Tampilkan postingan dengan label Kurikulum Merdeka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kurikulum Merdeka. Tampilkan semua postingan
Prota (Program Tahunan) Pendidikan Pancasila Fase E Free Download

Prota (Program Tahunan) Pendidikan Pancasila Fase E Free Download

Prota (Program Tahunan) Pendidikan Pancasila Fase E Free Download


Program Tahunan Pendidikan Pancasila Fase E dilaksanakan sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum baru yang diterapkan pemerintah untuk pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini menekankan pada pendidikan karakter dan pembentukan generasi yang berkualitas dan memiliki jiwa nasionalisme yang kuat.

Prota (Program Tahunan) Pendidikan Pancasila Fase E



PROTA (Program Tahunan) Pendidikan Pancasila adalah sebuah rencana aksi tahunan yang dibuat untuk setiap Pendidikan Pancasila yang diajarkan di sekolah. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap tahun ada rencana yang jelas dan terstruktur untuk mencapai tujuan dan sasaran Pendidikan Pancasila tertentu. PROTA Pendidikan Pancasila membantu guru dalam memastikan bahwa aktivitas dan program yang diajarkan sesuai dengan rencana dan bahwa sumber daya yang tersedia digunakan dengan efisien dan efektif.

PROTA Pendidikan Pancasila dikembangkan oleh guru dengan melibatkan berbagai pihak, seperti staf, orangtua, dan siswa. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua kepentingan terakomodasi dalam pembuatan PROTA. Setelah PROTA diterima dan disetujui, guru dapat memulai pelaksanaannya dan melakukan evaluasi tahunan untuk mengevaluasi keberhasilannya dan menentukan tindakan perbaikan jika diperlukan.

PROTA Pendidikan Pancasila juga berguna untuk memastikan bahwa guru memiliki visi jangka panjang untuk Pendidikan Pancasila tertentu dan melakukan tindakan yang tepat untuk mencapainya. Ini juga membantu memastikan bahwa siswa memiliki pemahaman yang jelas tentang materi yang diajarkan dan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Kesuksesan PROTA Pendidikan Pancasila sangat tergantung pada pelaksanaannya yang disiplin dan konsisten. Oleh karena itu, guru harus memastikan bahwa semua pihak yang terlibat memahami PROTA dan memiliki komitmen untuk melaksanakannya. Ini juga memerlukan monitoring dan evaluasi terus-menerus untuk memastikan bahwa PROTA berjalan sesuai dengan rencana dan bahwa tujuan dan sasaran tercapai.

PROTA Pendidikan Pancasila adalah alat yang berguna untuk memastikan bahwa guru memiliki rencana jangka panjang yang efektif untuk Pendidikan Pancasila tertentu. Dengan melaksanakan PROTA Pendidikan Pancasila secara disiplin dan konsisten, guru dapat memastikan bahwa tujuannya tercapai dan bahwa sumber daya yang tersedia digunakan secara efisien dan efektif untuk menjamin keberhasilan siswa.


Download Prota (Program Tahunan) Pendidikan Pancasila Fase E

Berikut merupakan link download Prota (Program Tahunan) Pendidikan Pancasila Fase E, semoga bermanfaat.

Dalam kesimpulan, Program Tahunan (PROTA) Pendidikan Pancasila Fase E adalah alat penting untuk memastikan bahwa Pendidikan Pancasila diajarkan dengan efektif dan efisien di sekolah. PROTA membantu guru menyusun rencana aksi jangka panjang untuk mata pelajaran tersebut dan memastikan bahwa semua sumber daya yang tersedia digunakan dengan baik.

Dengan PROTA yang tersedia secara bebas untuk diunduh, guru dan sekolah dapat memanfaatkan alat ini untuk memastikan bahwa Pendidikan Pancasila diajarkan dengan baik dan bahwa siswa memiliki pemahaman yang jelas tentang mata pelajaran tersebut. Ini juga membantu memastikan bahwa siswa memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang terdidik dan memahami nilai-nilai dasar Pancasila.

PROTA Pendidikan Pancasila Fase E adalah alat yang berguna bagi guru dan sekolah untuk memastikan bahwa Pendidikan Pancasila diajarkan dengan baik dan bahwa siswa memiliki pemahaman yang jelas tentang mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memanfaatkan PROTA ini dan memastikan bahwa Pendidikan Pancasila diajarkan dengan baik di sekolah.
Promes Program Semester Genap Pendidikan Pancasila SMA/SMK Fase E

Promes Program Semester Genap Pendidikan Pancasila SMA/SMK Fase E

Promes Program Semester Genap Pendidikan Pancasila SMA/SMK Fase E


Pendidikan Pancasila merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diterima oleh siswa SMA/SMK di seluruh Indonesia. Dalam upayanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan Pancasila, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan program semester genap Pendidikan Pancasila SMA/SMK fase E.

Promes Pendidikan Pancasila SMA/SMK Fase E



Program ini diterapkan pada semester genap dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Pancasila. Salah satu caranya adalah dengan memberikan materi yang lebih komprehensif dan menyeluruh, sehingga siswa dapat memahami secara utuh dan mendalam tentang Pancasila. Selain itu, program ini juga memfokuskan pada pengembangan sikap dan perilaku siswa sebagai warga negara yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Program semester genap Pendidikan Pancasila SMA/SMK fase E mengacu pada kurikulum 2013 dan menggunakan pendekatan saintifik. Dalam pembelajarannya, siswa akan diajak untuk melakukan diskusi dan mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi secara efektif.

Pembelajaran Pendidikan Pancasila juga dilengkapi dengan berbagai aktivitas ekstrakurikuler, seperti kegiatan kokar-kokar, lomba esai, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dan membantu meningkatkan kualitas pemahaman siswa tentang Pancasila.

Untuk memastikan bahwa program ini diterapkan dengan baik, sekolah-sekolah dapat memanfaatkan bimbingan dan evaluasi dari guru Pendidikan Pancasila. Guru juga dapat mengadakan kegiatan observasi dan sosialisasi untuk memastikan bahwa program ini diterapkan secara efektif dan sesuai dengan tujuannya.

Dalam upaya untuk memastikan bahwa program semester genap Pendidikan Pancasila SMA/SMK fase E diterapkan secara efektif, diperlukan keterlibatan aktif dari semua pihak, termasuk siswa, guru, orang tua, dan masyarakat.

Program semester genap Pendidikan Pancasila SMA/SMK fase E merupakan program yang sangat penting bagi peningkatan kualitas pendidikan Pancasila di sekolah. Melalui program ini, siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif dan mendalam tentang Pancasila, serta dapat mengembangkan sikap dan perilaku sebagai warga negara yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk menjamin keberhasilan program ini, perlu adanya keterlibatan aktif dari semua pihak, termasuk siswa, guru, orang tua, dan masyarakat. Dengan kerja sama yang baik antara semua pihak, program semester genap Pendidikan Pancasila SMA/SMK fase E akan dapat menjadi program yang sukses dan memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas pendidikan Pancasila di sekolah.

Oleh karena itu, marilah kita dukung dan terlibat aktif dalam program ini untuk memastikan bahwa generasi muda kita memperoleh pendidikan Pancasila yang berkualitas dan membekali mereka dengan nilai-nilai yang baik untuk menjadi warga negara yang berkontribusi bagi pembangunan bangsa.

Download Promes Program Semester Genap Pendidikan Pancasila SMA/SMK Fase E

Silahkan download melalui link dibawah ini Promes Program Semester Genap Pendidikan Pancasila SMA/SMK Fase E


Alur Tujuan Pembelajaran Kelas X Semester 2 Pendidikan Pancasila Fase E

Alur Tujuan Pembelajaran Kelas X Semester 2 Pendidikan Pancasila Fase E

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA TAHUN PELAJARAN 2022/2023 SEMESTER 2 FASE E

Alur Tujuan Pembelajaran Kelas X Semester 2 Pendidikan Pancasila Fase E


CAPAIAN PEMBELAJARAN FASE E


Pada fase ini, peserta didik mampu:
Menganalisis cara pandang para pendiri negara tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara; menganalisis fungsi dan  kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, dan identitas nasional; mengenali dan menggunakan produk dalam negeri sekaligus mempromosikan budaya lokal dan nasional; menganalisis hak dan kewajiban warga negara yang diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; peserta didik mendemonstrasikan praktik kemerdekaan berpendapat warga negara dalam era keterbukaan informasi sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan perumusan solusi secara kreatif, kritis, dan inovatif untuk memecahkan kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban. Peserta didik mampu menginisiasi kegiatan bersama atau gotong royong dalam praktik hidup sehari-hari untuk membangun  masyarakat sekitar dan masyarakat Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila; memberi contoh dan memiliki kesadaran akan hak  dan kewajibannya sebagai warga sekolah, warga masyarakat dan  warga negara; dan memahami peran dan kedudukannya sebagai warga negara Indonesia.

Dengan alur tujuan pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat memahami dan menghayati Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi bangsa, serta menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib bagi siswa sekolah menengah atas memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai dalam pembelajarannya. Dalam setiap proses pembelajaran, guru harus memahami dan mengimplementasikan alur tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Berikut adalah alur tujuan pembelajaran Pendidikan Pancasila kelas X semester 2 Fase E tahun ajaran 2022/2023, silahkan download disini.

Dengan demikian, Alur Tujuan Pembelajaran Kelas X Semester 2 Pendidikan Pancasila Fase E sangat penting dalam memastikan bahwa pelajar memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Melalui pembelajaran yang efektif dan terarah, diharapkan generasi muda Indonesia dapat menjadi pribadi yang memiliki karakter dan identitas yang kuat sebagai bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pembelajaran Pendidikan Pancasila harus menjadi prioritas bagi setiap sekolah dan lembaga pendidikan lainnya untuk memastikan bahwa generasi muda kita memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Negara.

Kita harus terus berupaya meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Pancasila agar generasi muda memiliki kesadaran dan komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai Pancasila. Dengan begitu, kita dapat memastikan bahwa Pancasila akan terus hidup dan dipahami oleh generasi muda sebagai dasar Negara yang kuat dan stabil.

Akhir kata, marilah kita bersama-sama memajukan Pendidikan Pancasila sebagai salah satu upaya membentuk generasi muda yang berkarakter dan memiliki identitas nasional yang kuat. Silahkan bisa download Alur Tujuan Pembelajaran Kelas X Semester 2 Pendidikan Pancasila Fase E melalui tombol download diatas.
Modul Ajar Fase F Pendidikan Pancasila Materi Pancasila

Modul Ajar Fase F Pendidikan Pancasila Materi Pancasila

Modul Ajar Fase F Pendidikan Pancasila Materi Pancasila


Pendidikan Pancasila adalah sebuah program pendidikan nasional yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai dasar Pancasila dalam diri setiap warga negara Indonesia. Dalam program ini, terdapat beberapa fase yang harus dilalui oleh peserta didik, salah satunya adalah fase F yang membahas materi Pancasila.

Modul Ajar Fase F Pendidikan Pancasila Materi Pancasila



Fase F Pendidikan Pancasila merupakan fase terakhir dalam program tersebut dan menjadi fokus utama dalam memahami dan memahami nilai-nilai Pancasila. Dalam fase ini, peserta didik akan diajarkan tentang Pancasila sebagai dasar negara dan filosofi hidup bangsa Indonesia.

Modul ajar Fase F Pendidikan Pancasila Materi Pancasila merupakan alat bantu pembelajaran yang sangat berguna bagi peserta didik dalam memahami dan memahami Pancasila secara mendalam. Modul ini mengandung materi-materi penting tentang Pancasila, seperti sejarah lahirnya Pancasila, nilai-nilai dasar Pancasila, dan bagaimana Pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Modul ini disusun dengan bahasa yang mudah dipahami dan disertai dengan gambar dan ilustrasi yang menarik sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami materi. Modul ini juga menyediakan latihan-latihan interaktif dan tugas-tugas yang membantu peserta didik dalam memahami materi dengan baik.

Dengan memahami dan memahami Pancasila secara mendalam, diharapkan peserta didik dapat memahami pentingnya nilai-nilai dasar Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan membentuk warga negara Indonesia yang berakhlak mulia dan memiliki nilai-nilai dasar yang kuat.

Kesimpulannya, Modul Ajar Fase F Pendidikan Pancasila Materi Pancasila merupakan alat bantu pembelajaran yang sangat berguna bagi peserta didik dalam memahami dan memahami Pancasila. Dengan memahami Pancasila secara mendalam, diharapkan peserta didik dapat memahami pentingnya nilai-nilai dasar Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk memperoleh modul ajar Fase F Pendidikan Pancasila Materi Pancasila, berikut adalah link downloadnya. 
Silahkan dapat menjadi referensi dan dapat disesuaikan sendiri dengan kebutuhan masing-masing sekolah. Link diatas hanya contoh dan dapat dikembangkan lebih lanjut secara mandiri.

Dalam penutup artikel ini, dapat disimpulkan bahwa Modul Ajar Fase F Pendidikan Pancasila Materi Pancasila merupakan salah satu alat bantu pembelajaran yang sangat penting bagi peserta didik untuk memahami dan memahami Pancasila secara mendalam. Modul ini dapat diperoleh melalui lembaga pendidikan atau melalui internet dengan mencari melalui mesin pencari.

Dengan memiliki Modul Ajar Fase F Pendidikan Pancasila Materi Pancasila, peserta didik dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Ini akan membantu mereka dalam memahami bagaimana Pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Oleh karena itu, sangat penting bagi peserta didik untuk memperoleh dan mempelajari Modul Ajar Fase F Pendidikan Pancasila Materi Pancasila agar dapat memahami Pancasila secara menyeluruh dan memiliki sikap dan perilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
 Contoh Penerapan Belajar Merdeka yang diterapkan dalam Pendidikan Sekolah

Contoh Penerapan Belajar Merdeka yang diterapkan dalam Pendidikan Sekolah

Contoh Penerapan Belajar Merdeka yang diterapkan dalam Pendidikan Sekolah


Belajar merdeka adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa diberi kebebasan untuk mengikuti minat dan kemampuan mereka sendiri, serta diberi tanggung jawab untuk mengelola proses belajar mereka sendiri. Berikut adalah beberapa contoh cara belajar merdeka dapat diterapkan dalam pendidikan sekolah:

  1. Menyediakan banyak sumber belajar yang tersedia bagi siswa, seperti buku teks, video, dan game edukasi, sehingga siswa dapat memilih sumber belajar yang paling sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.
  2. Memberikan siswa kebebasan untuk memilih topik yang ingin dipelajari selama jam belajar. Ini bisa dilakukan dengan memberikan siswa pilihan topik atau meminta mereka mengajukan ide topik sendiri.
  3. Mengizinkan siswa untuk menentukan cara mereka sendiri untuk menyelesaikan tugas atau proyek belajar. Ini bisa berupa penyelesaian tugas secara individu atau kelompok.
  4. Memberikan siswa tanggung jawab untuk mengelola waktu belajar mereka sendiri dan menetapkan tujuan belajar yang ingin dicapai.
  5. Menyediakan bimbingan dan dukungan dari guru atau pembimbing belajar untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar mereka.
  6. Mengajarkan siswa cara menemukan dan menggunakan sumber belajar yang tepat untuk membantu mereka mencapai tujuan belajar mereka.
  7. Menyediakan ruang belajar yang nyaman dan kondusif bagi siswa untuk mengelola proses belajar mereka sendiri.
  8. Menghargai partisipasi dan kontribusi siswa dalam proses belajar dan memberikan umpan balik yang membangun.

 Contoh Penerapan Belajar Merdeka yang diterapkan dalam Pendidikan Sekolah


Penerapan belajar merdeka dalam pendidikan sekolah memiliki beberapa keuntungan yang dapat membantu siswa dalam proses belajar. Beberapa keuntungan tersebut diantaranya adalah:


  1. Meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar. Dengan memberikan siswa kebebasan untuk memilih topik dan cara belajar yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka, maka akan membantu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
  2. Meningkatkan kreativitas dan inovasi siswa. Dengan diberikan kebebasan untuk mengelola proses belajar mereka sendiri, siswa dapat mengembangkan kreativitas dan inovasi mereka untuk menyelesaikan tugas atau proyek belajar.
  3. Meningkatkan kemandirian siswa. Dengan memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk mengelola waktu belajar mereka sendiri dan menetapkan tujuan belajar yang ingin dicapai, maka akan membantu meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar.
  4. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan dan menggunakan sumber belajar yang tepat. Dengan diajarkan cara menemukan dan menggunakan sumber belajar yang tepat, maka akan membantu siswa untuk lebih efektif dalam mencapai tujuan belajar mereka.
  5. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain. Dengan diberikan kebebasan untuk bekerja secara individu atau kelompok, maka akan membantu siswa untuk lebih efektif dalam berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.
  6. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelola waktu dan menyelesaikan tugas tepat waktu. Dengan diberikan tanggung jawab untuk mengelola waktu belajar mereka sendiri, siswa akan belajar untuk mengelola waktu dengan lebih baik dan menyelesaikan tugas tepat waktu.
  7. Meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar secara mandiri. Dengan diberikan kebebasan untuk mengelola proses belajar mereka sendiri, siswa akan belajar untuk belajar secara mandiri dan menemukan cara belajar yang efektif bagi mereka.
  8. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengambil keputusan. Dengan diberikan kebebasan untuk memilih topik dan cara belajar yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka, siswa akan belajar untuk mengambil keputusan dengan baik dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut.
  9. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan dan mengeksplorasi minat mereka. Dengan diberikan kebebasan untuk memilih topik yang ingin dipelajari, siswa akan lebih mudah menemukan dan mengeksplorasi minat mereka, sehingga dapat membantu meningkatkan motivasi belajar mereka.
  10. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. Dengan diberikan kebebasan untuk mengelola proses belajar mereka sendiri, siswa akan belajar untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara yang kreatif dan inovatif.
  11. Itulah beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan belajar merdeka dalam pendidikan sekolah. Semoga informasi ini dapat membantu.


Cara Penyusunan Kalender Pendidikan

Cara Penyusunan Kalender Pendidikan

Cara Penyusunan Kalender Pendidikan

Kalender Pendidikan


Kalender pendidikan adalah jadwal atau rencana kegiatan yang terdiri dari jadwal pelajaran, libur sekolah, dan kegiatan lainnya yang terdapat di sebuah sekolah atau lembaga pendidikan. Penyusunan kalender pendidikan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:

  • Kebutuhan akademik: Jadwal pelajaran harus disusun sesuai dengan kebutuhan akademik, seperti jumlah jam pelajaran per minggu, jumlah mata pelajaran yang akan diajarkan, dan lain-lain.
  • Kebutuhan non-akademik: Selain kegiatan akademik, kalender pendidikan juga harus memperhitungkan kegiatan non-akademik, seperti kegiatan ekstrakurikuler, lomba, dan lain-lain.
  • Hari libur: Hari libur seperti hari raya, hari besar nasional, dan lain-lain harus dijadikan hari libur sekolah.
  • Kebutuhan tenaga kependidikan: Kalender pendidikan juga harus memperhitungkan kebutuhan tenaga kependidikan, seperti jadwal cuti guru, jadwal seminar, dan lain-lain.
  • Kebutuhan sarana dan prasarana: Penyusunan kalender pendidikan harus memperhitungkan kebutuhan sarana dan prasarana, seperti jadwal perawatan gedung sekolah, jadwal pemeliharaan alat-alat pendidikan, dan lain-lain.
  • Kebutuhan siswa: Kalender pendidikan harus memperhitungkan kebutuhan siswa, seperti jadwal ujian, jadwal kegiatan ekstrakurikuler, dan lain-lain.
Penyusunan kalender pendidikan harus memperhatikan beberapa hal yang telah disebutkan di atas agar sekolah atau lembaga pendidikan dapat berjalan dengan lancar dan efektif. Selain itu, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kalender pendidikan, yaitu:

  • Koordinasi dengan pihak luar: Sekolah atau lembaga pendidikan harus terus koordinasi dengan pihak luar, seperti dinas pendidikan, pemerintah, dan lain-lain, untuk memastikan bahwa kalender pendidikan yang disusun sesuai dengan standar yang ditetapkan.
  • Konsultasi dengan stakeholder: Penyusunan kalender pendidikan harus dilakukan dengan melibatkan stakeholder, seperti guru, siswa, orangtua, dan lain-lain, agar tercipta kalender pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan semua pihak.
  • Pemantauan dan evaluasi: Setelah kalender pendidikan disusun, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaannya. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kalender pendidikan tersebut dapat dilaksanakan dengan lancar dan sesuai dengan rencana.
  • Revisi kalender pendidikan: Jika terdapat kendala atau masalah dalam pelaksanaan kalender pendidikan, maka perlu dilakukan revisi terhadap kalender tersebut agar sesuai dengan kebutuhan dan harapan semua pihak.
Selain beberapa hal yang telah disebutkan di atas, ada beberapa tips yang dapat membantu dalam penyusunan kalender pendidikan yaitu:

  • Buatlah jadwal yang jelas dan terorganisir: Pastikan bahwa jadwal pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan lainnya disusun secara terstruktur dan terorganisir agar mudah dipahami oleh semua pihak.
  • Pastikan ada fleksibilitas: Jadwal yang terlalu ketat biasanya akan membuat siswa merasa tertekan dan tidak nyaman. Pastikan ada waktu istirahat yang cukup dan jadwal yang fleksibel agar siswa dapat memiliki waktu yang cukup untuk belajar dan beristirahat.
  • Koordinasi dengan pihak luar: Selain koordinasi dengan dinas pendidikan, pastikan juga terjadi koordinasi dengan pihak luar lainnya, seperti pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan lain-lain. Hal ini akan membantu dalam penyusunan kalender pendidikan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
  • Konsultasikan dengan stakeholder: Jangan lupa melibatkan stakeholder dalam proses penyusunan kalender pendidikan agar tercipta kalender yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan semua pihak.
  • Buatlah jadwal yang bisa diakses oleh semua pihak: Pastikan bahwa jadwal yang disusun dapat diakses oleh semua pihak, seperti guru, siswa, orangtua, dan lain-lain, agar mudah dipahami dan diketahui oleh semua orang.
Refleksi Pembelajaran dan Asesmen di Kurikulum Merdeka

Refleksi Pembelajaran dan Asesmen di Kurikulum Merdeka

Refleksi Pembelajaran dan Asesmen di Kurikulum Merdeka 

"Refleksi pembelajaran" dan "asesmen" adalah dua konsep yang berhubungan dengan proses belajar mengajar di sekolah. Refleksi pembelajaran adalah proses mengevaluasi keberhasilan dan kegagalan dalam pembelajaran, serta mempertimbangkan bagaimana cara meningkatkan kualitas pembelajaran di masa mendatang. Asesmen, pada dasarnya, adalah proses menentukan sejauh mana seseorang telah memahami dan menguasai materi yang diajarkan.

Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran dan asesmen merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Keduanya saling berkaitan dan bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana siswa telah mencapai kompetensi yang diharapkan.

Pembelajaran di Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada pengembangan kompetensi siswa, bukan hanya pada pencapaian hasil belajar. Pembelajaran dilakukan secara aktif dan partisipatif, dengan menggunakan berbagai metode dan teknik yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Asesmen di Kurikulum Merdeka dilakukan secara kontinu dan berkelanjutan. Asesmen tidak hanya dilakukan pada akhir periode belajar, tetapi juga selama proses belajar berlangsung. Asesmen dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana siswa telah mencapai kompetensi yang diharapkan.

Refleksi saya tentang pembelajaran dan asesmen di Kurikulum Merdeka adalah bahwa keduanya memberikan kesempatan yang sama bagi siswa untuk mengembangkan kompetensinya secara optimal. Pembelajaran yang aktif dan partisipatif membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar, sementara asesmen yang kontinu dan berkelanjutan membantu siswa untuk memperbaiki kinerjanya dan mencapai kompetensi yang diharapkan.

Pembelajaran dan asesmen di Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran yang bersifat inkuiri dan kolaboratif. Guru diharapkan untuk memberikan ruang yang cukup bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Asesmen juga lebih difokuskan pada proses belajar siswa daripada hasil akhirnya, sehingga siswa dapat terus belajar dan berkembang secara individual.

Saya merasa bahwa Kurikulum Merdeka ini sangat membantu dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Dengan menggunakan metode inkuiri dan kolaboratif, siswa lebih terlibat dan tertantang dalam belajar. Mereka juga lebih berani untuk mengemukakan ide-idenya dan berdiskusi dengan teman sebaya.

Selain itu, asesmen yang lebih menekankan pada proses belajar juga membantu siswa untuk terus belajar dan berkembang secara individual. Mereka tidak terlalu terpaku pada hasil akhir yang harus dicapai, sehingga mereka lebih tertantang untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas diri.

Overall, Kurikulum Merdeka memberikan pembelajaran yang lebih bermakna dan membantu siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Saya sangat mendukung penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah.

Refleksi Pembelajaran dan Asesmen di Kurikulum Merdeka


Contoh Refleksi Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Contoh refleksi pembelajaran Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut:

  1. Saya menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, dimana saya memberikan contoh-contoh nyata dan mengajak siswa untuk melakukan eksperimen sendiri untuk memahami konsep yang diajarkan.
  2. Saya menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan dan menyenangkan, seperti bermain peran, permainan kartu, dan lain-lain, untuk membantu siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
  3. Saya mengajak siswa untuk berkolaborasi dan bekerja sama dalam kelompok kecil, sehingga mereka dapat saling bertukar ide dan membantu satu sama lain dalam belajar.
  4. Saya memberikan tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, seperti menulis cerita, membuat poster, dan lain-lain, untuk meningkatkan keterampilan siswa dan membuat pembelajaran lebih menyenangkan.
  5. Saya selalu memberikan umpan balik yang bermanfaat dan memotivasi siswa untuk terus belajar dan meningkatkan prestasi mereka. Dengan demikian, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan merasa senang dengan pembelajaran yang dilakukan.

Contoh Asesmen di Kurikulum Merdeka

Di Kurikulum Merdeka, asesmen merupakan bagian penting dari proses pembelajaran. Asesmen digunakan untuk mengukur kemajuan siswa dan membantu guru dalam menentukan tindak lanjut pembelajaran yang tepat. Berikut ini adalah beberapa contoh asesmen di Kurikulum Merdeka:

  1. Asesmen Formatif: Asesmen ini dilakukan secara terus-menerus selama proses pembelajaran untuk mengukur kemajuan siswa dan menentukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk membantu siswa memahami materi yang diajarkan. Contohnya, guru dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, atau menggunakan tugas-tugas kecil untuk mengevaluasi keterampilan siswa.
  2. Asesmen Sumatif: Asesmen ini dilakukan pada akhir periode pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa secara keseluruhan. Contohnya, guru dapat menggunakan tes tertulis atau lisan untuk mengukur pengetahuan siswa tentang materi yang telah diajarkan, atau menggunakan proyek-proyek besar untuk mengukur keterampilan siswa dalam mengaplikasikan materi yang telah dipelajari.
  3. Asesmen Autentik: Asesmen ini bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi nyata. Contohnya, guru dapat menggunakan simulasi atau role play untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah yang sebenarnya, atau menggunakan portofolio untuk mengukur keterampilan siswa dalam berbagai bidang.

Dengan menggunakan berbagai jenis asesmen yang tepat, guru dapat membantu siswa belajar dengan lebih efektif dan mencapai hasil belajar yang maksimal.
Kurikulum Merdeka Belajar

Kurikulum Merdeka Belajar

Kurikulum Merdeka Belajar

Kurikulum Merdeka Belajar adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negara tersebut. Kurikulum ini menekankan pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan siswa melalui pendekatan yang lebih fleksibel dan berkaitan dengan kebutuhan dan minat siswa. Kurikulum ini juga menekankan pada pentingnya pendidikan karakter dan pengembangan kompetensi sosial siswa.

Kurikulum Merdeka Belajar



Kurikulum Merdeka Belajar adalah sebuah kurikulum yang menekankan pada pembelajaran yang merdeka dan mandiri. Kurikulum ini didesain untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kurikulum ini juga menekankan pada pendekatan yang terpadu dan interdisipliner, serta menggunakan metode pembelajaran yang beragam seperti proyek, diskusi, dan penelitian.

Kurikulum merdeka belajar adalah sebuah sistem pembelajaran yang memfokuskan pada kebebasan individu dalam memilih materi dan metode belajar yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka. Kurikulum ini mengutamakan pembelajaran yang berkarakter, berpusat pada siswa, dan menekankan pengembangan kreativitas dan kemandirian siswa

Kurikulum Merdeka Belajar adalah sebuah kurikulum yang memfokuskan pada pembelajaran yang berkualitas dan memberikan kebebasan bagi siswa untuk memilih dan mengembangkan kemampuan mereka sesuai dengan minat dan bakat mereka. Kurikulum ini didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang merdeka, seperti:

  1. Siswa memiliki kebebasan untuk memilih topik dan materi pembelajaran yang mereka inginkan.
  2. Siswa memiliki kebebasan untuk menentukan waktu, tempat, dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
  3. Siswa memiliki kebebasan untuk mengembangkan kemampuan mereka sesuai dengan minat dan bakat mereka.
  4. Siswa memiliki kebebasan untuk mengevaluasi dan mengukur kemajuan belajar mereka sendiri.
  5. Siswa memiliki kebebasan untuk berkolaborasi dan berinteraksi dengan orang lain dalam proses pembelajaran.

Kurikulum Merdeka Belajar memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan mengembangkan keterampilan belajar yang lebih kreatif dan inovatif. Dengan demikian, siswa dapat memiliki kemampuan untuk mengadaptasi diri di dunia yang terus berubah.


Kurikulum Merdeka Belajar adalah sebuah sistem pendidikan yang memfokuskan pada kebebasan individu untuk belajar secara mandiri dan aktif. Kurikulum ini menekankan pada kemampuan individu untuk memilih dan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Kurikulum ini juga membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan problem-solving, kreativitas, dan kemandirian, sehingga mereka dapat menjadi individu yang produktif dan bermanfaat bagi masyarakat.
Tema P5 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila - Kurikulum Merdeka

Tema P5 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila - Kurikulum Merdeka

Tema P5

Tema P5 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Tema P5 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Simak contoh P5 Kurikulum Merdeka, penjelasan apa saja contoh tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Berikut adalah Tema P5 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila berdasarkan buku Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Kemendikbudristek menentukan Tema P5 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk setiap projek profil yang diimplementasikan di satuan pendidikan. Dimulai pada tahun ajaran 2021/2022, terdapat empat tema untuk jenjang PAUD dan delapan tema untuk SD-SMK dan sederajat yang dikembangkan berdasarkan isu prioritas dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035, Sustainable Development Goals, dan dokumen lain yang relevan.


Tema P5 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila jenjang PAUD

Pada jenjang PAUD, projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan untuk pengayaan wawasan dan penanaman karakter sejak dini. Penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan dalam konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguatkan perwujudan enam karakter profil pelajar Pancasila pada fase fondasi. Untuk pelaksanaan kegiatan di PAUD, pemerintah menetapkan tema-tema utama yang dapat dikerucutkan menjadi topik oleh satuan pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta didik. tema di PAUD disusun berdasarkan prioritas nasional yang juga menjadi tema di Pendidikan Dasar dan Menengah namun disesuaikan dengan konteks PAUD. Tema-tema utama projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan PAUD adalah sebagai berikut:


Aku Sayang Bumi "Gaya Hidup Berkelanjutan"

Tema ini bertujuan untuk mengenalkan peserta didik pada isu lingkungan, eksplorasi dalam mencari solusi kreatif yang dapat dilakukan oleh peserta didik, serta memupuk kepedulian terhadap alam sebagai perwujudan rasa sayang terhadap ciptaan Tuhan YME. 

Contoh kontekstualisasi tema:

  • Eksplorasi penyebab banjir di sekitar, membuat dan menghias tempat sampah dari barang bekas Membuat karya seni dari bahan alam

Aku Cinta Indonesia "Kearifan Lokal" 

Tema ini bertujuan agar peserta didik mengenal identitas dan karakteristik negara, keberagaman budaya dan ciri khas lainnya tentang Indonesia sehingga mereka memahami identitas dirinya sebagai anak Indonesia, serta bangga menjadi anak Indonesia. 

Contoh kontekstualisasi tema:

  • Eksplorasi budaya nusantara dengan kunjungan ke museum budaya setempat


Kita Semua Bersaudara "Bhinneka Tunggal Ika"

Tema ini bertujuan mengajak peserta didik untuk mampu berinteraksi dengan teman sebaya, menghargai perbedaan, mau berbagi, dan mampu bekerja sama.

Contoh kontekstualisasi tema:

  • Membuat “minggu bertukar bekal” di mana peserta didik membawa bekal, menceritakan, dan menghargai makanan yang biasa dimakan di rumah masing-masing.


Imajinasi dan Kreativitasku "Rekayasa dan Teknologi"

Tema ini bertujuan mengajak peserta didik belajar mengenali dunianya melalui imajinasi, eksplorasi, dan eksperimen. Pada tema Imajinasi dan Kreativitasku, peserta didik distimulasi dengan serangkaian kegiatan yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu, memperkaya pengalamannya dan menguatkan kreativitasnya. 

Contoh kontekstualisasi tema:

  • Eksplorasi cara membuat kendaraan bersayap lalu bermain peran tentang terbang dengan kendaraan tersebut.




Tema P5 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan sederajat


Tema-tema utama projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan adalah sebagai berikut.


Gaya Hidup Berkelanjutan

Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan, mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya serta mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat. 

Contoh kontekstualisasi tema:

  • Jakarta: situasi banjir
  • Kalimantan: hutan sebagai paru-paru dunia
  • Daerah pedesaan: pemanfaatan sampah organik


Kearifan Lokal

Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar ataudaerah tersebut, serta perkembangannya. 

Contoh kontekstualisasi tema:

  • Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung Naga
  • Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem
  • SMK tata kecantikan: eksplorasi seni pranata acara adat Jawa


Bhinneka Tunggal Ika

Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan, belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya. Peserta didik juga mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan, secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.

Contoh kontekstualisasi tema:

  • Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman di lingkungan sekitar dan mengeksplorasi pemecahannya (contoh: kisah Bu Mondang di halaman …).


Bangunlah Jiwa dan Raganya

Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeing), perundungan (bullying), serta berupaya mencari jalan keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/ MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.

Contoh kontekstualisasi tema:

  • Jenjang SMP/SMA dan setara: Mencari solusi untuk masalah cyber
  • bullying yang marak di kalangan remaja. Jenjang SMPLB/SMALB:
  • Pengembangan kemandirian dalam merawat diri dan menjaga Kesehatan


Suara Demokrasi

Peserta didik menggunakan kemampuan berpikir sistem, menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila. Melalui pembelajaran ini peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja. Tema ini ditujukan untuk jenjang SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.

Contoh kontekstualisasi tema:

  • Sistem musyawarah yang dilakukan masyarakat adat tertentu untuk memilih kepala desa.


Rekayasa dan Teknologi

Peserta didik melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan diri dan sekitarnya. Peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/ MAK, dan sederajat.

Contoh kontekstualisasi tema: 

  • Membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan teknologiuntuk menjawab permasalahan di sekitar satuan pendidikan.


Kewirausahaan

Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. Peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan sederajat. (Karena jenjang SMK/MAK sudah memiliki mata pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan, maka tema ini tidak menjadi pilihan untuk jenjang SMK.) 

Contoh kontekstualisasi tema:

  • Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual.


Kebekerjaan

Peserta didik menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dipahami dengan pengalaman nyata di keseharian dan dunia kerja. Peserta didik membangun pemahaman terhadap ketenagakerjaan, peluang kerja, serta kesiapan kerja untuk meningkatkan kapabilitas yang sesuai dengan keahliannya, mengacu pada kebutuhan dunia kerja terkini. Dalam projeknya, peserta didik juga akan mengasah kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan standar yang dibutuhkan di dunia kerja. Tema ini ditujukan sebagai tema wajib khusus jenjang SMK/MAK.

Contoh kontekstualisasi tema:

  • Lampung: eksplorasi pengembangan serat tekstil dari limbah daun nanas
  • Kawasan industri sekitar Jakarta: budidaya dan pengolahan tanaman lokal Betawi