STAD Mendorong Motivasi Belajar yang Positif

STAD Mendorong Motivasi Belajar yang Positif



Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dan menengah, proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 seharusnya mengadopsi pembelajaran aktif, yang menuntut guru untuk menjadi kreatif dalam penggunaan metode dan media pembelajaran. Namun, kenyataannya, banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran, salah satunya adalah jarangnya penggunaan metode pembelajaran yang beragam.


Mata pelajaran IPS, khususnya yang berisi materi teoritis, sering kali dianggap membosankan oleh peserta didik. Hal ini disebabkan oleh penggunaan metode konvensional seperti ceramah dan tanya jawab yang sering digunakan dalam pembelajaran Sosiologi. Salah satu cara untuk mengatasi kebosanan dalam belajar adalah dengan memotivasi peserta didik melalui penggunaan metode pembelajaran yang tepat, seperti metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD).


STAD memungkinkan peserta didik untuk aktif berinteraksi satu sama lain, yang dapat meningkatkan pemahaman, pengetahuan, keterampilan, dan respon mereka. Metode ini melibatkan pembagian kelas menjadi 6 kelompok heterogen berdasarkan kemampuan akademik. Setiap kelompok memiliki peserta didik yang ahli dalam materi tertentu, yang bertanggung jawab menjelaskan materi kepada kelompoknya. Selain diskusi, peserta didik juga melakukan kuis mandiri tentang materi.


Langkah-langkah pembelajaran STAD mencakup:

  • Memberikan pretes atau ujian sebelumnya tentang materi.
  • Mengurutkan nilai pretes dari yang tertinggi ke terendah.
  • Membagi peserta didik menjadi kelompok berdasarkan kemampuan akademik.
  • Menyajikan materi.
  • Memberikan lembar kerja.
  • Memantau kemajuan kelompok.
  • Mengadakan kuis individu.
  • Memberikan skor kelompok berdasarkan skor individu.


STAD memotivasi peserta didik untuk saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam memahami materi. Peserta didik diberi tanggung jawab untuk bekerja sama dalam kelompok, namun harus mandiri dalam menjawab kuis. Skor kelompok didasarkan pada peningkatan nilai peserta didik dari nilai sebelumnya.


Keberhasilan metode ini diukur dari peningkatan hasil belajar peserta didik setelah pembelajaran, dengan minimal 80% peserta didik mencapai ketuntasan belajar. Kemampuan seorang guru dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dapat berdampak signifikan pada kesuksesan pembelajaran. Dengan penggunaan metode yang tepat, mata pelajaran Sosiologi yang teoritis dan mungkin membosankan dapat menjadi lebih menarik dan menyenangkan.


Dalam kesimpulannya, STAD adalah salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan mengatasi kebosanan dalam pembelajaran, terutama pada mata pelajaran seperti IPS. Para pendidik dianjurkan untuk berinovasi dan menciptakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran untuk meminimalisir kebosanan dalam belajar.

I am admin https://jumankera.com