Tampilkan postingan dengan label Guru Penggerak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Guru Penggerak. Tampilkan semua postingan
Lirik Mars dan Hymne Guru Penggerak

Lirik Mars dan Hymne Guru Penggerak

Lirik Mars dan Hymne Guru Penggerak


Guru penggerak telah diakui sebagai contoh utama perubahan dalam sektor pendidikan menuju arah yang lebih positif. Mereka mencapainya dengan menerapkan kreativitas dalam proses pengajaran, mengadopsi pendekatan yang sangat humanis terhadap siswa, dan terus mengupayakan pengembangan potensi diri.




Manifestasi dari peran guru penggerak ini dapat ditemui dalam himne dan mars khusus mereka. Kedua komposisi musik ini menggambarkan makna yang mendalam terkait peran guru penggerak dalam membentuk masa depan bangsa. Mereka bukan hanya sebagai penyampai pengetahuan, melainkan juga sebagai pendorong semangat untuk berkarya demi kemajuan bangsa.

Mars Guru Penggerak

Berikut adalah lirik Mars Guru Penggerak (Cipt. Aris SP):

Bulatkan tekad kuatkan hati
Negeri ini memanggilmu kawan
Belajar bergerak berbagi untuk negeri
Guru penggerak majukan pendidikan
Guru penggerak menghamba pada murid
Kreatif rancang pembelajaran
Hargai potensi tingkatkan prestasi
Lahirkan profil pelajar Pancasila
Belajar bergerak berbagi untuk negeri
Kita menjalin kolaborasi
Belajar bergerak berbagi untuk negeri
Demi bhakti pada ibu pertiwi

Lewat frasa "Pertegas tekad, kuatkan hati," guru mengajak siswa untuk memperkuat tekad dan semangat mereka. Mereka dianggap sebagai pelopor dalam belajar, bergerak, dan berbagi demi kemajuan bangsa. Frasa "Guru penggerak menghamba pada murid" mencerminkan tekad guru dalam membimbing dan memahami kebutuhan siswa.

Dengan menerapkan kreativitas dalam proses pembelajaran, guru penggerak menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan potensi penuh setiap siswa, sebagaimana tergambar dalam ajakan "Hargai potensi, tingkatkan prestasi." Peran guru penggerak juga terlihat dalam membentuk profil pelajar Pancasila.

Lagu ini menggambarkan kolaborasi antara guru dan siswa dalam mewujudkan pengabdian pada tanah air. Melalui belajar, bergerak, dan berbagi, guru dan siswa bersama-sama menciptakan fondasi yang kuat untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

Hymne Guru Penggerak

Berikut adalah lirik Hymne Guru Penggerak (Cipt. Dian Magdalena T dan Dedi Hermawan):

Hati dan jiwa terpanggil
Teguh menyatu terpadu
Tergerak berkarya
Torehkan prestasi
Hadirmu sangat dinanti
Karyamu sangat berarti
Memberi dorongan
Bagi pendidik bangsa
Guru penggerak pemimpin pendidikan
Guru penggerak kembangkan keterampilan
Menuntun kodrat alam dan kodrat zaman
Wujudkan Merdeka Belajar
Guru Penggerak selalu berinovasi
Guru Penggerak selalu berkreasi
Padamu ya Tuhan kami memohon
Beri kekuatan dan keberkahan

Dalam lirik hymne guru, guru penggerak dianggap sebagai pembangun fondasi pendidikan yang kokoh untuk masa depan. "Hati dan jiwa terpanggil, teguh bersatu dan terpadu" mencerminkan persatuan dan kolaborasi guru penggerak untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung siswa.

Guru penggerak diakui sebagai tokoh yang sangat diharapkan dan memiliki peran krusial dalam mencapai prestasi. Frasa "Guru penggerak pemimpin pendidikan" menunjukkan bahwa mereka bukan hanya sebagai pengajar, melainkan juga sebagai pemimpin bagi siswa dan rekan sejawat.

Dengan terus mengembangkan keterampilan, guru penggerak dapat membimbing siswa sesuai dengan kodrat alam dan tuntutan zaman. Lagu ini juga mencerminkan semangat "Merdeka Belajar" yang diwujudkan melalui inovasi dan kreasi yang tidak pernah berhenti.
5 Metode Pengembangan Diri Guru

5 Metode Pengembangan Diri Guru

5 Metode Pengembangan Diri Guru

Mengenal 5 metode pengembangan diri guru penggerak yaitu coaching, mentoring, konseling, fasilitasi dan training. Dalam menghadapi tuntutan perubahan dan perkembangan di berbagai bidang, penting bagi seorang guru untuk terus memaksimalkan potensinya guna meningkatkan kinerjanya. Hal ini menjadi lebih krusial, terutama bagi seorang guru penggerak, di mana pengembangan diri menjadi suatu keharusan. Upaya pengembangan diri tersebut dapat didukung oleh kepala sekolah dan rekan sejawat.

Pada artikel ini, kita akan menjelajahi konsep coaching dan perbandingannya dengan pendekatan lain seperti mentoring, konseling, fasilitasi, dan training.




Salah satu pendekatan yang efektif dalam pengembangan diri guru adalah melalui coaching. Menurut definisi International Coach Federation, coaching merupakan suatu proses kolaborasi yang berorientasi solusi, fokus pada hasil, dan sistematis. Artikel ini akan menjelajahi konsep coaching dan membandingkannya dengan pendekatan lain seperti mentoring, konseling, fasilitasi, dan training.

Pertama, coaching merupakan bentuk kemitraan yang memfokuskan pada peningkatan performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi. Berbeda dengan mentoring yang lebih menekankan pada transfer pengetahuan dan keterampilan, coaching lebih menitikberatkan pada membantu individu belajar dari diri mereka sendiri. Tujuan utamanya adalah membimbing individu (coachee) untuk menemukan ide baru atau cara mengatasi tantangan, serta mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam coaching, coachee yang mengambil keputusan, sementara coach memfasilitasi dengan mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan.

Selanjutnya, mentoring melibatkan hubungan antara seseorang yang berpengalaman (mentor) dan yang kurang berpengalaman (mentee). Mentor menggunakan pengalamannya untuk membantu mentee mengatasi kesulitan, mendorong pilihan terbaik, dan memfasilitasi perkembangan. Bedanya dengan coaching, mentoring seringkali melibatkan pemberian tips langsung untuk menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan tertentu.

Konseling, di sisi lain, adalah hubungan bantuan yang fokus pada pertumbuhan pribadi, penyesuaian diri, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Sebagai seorang ahli, konselor membantu individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka. Konseling umumnya dilakukan ketika ada masalah emosional dan psikologis, dengan fokus pada pembenahan masa lalu. Ini berbeda dengan coaching yang lebih berorientasi pada solusi dan pertumbuhan masa depan.

Fasilitasi melibatkan seseorang yang netral di luar kelompok untuk membantu kelompok mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, serta membuat keputusan. Tujuan fasilitasi adalah meningkatkan efektivitas kelompok dengan memudahkan proses identifikasi masalah dan pengambilan keputusan. Tidak seperti coaching yang bersifat individu, fasilitasi fokus pada efektivitas kelompok.

Terakhir, training adalah usaha terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pengetahuan, keahlian, dan perilaku oleh para pegawai. Dalam training, trainer berperan sebagai ahli yang berusaha mengembangkan pengetahuan dan keterampilan trainee. Bedanya dengan coaching yang lebih bersifat kolaboratif dan personal.

Dalam menghadapi tantangan dan mencapai tujuan, setiap guru dapat memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Namun, coaching tetap dianggap sebagai metode yang kuat dalam membantu membuka potensi tersembunyi dan mencapai pertumbuhan pribadi yang signifikan.

Demikian, konsep 5 Metode Pengembangan Diri Guru coaching dan perbandingannya dengan pendekatan lain seperti mentoring, konseling, fasilitasi, dan training.