Karakter Religius dan Contoh dalam Kehidupan

Raja Salman puji toleransi Indonesia/Merdeka


Karakter Religius dan Contoh dalam Kehidupan - Bangsa Indonesia saat ini mengalami perubahan prilaku yang menyimpang. Norma dan nilai seolah menjadi sekedar literatur kepustakaan masyarakat yang berbudi luhur. Sikap merasa agung sebagai bangsa yang punya kekayaan nilai, tapi miskin bukti saat bersikap dan berbuat.  Merasa bangga saat dipuji sebagai masyarakat heterogen, namun konflik kian meruyak. Merasa percaya diri dengan budaya beragam, namun tidak menghargai lagi semangat perbedaan.

Melihat permasalahan tersebut, tentu saja dibutuhkan generasi bangsa yang memiliki jiwa dan karakter yang kuat, salah satunya karakter religius (Red – 18 Nilai Pendidikan Karakter Bangsa). Religius merupakan salah satu dari 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang menjadi pola didik anak di semua jenjang pendidikan formal.

Karakter religius secara umum diartikan sebagai Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Dalam pengertian ini jelas bawasannya karakter religius merupakan pokok pangkal terwujudnya kehidupan yang damai.
Selanjutnya, dalam karakter religius nilai agama merupakan nilai dasar yang semestinya sudah dikenalkan kepada anak mulai dari rumah, sehingga pengetahuan di sekolah hanya akan menambah wawasan saja.

Orangtua jangan mengandalkan sekolah untuk mengubah perilaku anak agar sesuai nilai agama. Sebaliknya, orangtua harus menularkan kepada anak nilai-nilai agama yang tercantum dalam kitab suci agar anak mudah mengerti, mempercayai, dan menjunjung tinggi kebenaran-kebenaran yang berasal dari Sang Pencipta.

Hal kecil seperti mengajak anak mengucapkan rasa syukur ketika dia mendapat satu keberhasilan, baik itu berupa nilai bagus di sekolah atau keberhasilan di bidang lain, akan menjadi satu contoh, sehingga anak tahu dari siapa keberhasilannya berasal dan bagaimana menyikapinya.

Contoh lain adalah kebiasaan menyumbang atau membantu tetangga yang kesusahan, akan tertanam di pikiran anak ketika orangtua mengatakan alasannya melakukan itu.

Jadi, bukan dengan pemaksaan, tapi dari contoh nyata orangtua, sampai akhirnya anak terdorong untuk melakukan hal yang sama di lain hari.

Orangtua yang menjalankan nilai keagamaan pada kehidupan di rumah akan mudah membentuk perilaku anak.

Nilai agama bagi anak adalah landasan dasar  untuk anak dalam beraktivitas di kesehariannya sehingga bisa menjadi filter atau penyaring alami terhadap sikap dan perilaku yang cenderung negatif.

Anak jadi tahu dan mengerti mana yang baik dan boleh dilakukan dan mana yang tidak. Orangtua pun menjadi tak was-was ketika anak beraktivitas di luar rumah.
***
Berikut adalah langkah menanamkan nilai religius kepada anak:
  • Perkenalkan anak dengan Sang Pencipta dan ciptaannya;
  • Ketika usia anak cukup, ajak dan tanamkan betapa menyenangkannya menjalankan ibadah;
  • Berilah pemahanan yang sederhana terhadap sesuatu yang boleh dan tidak dilakukan;
  • Ceritakan kisah-kisah keagamaan, baik berupa cerita sejarah atau kisah inspriratif dari tokoh agama;
  • Ajarkan anak untuk bersikap toleransi kepada pemeluk agama lain sesuai dengan ajaran agama.

***

Dengan menanamkan nilai agama sejak dini, anak akan mudah untuk menyerap dan merefleksikannya pada saat berbicara, bersikap, dan bertingkah laku di segala aktivitas bersama teman-temannya.

I am admin https://jumankera.com

This Is The Oldest Page

2 komentar