KARTU SOAL PAS GANJIL 2022-2023

KARTU SOAL PAS GANJIL 2022-2023



KARTU SOAL PAS GANJIL 2022-2023

 

Mata Pelajaran

:

PPKn

Penyusun

:

-

Kelas/Semester

:

IX / Gasal

Bentuk Soal

:

Pilihan Ganda

 

Kompetensi Dasar:

Kunci          :

A

Buku Sumber:

Memahami dinamika perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa

1.

PPKn, Kelas 9 ( edisi Revisi 2018 )

Nomor Soal :

1

2.

Lembar Kerja Siswa, Omega, 2022

 

 

 

 

 

 

Materi:

Rumusan Soal:

Ancaman dan usaha merubah Pancasila sebagai dasar negara

 

 

Rumusan dasar negara ini menuai protes dari salah satu wilayah di Indonesia mereka memilih untuk berpisah dengan NKRI jika ketentuan tersebut tidak diubah. Rumusan dasar negara yang dimaksud adalah rumusan dasar negara yang terdapat dalam ....

piagam Jakarta

pembukaan UUD 1945

konstitusi RIS

mukadima UUDS 1950

 

 

Indikator:

 

Mendeskripsikan ancaman merubah pancasila sebagai dasar Negara

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bukti Fisik Dokumen Akreditasi Tahun 2022

Bukti Fisik Dokumen Akreditasi Tahun 2022

Bukti Fisik Dokumen Akreditasi Tahun 2022


Bukti fisik akreditasi tahun 2022 mencakup sejumlah butir yang menunjukkan mutu lulusan, proses pembelajaran, dan manajemen sekolah. Dokumen-dokumen ini penting dalam proses akreditasi sekolah/madrasah.



Mutu Lulusan:


Butir 1: Siswa menunjukkan perilaku disiplin dalam berbagai situasi.

  • Tata tertib dan penegakannya yang mencakup hak, kewajiban, penghargaan, dan sanksi (termasuk sistem poin).
  • Buku piket yang mencatat keterlambatan siswa dan ketidakhadiran siswa di sekolah/madrasah.
  • Catatan guru/wali kelas dan tenaga kependidikan yang mencakup kedisiplinan waktu siswa.
  • Jurnal kelas yang mencantumkan data ketidakhadiran siswa di kelas dan data mata pelajaran yang diikuti siswa.
Butir 2: Siswa menunjukkan perilaku religius dengan pengamalannya dalam aktivitas di sekolah/madrasah.

  • Catatan guru yang mencakup partisipasi siswa dan jenis kegiatan ibadah sesuai ajaran agama/kepercayaan yang dianut.
  • Catatan guru tentang sikap toleran dan kerukunan hidup antarpemeluk agama/kepercayaan.
  • Laporan kegiatan pembiasaan perilaku religius siswa yang mencakup agenda/jadwal dan jenis kegiatan.
  • Laporan kegiatan peringatan hari besar keagamaan yang mencakup jenis kegiatan dan partisipasi siswa.
Butir 3: Siswa menunjukkan perilaku kerja keras, tangguh, dan bertanggung jawab dalam aktivitas di sekolah/madrasah.

  • Portofolio tugas dalam pembelajaran yang mencakup materi dan nilai yang diperoleh siswa.
  • Laporan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang mencakup jenis kegiatan, partisipasi siswa, dan dokumentasi kegiatan.
Butir 4: Siswa terbebas dari perundungan (bully) di sekolah/madrasah.

  • Catatan guru/wali kelas yang mencakup jenis perundungan yang terjadi, bentuk pembinaan yang diberikan, dan jenis sanksi yang diberikan.
  • Laporan kegiatan pencegahan perundungan yang mencakup agenda, panduan, dan partisipasi siswa.
  • Media afirmasi dalam bentuk poster/banner/spanduk/leaflet.
Butir 5: Siswa menunjukkan keterampilan berkomunikasi sesuai karakteristik keterampilan abad ke-21.

  • Portofolio/tugas yang mencakup tugas melalui media daring, media luring, dan nilai yang diperoleh siswa.
  • Laporan hasil karya dan prestasi terkait keterampilan berkomunikasi yang efektif secara lisan.
  • Laporan hasil karya dan prestasi terkait keterampilan berkomunikasi yang efektif secara tertulis.
Butir 6: Siswa menunjukkan keterampilan berkolaborasi sesuai karakteristik keterampilan abad ke-21.

  • Catatan penilaian sikap kolaborasi/kerja sama.
  • Laporan kegiatan yang berisi partisipasi kolaborasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.
  • Laporan kegiatan yang berisi partisipasi kolaborasi siswa dalam kegiatan OSIS.
  • Laporan kegiatan bersama di luar sekolah/madrasah yang mencakup jumlah dan jenis kegiatan serta data keterlibatan siswa.
Butir 7: Siswa menunjukkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah sesuai karakteristik abad ke-21.

  • Portofolio/tugas dalam proses pembelajaran dan nilai yang diperoleh siswa.
  • Hasil karya dan prestasi siswa yang menunjukkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah secara lisan.
Butir 8: Siswa menunjukkan keterampilan kreatifitas dan inovasi sesuai karakteristik keterampilan abad ke-21.

  • Portofolio tugas pembelajaran yang mencakup materi tentang pengembangan kreativitas dan inovasi, serta nilai yang diperoleh siswa.
  • Laporan pelaksanaan kegiatan terkait keterampilan kreatif dan inovatif yang mencakup jenis kegiatan, data partisipasi siswa, data karya dan prestasi, dan dokumentasi kegiatan (Laporan prestasi siswa).
  • Laporan pelaksanaan kegiatan terkait keterampilan kreatif dan inovatif yang mencakup jenis kegiatan, data partisipasi siswa, data karya dan prestasi, dan dokumentasi kegiatan (Bukti keikutsertaan dalam kegiatan lomba yang terkait dengan minat dan bakat).
Butir 9: Siswa menunjukkan kemampuan mengekspresikan diri dan berkreasi dalam kegiatan pengembangan minat dan bakat.

  • Laporan daring/luring tentang partisipasi siswa dalam kegiatan lomba yang terkait dengan pengembangan minat dan bakat, serta tautan media sosial (Bukti keikutsertaan dalam kegiatan lomba yang terkait dengan minat dan bakat).
  • Laporan daring/luring tentang prestasi/penghargaan dalam kegiatan pengembangan minat dan bakat, serta tautan media sosial (Laporan prestasi siswa).
Butir 10: Siswa menunjukkan peningkatan prestasi belajar.

  • Data nilai ujian sekolah/madrasah dalam 3 (tiga) tahun terakhir.
  • Leger nilai kelas akhir dalam 3 (tiga) tahun terakhir.
Butir 11: Pemangku kepentingan (stakeholders) puas terhadap mutu lulusan sekolah/madrasah.

  • Laporan hasil tracer study tentang kepuasan pemangku kepentingan.
Proses Pembelajaran:

Butir 12: Proses pembelajaran berlangsung secara aktif dengan melibatkan seluruh siswa dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi sehingga terjadi proses pembelajaran yang efektif sesuai dengan tujuan pembelajaran pada satuan Pendidikan.

  • Rencana Pembelajaran Pembelajaran (RPP) (Telaah RPP dilakukan ketika asesor melakukan observasi).
  • Lembar Praktikum/Lembar Praktik/Lembar Kerja Siswa.
Butir 13: Penilaian proses dan hasil belajar digunakan sebagai dasar untuk perbaikan dan dilaksanakan secara sistemis.

  • Rencana pembelajaran (RPP).
  • Kisi-kisi soal dan instrumen penilaian (formatif dan sumatif).
  • Hasil penilaian (formatif dan sumatif).
Butir 14: Program remedial dan/atau pengayaan diberikan kepada siswa yang memerlukan.

  • Catatan/Daftar Penilaian dan Hasil Analisis Pencapaian Kompetensi.
  • Dokumen Program Pelaksanaan Remedial/ Pengayaan.
Butir 15: Siswa berpartisipasi aktif dalam belajar dan suasana pembelajaran di kelas menyenangkan.

Butir 16: Guru melakukan pembiasaan literasi membaca dan menulis.

  • Dokumen program sekolah/madrasah yang terkait dengan pelaksanaan literasi membaca dan menulis.
  • Dokumen publikasi dan lomba karya Literasi siswa.
Butir 17: Guru menciptakan suasana belajar yang memperhatikan keamanan, kenyamanan, kebersihan, dan memudahkan siswa untuk belajar.

Butir 18: Sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah/madrasah dimanfaatkan dengan optimal dalam proses pembelajaran.

  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memperhatikan penggunaan sarana dan prasarana sebagai media dan sumber belajar.
  • Daftar Inventaris Media/Sumber belajar.
Mutu Guru:

Butir 19: Guru menyusun perencanaan pembelajaran aktif, kreatif, dan inovatif dengan mengoptimalkan lingkungan dan memanfaatkan TIK atau cara lain yang sesuai dengan konteksnya.

  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memperhatikan penggunaan sarana dan prasarana sebagai media dan sumber belajar.
Butir 20: Guru melakukan evaluasi diri, refleksi dan pengembangan kompetensi untuk perbaikan kinerja secara berkala.

  • Laporan kegiatan guru dalam evaluasi dan refleksi diri berdasarkan hasil penilaian siswa, teman sejawat, kepala sekolah/madrasah, dan hasil rekaman audio/video/CCTV (Laporan evaluasi dan refleksi diri dari 3 orang guru dengan mapel berbeda).
  • Laporan kegiatan guru dalam evaluasi dan refleksi diri berdasarkan hasil penilaian siswa, teman sejawat, kepala sekolah/madrasah, dan hasil rekaman audio/video/CCTV (Laporan umpan balik dari siswa (3 orang guru dengan mapel berbeda).
  • Laporan kegiatan guru dalam evaluasi dan refleksi diri berdasarkan hasil penilaian siswa, teman sejawat, kepala sekolah/madrasah, dan hasil rekaman audio/video/CCTV (Laporan umpan balik dari teman sejawat (3 orang guru dengan mapel berbeda).
  • Dokumen kegiatan diseminasi hasil evaluasi dan refleksi guru kepada teman sejawat yang difasilitasi oleh sekolah (seperti: daftar hadir, notulen, foto, atau video).
Butir 21: Guru melakukan pengembangan profesi berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan wawasan.

  • Dokumen kegiatan pengembangan profesi guru (Laporan kegiatan pengembangan profesi guru: undangan, surat tugas, daftar hadir, materi paparan, foto kegiatan, laporan kegiatan).
  • Dokumen kegiatan sharing/desiminasi hasil pengembangan profesi guru (Dokumen kegiatan diseminasi hasil pengembangan profesi guru: makalah, video, buku, karya ilmiah, jurnal, paparan (PPT), artikel, panduan).
Butir 22: Guru mengembangkan strategi, model, metode, teknik, dan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Manajemen Sekolah:

Butir 23: Sekolah/madrasah mengembangkan, menyosialisasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi visi, misi, dan tujuan sekolah/madrasah.

  • Dokumen rapat penyusunan RKS/RKAS/RAPBS/ Pengembangan sekolah/madrasah.
  • Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M) 2 (dua) periode.
  • Dokumen sosialisasi visi dan misi.
  • Laporan kegiatan pelaksanaan program.
  • Dokumen hasil evaluasi tahunan pencapaian visi, misi, tujuan, dan rencana sekolah.
  • Dokumen rekomendasi dari hasil evaluasi (notulen rapat).
  • Dokumen visi misi versi sebelumnya dan versi setelah perbaikan berdasarkan rekomendasi.
Butir 24: Kepala sekolah/madrasah menunjukkan kompetensi supervisi akademik untuk membantu guru mewujudkan pembelajaran yang bermutu.

  • Program/rencana pelaksanaan supervisi dan SK penugasan supervisor (Tertuang dalam dokumen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) (1 tahun)).
  • Dokumen Rencana Kerja Sekolah (RKS) 4 tahun.
  • Dokumen hasil supervisi 3 (tiga) tahun terakhir.
  • Dokumen dalam bentuk jadwal pelaksanaan supervisi sekurang-kurangnya 3 (tiga) terakhir.
Butir 25: Kepala sekolah/madrasah secara konsisten, partisipatif, kolaboratif, transformatif, dan efektif memimpin guru, tenaga kependidikan, dan siswa untuk mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif dalam usaha pengembangan kegiatan/program sekolah/madrasah untuk mencapai visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan.

  • Dokumen RKS/RKAS 2 (dua) periode.
  • Dokumen rapat penyusunan RKS/RKAS.
  • Laporan kegiatan pelaksanaan program (Laporan kegiatan pelaksanaan program yang melibatkan warga sekolah dan pemangku kepentingan, bisa berupa: video dan/atau foto).
  • Laporan kegiatan pelaksanaan program kreatif dan inovatif berupa: video dan/atau foto hasil karya guru/siswa, karya ilmiah).
Butir 26: Sekolah/madrasah membangun komunikasi dan interaksi antara warga sekolah/madrasah (siswa, guru, kepala sekolah/madrasah, tenaga kependidikan), orang tua, dan masyarakat untuk mewujudkan keharmonisan internal dan eksternal sekolah/madrasah.

  • Dokumen kerja sama sekolah/madrasah dengan orang tua siswa dengan masyarakat sekitar (dokumen rapat, foto, atau video).
Butir 27: Sekolah/madrasah melakukan pembiasaan; aman, tertib, bersih, dan nyaman untuk menciptakan lingkungan sekolah/madrasah yang kondusif.

  • Dokumen pelaksanaan kegiatan kebersihan sekolah/madrasah, misalnya dokumen pembagian tugas di bidang kebersihan, jadwal kebersihan, dan dokumentasi kegiatan.
Butir 28: Sekolah/madrasah melibatkan orang tua siswa dan masyarakat dari berbagai kalangan dalam perencanaan, pelaksanaan program, dan kegiatan sekolah/madrasah.

  • Dokumen rapat penyusunan RKS/RKAS/RAPBS/Pengembangan sekolah/madrasah.
  • Laporan kegiatan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program sekolah/madrasah.
Butir 29: Sekolah/madrasah mengembangkan, mengimplementasikan dan mengevaluasi pelaksanaan kurikulum secara sistematis, kreatif, inovatif, dan efektif.

  • Notula raker/pertemuan penyusunan kurikulum sekolah/madrasah.
  • Program/panduan pembelajaran sekolah/madrasah.
  • Dokumen raker/rapat evaluasi yang berisi rekomendasi perbaikan hasil evaluasi.
  • Renstra atau rencana pengembangan kurikulum.
  • Buku leger atau rekap nilai.
Butir 30: Sekolah/madrasah menerapkan pengelolaan guru dan tenaga kependidikan secara efektif, efisien, dan akuntabel pada kegiatan rekrutmen, seleksi, penugasan, pengembangan kompetensi, penilaian kinerja, kompensasi, dan penghargaan/sanksi.

  • Panduan atau SOP pelaksanaan tugas guru/tenaga kependidikan.
  • Dokumen penugasan guru/tenaga kependidikan.
  • Dokumen penilaian kinerja.
  • Bukti penghargaan/sanksi.
Butir 31: Sekolah/madrasah melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana dengan baik untuk mendukung proses pembelajaran yang berkualitas.

  • Panduan/ SOP Pengelolaan sarpras.
Butir 32: Sekolah/madrasah mengelola anggaran pendapatan dan belanja secara transparan dan akuntabel sesuai perencanaan.

  • RAPBS.
  • Dokumen rapat penyusunan RKS/RKAS/RAPBS/Pengembangan Sekolah/ Madrasah.
  • Laporan kegiatan pelaksanaan dan pengawasan program sekolah/ madrasah.
  • Dokumen Audit Pelaksanaan Anggaran/RAPBS.
Butir 33: Sekolah/madrasah menyelenggarakan pembinaan kegiatan kesiswaan untuk mengembangkan minat dan bakat siswa.

  • Dokumen program/kegiatan ekstrakurikuler.
  • Surat tugas pembina dan tim lomba/kompetisi.
  • Bukti prestasi (Piagam dan/atau Piala).
Butir 34: Sekolah/madrasah memberikan layanan bimbingan dan konseling siswa dalam bidang pribadi, sosial, akademik, pendidikan lanjut, dan karier untuk mendukung pencapaian dan pengembangan prestasi.

  • Dokumen program layanan BK dalam bidang: pengembangan pribadi, sosial, akademik, dan pendidikan lanjut/karir.
  • Dokumen laporan layanan BK bidang: pengembangan pribadi, sosial, akademik, dan pendidikan lanjut/karir.
Butir 35: Sekolah/madrasah melaksanakan Penjaminan Mutu Internal Sekolah/Madrasah setiap tahun terkait pencapaian standar nasional pendidikan, yang meliputi kegiatan: pelaksanaan evaluasi diri sekolah/madrasah (EDS/M), penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) yang merujuk pada rapor mutu.

  • Dokumen evaluasi diri sekolah/madrasah.
  • Dokumen RKA-S/M dan dokumen EDS/M.
Mutu Guru:

Butir 36: Guru mengembangkan perangkat pembelajaran tematik terpadu.

  • Dokumen RPP tematik terpadu.
Semoga rapihkan artikel ini dapat membantu Anda dalam menyusun bukti fisik dokumen akreditasi untuk tahun 2022. Jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut atau bantuan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. Terima kasih!
Contoh Rubrik Penilaian Proyek, Produk, dan Presentasi

Contoh Rubrik Penilaian Proyek, Produk, dan Presentasi

Contoh Rubrik Penilaian Proyek, Produk, dan Presentasi

Rubrik penilaian adalah alat yang penting dalam dunia pendidikan, terutama ketika kita berbicara tentang proyek, produk, dan presentasi siswa. Rubrik membantu guru untuk memberikan penilaian yang obyektif dan jelas kepada siswa serta memberikan panduan yang berguna untuk meningkatkan kualitas pekerjaan mereka. Dalam artikel ini, kami akan memberikan contoh rubrik penilaian untuk proyek, produk, dan presentasi siswa.

Dalam pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), penilaian keterampilan siswa dalam proyek, produk, dan presentasi sangat penting. Berikut ini adalah contoh rubrik penilaian untuk proyek, produk, dan presentasi dalam pembelajaran berbasis STEM:



Lembar Penilaian Proyek (Bagian A - Keterampilan Praktik):

No

Indikator Penilaian

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

1

Persiapan alat dan bahan

Hanya menuliskan rancangan alat dan bahan.

Tidak menyiapkan alatnya.

Alat dan bahan kurang lengkap.

Alat dan bahan lengkap sesuai dengan gambar rancangan.

2

Rancangan

Hanya terdapat satu dari tiga hal yang dinilai.

Hanya terdapat dua dari tiga yang dinilai.

Terdapat gambar rancangan, alur kerja, dan cara penggunaan alat, tetapi kurang sesuai.

Terdapat gambar rancangan, alur kerja, dan cara penggunaan alat yang sesuai.

Lembar Penilaian Proyek (Bagian B - Hasil Akhir):

No

Indikator Penilaian

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

3

Bentuk Fisik

Alat tidak sesuai rancangan dan tidak dapat digunakan.

Alat sesuai rancangan tetapi tidak dapat digunakan.

Alat kurang sesuai rancangan tetapi dapat digunakan.

Alat sesuai rancangan dan dapat digunakan.

4

Inovasi Alat

Alat dibuat dari bahan yang ada di lingkungan sekitar tetapi desain tidak menarik.

Alat dibuat dari bahan yang ada di lingkungan sekitar tetapi desain kurang menarik.

Alat dibuat dari bahan yang ada di lingkungan sekitar dan desain menarik.

Alat dibuat dari bahan yang ada di lingkungan sekitar, desain menarik, dan berbeda dari yang lain (desain baru).

Lembar Penilaian Proyek (Bagian C - Laporan):

No

Indikator Penilaian

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

5

Laporan dibuat dengan kriteria: 1. Kebermanfaatan laporan

Menyusun laporan, tetapi tidak ada kriteria yang terpenuhi.

Sistematika laporan sesuai dengan kriteria, isi laporan kurang bermanfaat, dan kesimpulan tidak sesuai.

Sistematika laporan sesuai dengan kriteria, isi laporan bermanfaat, dan kesimpulan sesuai.

Sistematika laporan sesuai dengan kriteria, isi laporan sangat bermanfaat, dan kesimpulan sesuai.




Rubrik Penilaian Presentasi:

No

Indikator Penilaian

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

1

Penggunaan Bahasa

Menggunakan bahasa yang baik, kurang baku, dan tidak terstruktur.

Menggunakan bahasa yang baik, kurang baku, dan terstruktur.

Menggunakan bahasa yang baik, baku, tetapi kurang terstruktur.

Menggunakan bahasa yang baik, baku, dan terstruktur.

2

Kejelasan Menyampaikan

Artikulasi kurang jelas, suara tidak terdengar, bertele-tele.

Artikulasi jelas, suara terdengar, namun bertele-tele.

Artikulasi kurang jelas, suara terdengar, tidak bertele-tele.

Artikulasi jelas, suara terdengar, tidak bertele-tele.

3

Komunikatif

Membaca catatan sepanjang menjelaskan lebih banyak.

Menatap catatan saat menjelaskan daripada audiens.

Pandangan lebih banyak menatap audiens saat menjelaskan daripada catatan, tanpa gestur tubuh.

Pandangan lebih banyak menatap audiens saat menjelaskan daripada catatan, dan menggunakan gestur yang membuat audiens memperhatikan.

4

Kebenaran Konsep

Menjelaskan 1 dari 4 konsep esensial dengan benar.

Menjelaskan 2 dari 4 konsep esensial dengan benar.

Menjelaskan 3 dari 4 konsep esensial dengan benar.

Menjelaskan seluruh konsep esensial dengan benar.

Dengan menggunakan tabel ini, guru dapat dengan mudah memberikan penilaian untuk proyek, produk, dan presentasi siswa dalam pembelajaran berbasis STEM.

Top of Form

 

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin


Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Disusun oleh Erman Istanto (CGP Angkatan 8 Kota Pekalongan)

1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan yang dalam dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Dalam dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara dikenal dengan Pratap Triloka yang terdiri dari tiga konsep penting: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Konsep-konsep ini memiliki relevansi langsung dengan bagaimana seorang pemimpin dalam pendidikan mengambil keputusan yang memengaruhi masa depan para murid.

  • Ing Ngarso Sung Tuladha: Pemimpin sebagai teladan yang baik. Konsep ini mengajarkan bahwa pemimpin harus memberikan contoh yang positif kepada murid. Dalam konteks pengambilan keputusan, pemimpin harus menunjukkan bagaimana membuat keputusan yang tepat dan etis. Ini menciptakan lingkungan di mana murid dapat mengambil keputusan yang baik.
  • Ing Madyo Mangun Karsa: Pemimpin sebagai kolaborator. Seorang pemimpin harus bekerja sama dengan murid, membantu mereka dalam menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Dalam hal pengambilan keputusan, ini berarti memberikan murid kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, sehingga mereka dapat merasa memiliki keputusan tersebut.
  • Tut Wuri Handayani: Pemimpin memberi kesempatan. Konsep ini mengajarkan bahwa pemimpin harus memberi kesempatan kepada murid untuk berkembang. Dalam konteks pengambilan keputusan, ini berarti memungkinkan murid untuk memiliki peran aktif dalam menentukan arah dan pilihan mereka sendiri.

Pandangan Ki Hajar Dewantara terhadap pengambilan keputusan menggarisbawahi pentingnya etika dan moral dalam pendidikan. Bagaimana pemimpin bertindak dan mengambil keputusan akan membentuk karakter murid. Oleh karena itu, menjadi penting bagi pemimpin pendidikan untuk menginternalisasi nilai-nilai kebajikan dalam setiap pengambilan keputusan.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri pemimpin pembelajaran dalam pendidikan guru penggerak berpengaruh besar terhadap prinsip-prinsip yang mereka ambil dalam pengambilan keputusan. Misalnya, nilai-nilai seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid akan membimbing pemimpin dalam membuat keputusan yang lebih baik. Ini mengurangi risiko kesalahan dalam proses pengambilan keputusan.

3. Materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif?

Pengambilan keputusan dalam konteks pendidikan sering kali melibatkan coaching. Keterampilan coaching yang baik, yang dapat diintegrasikan dengan konsep TIRTA (identifikasi masalah yang cermat dan sistematis), serta prinsip-prinsip dan langkah-langkah pengambilan keputusan, dapat menghasilkan keputusan yang efektif.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek social emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Kemampuan seorang guru dalam mengelola aspek sosial emosionalnya juga berdampak pada pengambilan keputusan, khususnya dalam menghadapi dilema etika. Guru yang memiliki kompetensi sosial emosional dan berpikir mindfulness akan lebih mampu mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana yang mempertimbangkan kepentingan semua murid.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Dalam pembahasan studi kasus yang menekankan pada moral dan etika, nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik menjadi panduan dalam mengambil keputusan. Ini menekankan pentingnya nilai-nilai kebajikan dan rasa tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman

Pengambilan keputusan yang tepat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman bagi murid, sehingga mendukung pembelajaran yang memerdekakan murid. Pengambilan keputusan yang salah dapat berdampak negatif pada murid. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti paradigma pengambilan keputusan dan langkah-langkah pengujian keputusan dengan cermat dan penuh tanggung jawab.

7. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilemma etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan dalam mengambil keputusan di lingkungan pendidikan seringkali berkaitan dengan perubahan paradigma di lingkungan tersebut. Perubahan ini bisa menyulitkan pemimpin dalam memutuskan bagaimana menangani kasus dilema etika atau situasi dengan berbagai kepentingan yang berbeda.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh pengambilan keputusan ini juga sangat besar terhadap pengajaran yang memerdekakan murid. Keputusan yang tepat akan memberikan peluang bagi murid untuk berkembang secara mandiri, kreatif, dan inovatif sesuai dengan potensi unik mereka.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran yang mampu mengambil keputusan dengan bijaksana akan memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan dan masa depan murid-murid mereka. Pengambilan keputusan yang tepat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan memengaruhi masa depan murid dengan cara yang positif.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Filosofi Ki Hajar Dewantara dan konsep Pratap Triloka memiliki peran penting dalam panduan pengambilan keputusan bagi pemimpin dalam dunia pendidikan. Nilai-nilai yang dianut oleh pemimpin, seperti nilai-nilai kebajikan dan prinsip-prinsip etika, membimbing mereka dalam mengambil keputusan yang tepat dan berdampak positif pada murid-murid mereka. Selain itu, kemampuan dalam mengelola aspek sosial emosional juga menjadi faktor kunci dalam pengambilan keputusan yang bijaksana. Melalui coaching dan paradigma pengambilan keputusan yang cermat, pemimpin dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan memerdekakan murid-murid mereka. Tantangan dalam menghadapi dilema etika sering muncul dalam konteks pendidikan, tetapi dengan berpegang pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang kuat, pemimpin dapat mengatasi tantangan tersebut. Pengambilan keputusan yang tepat oleh pemimpin berdampak langsung pada pengajaran yang memerdekakan murid dan memengaruhi masa depan mereka. Oleh karena itu, pemimpin pendidikan harus selalu berusaha untuk menjadi teladan yang baik dan bijaksana dalam pengambilan keputusan.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Saya belajar terkait dengan cara mengidentifikasi kasus-kasus yang melibatkan dilema etika atau bujukan moral melalui pengujian kebenaran atau kesalahan dalam situasi tersebut. Jika sebuah kasus melibatkan pelanggaran hukum, maka situasi tersebut tergolong dalam bujukan moral, sedangkan jika tidak ada pelanggaran hukum, maka kita berhadapan dengan dilema etika.

Dalam proses pengambilan keputusan, ada empat paradigma yang perlu diperhatikan, yaitu pertentangan antara individu dengan masyarakat, rasa keadilan dengan rasa kasihan, kebenaran dengan kesetiaan, dan jangka pendek dengan jangka panjang. Selain itu, terdapat tiga prinsip penting dalam pengambilan keputusan, yaitu berpikir berdasarkan hasil akhir, aturan, dan perasaan peduli.

Selain itu, saya mempelajari tentang 9 langkah pengambilan keputusan yang meliputi mengumpulkan fakta yang relevan,  pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar melawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilemma, membuat keputusan dan yang terakhir saya refleksikan kembali keputusan tersebut.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua permasalahan adalah dilema etika; ada juga kasus bujukan moral. Sebagai pemimpin, kita harus berhati-hati agar tidak salah mengkategorikan permasalahan sebagai dilema etika jika sebenarnya itu adalah bujukan moral. Dalam menghadapi situasi bujukan moral, terutama jika melibatkan pelanggaran hukum, penting untuk memegang teguh nilai kebenaran dan bertindak sesuai dengan itu.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Dalam dunia pendidikan, pengambilan keputusan seringkali melibatkan dilema etika atau konflik moral yang memerlukan pertimbangan yang cermat. Salah satu kasus yang sering terjadi adalah ketika jam pembelajaran bertabrakan dengan jam istirahat di sekolah. Situasi ini memunculkan perdebatan antara melanjutkan jam pembelajaran yang dapat mengganggu kenyamanan siswa atau memotong istirahat yang bisa menyebabkan keterlambatan masuk kelas.

Dalam menghadapi kasus ini, seorang pemimpin pendidikan harus mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi keputusan yang diambil. Setelah memahami modul ini saya lebih memahami langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah dilema etika.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Konsep pengambilan keputusan yang telah saya pelajari tidak hanya memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang proses pengambilan keputusan, tetapi juga membawa perubahan signifikan dalam cara saya menghadapinya. Sebelumnya, saya sering merasa bingung dan terburu-buru dalam mengambil keputusan, terutama dalam situasi dilema etika atau konflik moral. Namun, sekarang, saya merasa lebih yakin dan terarah karena saya memiliki kunci-kunci yang saya pegang erat dalam proses pengambilan keputusan. Konsep-konsep tersebut termasuk empat paradigma pengambilan keputusan, yaitu pertentangan antara individu dengan masyarakat, rasa keadilan dengan rasa kasihan, kebenaran dengan kesetiaan, serta jangka pendek dengan jangka panjang. Selain itu, tiga prinsip pengambilan keputusan, seperti berpikir berdasarkan hasil akhir, aturan, dan perasaan peduli, juga menjadi panduan yang berharga. Selain itu, sembilan langkah dalam pengambilan keputusan menjadikan saya lebih memahami bagaimana langkah efektif dalam mengambil dan menentukan keputusan.

Dengan memahami dan menerapkan konsep-konsep ini, saya merasa lebih mampu menghadapi berbagai tantangan dalam pengambilan keputusan. Saya telah mengalami perubahan signifikan dalam cara saya merespons dilema etika dan bujukan moral, dan sekarang saya merasa lebih siap dan mampu untuk membuat keputusan yang bijaksana dan mempertimbangkan berbagai faktor yang terlibat. Dengan adanya landasan yang kuat, saya dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan efektif, yang pada gilirannya memengaruhi hasil dan dampak dari setiap tindakan yang saya ambil.

14.  Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Kemampuan dalam mengambil keputusan memegang peran yang sangat krusial dalam kehidupan kita, terutama ketika kita berada dalam posisi kepemimpinan. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam perjalanan hidup, kita akan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang memerlukan keputusan yang bijaksana. Ini berlaku tidak hanya dalam situasi sehari-hari, tetapi juga ketika kita memegang peran sebagai pemimpin, termasuk sebagai pemimpin dalam konteks pembelajaran di kelas. Kehidupan seorang pemimpin, baik itu di kelas, dalam organisasi, atau dalam lingkup yang lebih luas, seringkali kompleks dan penuh dengan beragam tantangan. Oleh karena itu, memahami dan mempraktikkan kemampuan pengambilan keputusan adalah suatu hal yang sangat penting. Tanpa pengetahuan dan keterampilan ini, kita mungkin akan terjebak dalam kebingungan saat harus membuat keputusan, bahkan bisa berpotensi mengambil keputusan yang salah, yang pada akhirnya dapat berdampak buruk pada diri kita sendiri dan orang lain yang dipimpin atau dipengaruhi oleh keputusan tersebut.

Pengembangan kemampuan dalam mengambil keputusan adalah proses yang berkelanjutan dan memerlukan pembelajaran. Hal ini tidak hanya relevan bagi pemimpin, tetapi juga bagi setiap individu yang ingin membuat keputusan yang tepat dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan belajar dan mempraktikkan konsep-konsep pengambilan keputusan yang benar, kita dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam menghadapi berbagai permasalahan, menjauhkan diri dari kebingungan, dan mengambil langkah-langkah yang lebih efektif untuk mencapai tujuan kita. Oleh karena itu, pengembangan kemampuan pengambilan keputusan adalah investasi yang sangat berharga untuk meraih kesuksesan dan kesejahteraan dalam kehidupan kita.
Materi Pembelajaran: Pancasila dalam Tindakan

Materi Pembelajaran: Pancasila dalam Tindakan

Materi Pembelajaran: Pancasila dalam Tindakan

A. Latar Belakang

Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang memiliki lima sila sebagai panduan nilai-nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar Pancasila dapat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, penting untuk memahami konsep "Pancasila dalam Tindakan" dan contohnya.



B. Tujuan Pembelajaran

1. Memahami konsep Pancasila sebagai panduan dalam tindakan sehari-hari.

2. Mengetahui contoh-contoh tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

3. Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.


II. Konsep "Pancasila dalam Tindakan"

A. Pengertian Pancasila dalam Tindakan

Pancasila dalam Tindakan adalah konsep di mana nilai-nilai dalam Pancasila diwujudkan dalam tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup sikap, perilaku, dan keputusan yang mencerminkan lima sila Pancasila.


B. Lima Sila Pancasila dan Tindakan Konkret

1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Tindakan konkret: Beragama dengan penuh keyakinan sesuai dengan agama yang dianut, serta menghormati pluralitas agama.

2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Tindakan konkret: Membantu sesama manusia yang membutuhkan, tidak diskriminatif, dan menghormati hak asasi manusia.

3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Tindakan konkret: Mendorong persatuan dan toleransi antar etnis, suku, dan budaya, serta menjauhi sikap separatisme.

4. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Tindakan konkret: Menghargai proses demokrasi, berpartisipasi dalam pemilihan umum, dan mendukung keputusan bersama.

5. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Tindakan konkret: Mendorong pemerataan ekonomi, memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, dan tidak memanfaatkan orang lain untuk keuntungan pribadi.


III. Contoh-contoh Tindakan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

A. Tindakan Pancasila dalam Keluarga

1. Menghormati hak orang tua dalam pengambilan keputusan.

2. Menjaga harmoni dan persatuan dalam keluarga.


B. Tindakan Pancasila dalam Masyarakat

1. Menghormati perbedaan budaya dan agama dalam lingkungan.

2. Menyumbangkan waktu atau sumber daya untuk membantu masyarakat yang kurang beruntung.


C. Tindakan Pancasila dalam Pekerjaan

1. Menjunjung tinggi etika kerja dan integritas dalam profesi.

2. Tidak melakukan korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan.


D. Tindakan Pancasila dalam Politik

1. Partisipasi aktif dalam pemilihan umum.

2. Menerima hasil pemilihan dan mendukung pemimpin yang terpilih.


IV. Pentingnya Pancasila dalam Tindakan

A. Membangun kehidupan yang adil, sejahtera, dan harmonis.

B. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

C. Meningkatkan kualitas individu dan masyarakat secara keseluruhan.


V. Kesimpulan

Pancasila dalam Tindakan adalah implementasi nilai-nilai Pancasila dalam tindakan nyata sehari-hari. Melalui tindakan-tindakan ini, kita dapat membangun masyarakat yang lebih baik, adil, dan harmonis sesuai dengan visi negara Indonesia yang terwujud dalam Pancasila. Mari bersama-sama menerapkan Pancasila dalam tindakan kita dan menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat.


Download Soal dan Pembahasan Latihan TWK TIU TKP CPNS 2023: Persiapan Sukses Mendapatkan Jabatan PNS

Download Soal dan Pembahasan Latihan TWK TIU TKP CPNS 2023: Persiapan Sukses Mendapatkan Jabatan PNS

Download Soal dan Pembahasan Latihan TWK TIU TKP CPNS 2023: Persiapan Sukses Mendapatkan Jabatan PNS

Download Soal dan Pembahasan Latihan TWK TIU TKP CPNS 2023


Kata Kunci Utama:

Download Soal dan Pembahasan Latihan TWK TIU TKP CPNS 2023
Persiapan CPNS 2023


Tes Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah tahapan penting dalam proses penerimaan pegawai negeri di Indonesia. Tes ini melibatkan beberapa jenis ujian, termasuk Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelejensi Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Untuk membantu Anda mempersiapkan diri dengan baik, artikel ini akan membagikan informasi tentang cara Download Soal dan Pembahasan Latihan TWK TIU TKP CPNS 2023.

Pentingnya Persiapan


Persiapan yang matang adalah kunci kesuksesan dalam menghadapi ujian CPNS. TWK, TIU, dan TKP adalah ujian yang dirancang untuk mengukur pengetahuan, keterampilan intelektual, serta karakteristik pribadi calon peserta. Persaingan yang ketat membutuhkan pemahaman yang baik tentang materi ujian dan kemampuan untuk menjawab soal-soal dengan tepat waktu. Oleh karena itu, memiliki akses ke soal dan pembahasan latihan adalah penting.

Materi TWK


Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) menguji pengetahuan tentang sejarah, budaya, dan aspek kebangsaan Indonesia. Materi yang mungkin diuji meliputi sejarah Indonesia, Pancasila, undang-undang dasar, dan topik-topik seputar kebangsaan. Memahami dan menguasai materi ini adalah langkah awal yang penting.

Materi TIU


Tes Intelejensi Umum (TIU) mengukur kemampuan kognitif dan pemecahan masalah. Soal-soal TIU sering melibatkan logika, matematika, dan penalaran verbal. Berlatih dengan soal-soal TIU sebelumnya akan membantu Anda memahami pola dan meningkatkan kemampuan dalam menjawabnya.

Materi TKP


Tes Karakteristik Pribadi (TKP) mengukur karakteristik kepribadian, seperti integritas, motivasi, kepemimpinan, dan kemampuan bekerja dalam tim. Penting untuk menjawab pertanyaan TKP dengan jujur dan konsisten.

Sumber Download Soal dan Pembahasan


Untuk mempersiapkan diri dengan baik, Anda dapat menggunakan sumber download soal dan pembahasan yang tersedia secara online. Situs web resmi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) seringkali menyediakan soal-soal latihan CPNS beserta pembahasannya. Selain itu, ada juga situs web dan forum-forum yang membagikan soal-soal latihan CPNS secara gratis.

Tips Sukses


Selain pemahaman materi, berikut beberapa tips tambahan yang dapat membantu Anda meraih kesuksesan dalam ujian CPNS:

  • Jadwal Studi yang Tepat: Buat jadwal belajar yang teratur dan konsisten untuk memastikan Anda memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan diri.
  • Simulasi Ujian: Cobalah untuk menjawab soal-soal latihan dalam batasan waktu yang sama dengan ujian sesungguhnya untuk membangun keterampilan manajemen waktu.
  • Berlatih dengan Soal-soal Lama: Berlatih dengan soal-soal ujian CPNS dari tahun-tahun sebelumnya akan membantu Anda memahami jenis soal yang mungkin muncul.
  • Istirahat dan Kesehatan: Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup sebelum hari ujian, dan konsumsi makanan yang sehat untuk menjaga konsentrasi dan energi.

Download Soal dan Pembahasan Latihan TWK TIU TKP CPNS 2023 adalah langkah awal yang penting dalam persiapan ujian CPNS tahun ini. Dengan pemahaman materi yang kuat, latihan yang konsisten, dan strategi yang tepat, Anda dapat meningkatkan peluang Anda untuk meraih hasil yang memuaskan. Ingatlah bahwa persiapan yang baik adalah investasi dalam masa depan Anda, membuka peluang untuk menjadi bagian dari layanan publik yang penting dalam pembangunan negara.

Link Download Soal dan Pembahasan Latihan TWK TIU TKP CPNS 2023

Link Download 1 (Soal Latihan 1)
Penjajahan Inggris di Indonesia (1811-1816): Periode Penaklukan dan Kebijakan

Penjajahan Inggris di Indonesia (1811-1816): Periode Penaklukan dan Kebijakan

Penjajahan Inggris di Indonesia (1811-1816): Periode Penaklukan dan Kebijakan

Selama periode sejarah yang penting ini, "Penjajahan Inggris di Indonesia (1811-1816): Periode Penaklukan dan Kebijakan," kita akan menjelajahi episode penjajahan yang seringkali terlupakan dari sejarah Indonesia. Dalam artikel ini, kami akan membongkar peristiwa-peristiwa yang terjadi selama pemerintahan Inggris di Hindia Belanda pada awal abad ke-19. Dari penaklukan Batavia hingga kebijakan reformasi yang diperkenalkan oleh Sir Thomas Stamford Raffles, mari kita gali lebih dalam untuk memahami dampak penjajahan Inggris di Indonesia.


Penjajahan Inggris di Indonesia pada tahun 1811 hingga 1816 adalah masa yang bersejarah. Ini dimulai ketika Inggris tiba di pelabuhan Batavia pada tanggal 4 Agustus 1811, yang pada saat itu dikuasai oleh Republik Bataaf yang dipimpin oleh Jan Willem Jansens. Pada tanggal 26 Agustus 1811, Batavia jatuh ke tangan Inggris setelah pasukan Inggris di bawah komando Sir Thomas Stamford Raffles menyerang.



Perjanjian Kapitulasi Tuntang

Pasukan Inggris berhasil mengejar Jan Willem Jansens yang melarikan diri ke Semarang. Namun, di Desa Tuntang, Kabupaten Semarang, Inggris memaksa Jansens menyerah dan menandatangani Kapitulasi Tuntang pada tanggal 18 September 1811. Perjanjian ini memiliki beberapa poin penting:

  1. Pemerintah Belanda menyerahkan wilayah Hindia Belanda kepada Inggris.
  2. Semua tentara Belanda menjadi tawanan perang Inggris.
  3. Orang Belanda dipekerjakan dalam pemerintahan Inggris.
  4. Hutang Belanda tidak menjadi tanggungan Inggris.
  5. Raffles memberi kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk melakukan perdagangan bebas.

Kebijakan Raffles Selama Menjabat Letnan Jenderal di Jawa

Sir Thomas Stamford Raffles, yang kemudian menjabat sebagai Letnan Gubernur di Jawa, memperkenalkan berbagai kebijakan yang signifikan selama masa pemerintahannya:


Bidang Pemerintahan:

  1. Menegosiasikan perdamaian dengan penguasa lokal yang dianggap menentang Inggris.
  2. Membagi Jawa menjadi 16 karesidenan dan 9 perfektur.
  3. Mereformasi kebijakan kolonial Belanda.
  4. Mengubah para bupati feodal menjadi pegawai pemerintah di bawah naungan pemerintah pusat.
  5. Mengadopsi sistem politik Inggris.

Bidang Ekonomi:

  1. Memberi kebebasan kepada rakyat untuk menanam tanaman ekspor yang menguntungkan.
  2. Menghapus pajak hasil bumi (Contingenten) dan penyerahan wajib (Verplichte Laverentie).
  3. Menerapkan sistem sewa tanah (landrent).
  4. Menggantikan sistem barter dengan sistem uang.
  5. Memberikan kepastian hukum bagi pemilik tanah.

Bidang Sosial Budaya:

  1. Menyelesaikan tulisan "History of Java".
  2. Menemukan bunga Rafflesia Arnoldi.
  3. Memugar beberapa candi, termasuk Candi Borobudur dan Prambanan.
  4. Mengembangkan Kebun Raya Bogor.
  5. Mendukung berdirinya Bataviaasch Genootschap sebagai perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

Berakhirnya Masa Pemerintahan Raffles

Pada tahun 1815, Raffles digantikan oleh John Fendall sebagai Letnan Gubernur di Jawa. Ini terkait dengan Perjanjian Anglo-Dutch pada tahun 1814, yang menandai akhir Perang Napoleon di Eropa. Konvensi London pada tahun 1814 juga mempengaruhi berakhirnya masa pemerintahan Inggris di Indonesia:

  1. Belanda mendapatkan kembali wilayah jajahannya dari Inggris.
  2. Inggris memperoleh wilayah India dari Belanda.
  3. Wilayah jajahan lainnya tetap berada di bawah kendali Inggris atau Belanda.

Konvensi London resmi diimplementasikan di Indonesia pada tahun 1816. Pada 15 Oktober 1817, Raffles ditugaskan sebagai Gubernur Jenderal di Bencoolen atau Bengkulu, yang terkenal sebagai daerah penghasil lada.

Dengan demikian, kita menyimpulkan perjalanan kita melalui "Penjajahan Inggris di Indonesia (1811-1816): Periode Penaklukan dan Kebijakan." Periode penjajahan ini, yang mungkin terabaikan dalam buku-buku sejarah, memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya Indonesia. Dari perjanjian Tuntang hingga reformasi pemerintahan oleh Raffles, kita telah menyelami masa yang mengubah landasan sejarah bangsa ini. Dengan memahami masa lalu, kita dapat lebih baik memahami identitas dan perjalanan Indonesia ke masa depan. Artikel ini diharapkan telah memberikan wawasan yang bermanfaat tentang periode penting dalam sejarah Indonesia.