


Untuk menumbuhkan karakter religius, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, di antaranya:

  1. Melakukan ibadah secara rutin dan taat.
  2. Membaca dan memahami ajaran agama dengan baik.
  3. Berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki karakter religius yang baik.
  4. Mencari sumber-sumber inspirasi dan motivasi dari agama.
  5. Mencoba untuk lebih bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agama.

Selain itu, penting juga untuk menjaga keseimbangan antara menumbuhkan karakter religius dengan mengembangkan diri secara holistik. Hal ini akan membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain.


Sedangkan, dalam keluarga menumbuhkan karakter religius dapat dilakukan melalui cara-cara berikut ini:

  1. Menanamkan nilai-nilai keagamaan sejak dini melalui pendidikan di rumah dan sekolah.
  2. Mengajak anak untuk selalu menjalankan shalat dan mengamalkan ajaran-ajaran agama.
  3. Memberikan contoh positif sebagai orang tua yang taat beribadah dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama.
  4. Mencari tempat belajar agama yang kredibel dan memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan.
  5. Menjaga komunikasi dengan anak agar dapat mendiskusikan masalah-masalah keagamaan dan mendapatkan nasihat dari orang dewasa yang lebih berpengalaman.
  6. Mengajak anak untuk membaca dan memahami kitab suci agama dengan cara yang sesuai usia dan kemampuan.
  7. Mengembangkan kegiatan-kegiatan keagamaan bersama keluarga, seperti shalat berjamaah, beribadah di masjid, dan mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
  8. Menanamkan sikap empati dan toleransi terhadap orang lain yang berbeda agama atau keyakinan.
  9. Mengajak anak untuk bersedekah dan melakukan aksi sosial keagamaan untuk membantu sesama yang membutuhkan.
  10. Memberikan dukungan dan kasih sayang kepada anak agar merasa nyaman dan percaya diri dalam mengembangkan keimanannya.
Secara keseluruhan, menumbuhkan karakter religius akan membantu seseorang menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Ini akan membuat seseorang lebih dapat menjalani kehidupan dengan penuh kebahagiaan dan keberkahan.

Kristalisasi Pendidikan Karakter untuk Menumbuhkan Sikap

Kristalisasi Pendidikan Karakter untuk Menumbuhkan Sikap

Pendidikan Karakter

Kristalisasi Pendidikan Karakter untuk Menumbuhkan Sikap

Pendidikan karakter adalah proses yang berorientasi pada tindakan untuk mengembangkan kualitas pribadi yang bermanfaat tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi masyarakat luas. Kualitas-kualitas tersebut meliputi kejujuran, integritas, kesopanan dan lain-lain. Pentingnya pendidikan karakter dapat diukur dari fakta bahwa pendidikan karakter memainkan peran yang signifikan dalam membentuk sikap dan nilai anak-anak pada tahap yang mudah dipengaruhi.


Pendidikan karakter bertujuan untuk menanamkan sifat-sifat positif pada siswa sehingga menjadikan mereka seseorang yang layak yang akan berkontribusi dalam membangun dunia yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dan sesama makhluk hidup.


Pendidikan karakter bukan hanya tentang pembelajaran akademik. Pendidikan karakter mencakup prinsip-prinsip, nilai-nilai, etika dan keterampilan hidup. Pendidikan karakter mengajarkan anak-anak untuk membuat keputusan yang baik dengan membantu mereka memahami mana yang benar dan mana yang salah. Pendidikan karakter juga mengajarkan mereka untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka dan konsekuensi dari tindakan tersebut. Pendidikan karakter mengajarkan anak-anak untuk bersikap baik dengan membantu mereka menjadi individu yang peduli dan menghargai perasaan orang lain. Pendidikan karakter mengajarkan anak-anak untuk bersikap hormat dengan mendorong mereka untuk menunjukkan kesopanan terhadap orang lain setiap saat. Pendidikan karakter mendorong kejujuran dengan mengajarkan kejujuran dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan sehingga para siswa tidak akan berbohong atau menipu untuk mendapatkan keuntungan materi atau pribadi.


Pendidikan karakter penting karena memberikan kerangka kerja kepada siswa untuk membuat keputusan yang baik sepanjang hidup mereka. Pendidikan karakter membantu siswa membuat keputusan yang baik sepanjang hidup merekPendidikan harus lebih dari sekadar akademis, dan pendidikan karakter menyediakan kerangka kerja non-akademis yang membantu mempersiapkan siswa untuk dunia nyata.


Pendidikan karakter penting karena memberikan kerangka kerja kepada siswa untuk membuat keputusan yang baik sepanjang hidup mereka. Pendidikan karakter membantu siswa membuat keputusan yang baik sepanjang hidup mereka. Pendidikan harus lebih dari sekadar akademis, dan pendidikan karakter menyediakan kerangka kerja non-akademis yang membantu mempersiapkan siswa untuk dunia nyata.


Pendidikan karakter dapat didefinisikan secara luas sebagai upaya untuk mengajar anak-anak dengan cara-cara yang akan membantu mereka berkembang secara beragam sebagai makhluk yang bermoral, berwarganegara, baik, sopan santun, berperilaku baik (dll.). Pendidikan karakter adalah istilah umum yang digunakan secara longgar untuk menggambarkan pengajaran anak-anak tentang nilai-nilai dan moral melalui cerita pribadi atau konten naratif. Program pendidikan karakter kemungkinan akan mencakup semacam sistem untuk mengukur atau melacak kemajuan siswa dalam mencapai tujuan tertentu.


Pendidikan karakter juga dapat melibatkan pengajaran kepada siswa bagaimana berperilaku dalam masyarakat dengan menekankan standar perilaku sosial daripada prestasi akademik sebagai tujuan utama sekolah. Banyak sekolah telah mengadopsi pendekatan ini sebagai cara untuk mengurangi penindasan dengan mempromosikan empati di antara siswa mereka. Salah satu penggunaan yang paling umum mengacu pada pendekatan yang menganjurkan pengajaran karakter 'baik' melalui pemodelan peran oleh guru dan penguatan positif.


Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara:

  1. Guru memiliki ekspektasi yang tinggi untuk semua siswa termasuk dirinya sendiri.
  2. Guru mencontohkan sendiri perilaku yang baik, dan memperkuatnya dengan pujian dan penghargaan (seperti hak istimewa).
  3. Guru memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk membantu orang lain, seperti memastikan setiap orang mendapat kesempatan untuk pergi pertama atau terakhir selama kegiatan, dll.


Pendidikan karakter merupakan bagian penting dari kurikulum sekolah mana pun. Ketika anak-anak diajarkan nilai-nilai yang benar di usia muda, mereka akan mampu membuat keputusan yang baik sepanjang hidup dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab yang berkontribusi positif bagi masyarakat. Sekolah yang menawarkan program semacam ini akan membantu siswa mengembangkan kualitas pribadi yang lebih baik daripada sekolah yang tidak memiliki instruksi semacam itu di kelas mereka.


Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila


Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024:

 

Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif, seperti ditunjukkan oleh gambar berikut:

 

BERIMAN, BERTAQWA KEPADA TUHAN YME, DAN BERAKHLAK MULIA

Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan YME. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Elemen Kunci:

  • Akhlak beragama
  • Akhlak pribadi
  • Akhlak kepada manusia
  • Akhlak kepada alam
  • Akhlak bernegara

 

BERKEBHINEKAAN GLOBAL

Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnyam dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.

  • Elemen kunci:
  • Mengenal dan menghargai budaya
  • Kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama
  • Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan

 

GOTONG ROYONG

Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah, dan ringan.

Elemen kunci:

  • Kolaborasi
  • Kepedulian
  • Berbagi

 

MANDIRI

Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.

Elemen kunci:

  • Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi
  • Regulasi diri

 

BERNALAR KRITIS

Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.

Elemen kunci:

  • Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
  • Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
  • Merefleksi pemikiran dan proses berpikir
  • Mengambil keputusan

 

KREATIF

Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinil, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.

Elemen kunci:

  • Menghasilkan gagasan yang orisinal
  • Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal 

Penerapan Profil Pelajar Pancasila di Lingkungan Sekolah

Penerapan Profil Pelajar Pancasila di Lingkungan Sekolah

 

Profil Pelajar Pancasila

Penerapan Profil Pelajar Pancasila di Lingkungan Sekolah

Profil Pelajar Pancasila dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap pelajar melalui: budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler.

 

1. Budaya sekolah

Sebagai bagian dari budaya sekolah, 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila diintegrasikan ke dalam iklim sekolah, kebijakan, pola interaksi dan komunikasi, serta norma yang berlaku di sekolah.

 

2. Pembelajaran intrakurikuler

Sebagai bagian dari pembelajaran intrakurikuler, 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila diintegrasikan dalam Capaian Pembelajaran, tujuan pembelajaran, atau materi/topik pembelajaran.

 

3. Pembelajaran kokurikuler (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)

Sebagai bagian dari pembelajaran kokurikuler, 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila diintegrasikan dalam kegiatan projek yang diberikan.

 

4. Pembelajaran ekstrakurikuler

Sebagai bagian dari pembelajaran ekstrakurikuler, 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila diintegrasikan dalam kegiatan pengembangan minat dan bakat.

 

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Latar Belakang Profil Pelajar Pancasila

  • Pelajaran berbasis projek belum menjadi kebiasaan di sekolah-sekolah di Indonesia, sehingga perlu dukungan kebijakan pusat
  • Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah terjemahan dari pengurangan beban belajar di kelas (intrakurikuler)
  • Alokasi waktu untuk satu mata pelajaran terbagi menjadi dua, intrakurikuler dan kokurikuler (projek penguatan Profil Pelajar Pancasila) agar beban ajar guru tidak berkurang. Jadi, Projek Profil Pelajar Pancasila adalah unit pembelajaran terintegrasi, bukan tematik.

Persiapan penerapan Profil Pelajar Pancasila

Guru

  • Mengatur pengelolaan jam pelajaran dan kolaborasi
  • Mengatur alokasi jam mengajar agar tetap sama
  • Menyiapkan sistem dari perencanaan hingga penilaian
  • Menyiapkan sistem pendokumentasian projek untuk dapat digunakan sebagai portofolio
  • Berkolaborasi dengan narasumber pengaya projek: masyarakat, komunitas, universitas, dan praktisi

Kemendikbud

  • Menentukan tema untuk setiap projek yang diimplementasi setiap satuan pendidikan

 

Pemerintah Daerah dan Satuan Pendidikan

  • Merancang muatan lokal berupa projek berdasarkan tema yang ditetapkan
  • Mengembangkan menjadi topik yang lebih spesifik dan kontekstual di satuan pendidikan

Definisi Profil Pelajar Pancasila

Definisi Profil Pelajar Pancasila



Definisi Profil Pelajar Pancasila - Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila.


Kegunaan Profil Pelajar Pancasila

  1. Menerjemahkan tujuan dan visi pendidikan ke dalam format yang lebih mudah dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan pendidikan
  2. Menjadi kompas bagi pendidik dan pelajar Indonesia
  3. Tujuan akhir segala pembelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan


Dimensi dan Elemen Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila memiliki 6 dimensi dan beberapa elemen di dalamnya.


Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia

Pelajar Pancasila mengimani dan mengamalkan nilai dan ajaran agama/kepercayaannya. Hal ini diwujudkan dalam akhlak yang baik pada diri sendiri, sesama manusia, alam, dan negara Indonesia (nasionalisme).


Berkebinekaan global

Pelajar Pancasila mengenal dan mencintai budaya dan negaranya (nasionalisme), menghargai budaya lain, serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi antar budaya. Mereka juga melakukan refleksi terhadap pengalaman kebinekaannya, sehingga dapat menyelaraskan perbedaan budaya untuk mewujudkan masyarakat inklusif, adil, dan berkelanjutan.


Mandiri

Pelajar Pancasila memiliki pemahaman terhadap diri dan situasi yang dihadapi, serta regulasi diri untuk mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas hidupnya.


Bergotong royong

Pelajar Pancasila melakukan kolaborasi yang dibangun atas dasar kemanusiaan dan kepedulian kepada bangsa dan negara, sehingga dapat berbagi kepada sesama.


Bernalar kritis

Pelajar Pancasila yang bernalar kritis menganalisa dan mengevaluasi semua informasi maupun gagasan yang diperoleh dengan baik. Mereka juga mampu mengevaluasi dan merefleksi penalaran dan pemikirannya sendiri.


Kreatif

Pelajar Pancasila yang kreatif adalah pelajar yang bisa menghasilkan gagasan, karya, dan tindakan yang orisinal. Mereka juga memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan.


18 Nilai Pendidikan Karakter Bangsa

18 Nilai Pendidikan Karakter Bangsa

Pelita Pendidikan - Education/Tanoto Foundation

18 Nilai Pendidikan Karakter Bangsa – Globalisasi memang sudah tidak dapat ditolak kehadirannya. Globalisasi yang telah merambah kepada semua aspek kehidupan, baik ekonomi, politik, maupun budaya. Hal ini menandakan bahwa orang yang hidup di era ini mau tidak mau harus mampu berkompetisi dalam segala bidang apabila tidak mau tertinggal jauh.

Tentu saja, semacam ini merupakan bagian dari tugas dunia pendidikan untuk menyiapkan bagaimana menciptakan SDM yang memiliki kemampuan atau berkompetensi dengan karakter yang unggul dan bermartabat. Jika tujuan pendidikan adalah memiliki arti “suatu daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, dan jasmani agar selaras dengan alam dan mayarakat”, sebagaimana diutarakan oleh Ki Hadjar Dewantara, berarti pada era ini bagaimana dunia pendidikan mampu menyiapkan SDM yang dapat mengikuti “arus globalisasi” dalam arti yang positif.

Demikian pula, karena globalisasi mengandung pula hal-hal yang negatif, maka lembaga pendidikan di samping juga masyarakat dan keluarga harus mampu membentengi generasi penerus terutama dari pengaruh budaya yang tidak sesuai dengan norma (agama) sebagai tolak ukur kepribadian atau budi pekerti.

Oleh sebab, itu nilai-nilai karakter bangsa harus dikembangkan secara komprehensif dalam setiap aspek kehidupan manusia. Setidaknya, ada 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dibuat oleh Diknas. Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses pendidikannya.
18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Diknas adalah:

1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Sumber: Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, oleh Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010

***

Apakah inisiatif pendidikan karakter di sekolah ini akan berhasil atau hanya sekedar menjadi dokumen formalitas belaka, mari kita lihat. Salah satu indikator sederhana yang bisa kita lihat bersama adalah tentang karakter siswa-siswi sekolah saat berada di lingkungan masyarakat.