Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin


Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Disusun oleh Erman Istanto (CGP Angkatan 8 Kota Pekalongan)

1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan yang dalam dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Dalam dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara dikenal dengan Pratap Triloka yang terdiri dari tiga konsep penting: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Konsep-konsep ini memiliki relevansi langsung dengan bagaimana seorang pemimpin dalam pendidikan mengambil keputusan yang memengaruhi masa depan para murid.

  • Ing Ngarso Sung Tuladha: Pemimpin sebagai teladan yang baik. Konsep ini mengajarkan bahwa pemimpin harus memberikan contoh yang positif kepada murid. Dalam konteks pengambilan keputusan, pemimpin harus menunjukkan bagaimana membuat keputusan yang tepat dan etis. Ini menciptakan lingkungan di mana murid dapat mengambil keputusan yang baik.
  • Ing Madyo Mangun Karsa: Pemimpin sebagai kolaborator. Seorang pemimpin harus bekerja sama dengan murid, membantu mereka dalam menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Dalam hal pengambilan keputusan, ini berarti memberikan murid kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, sehingga mereka dapat merasa memiliki keputusan tersebut.
  • Tut Wuri Handayani: Pemimpin memberi kesempatan. Konsep ini mengajarkan bahwa pemimpin harus memberi kesempatan kepada murid untuk berkembang. Dalam konteks pengambilan keputusan, ini berarti memungkinkan murid untuk memiliki peran aktif dalam menentukan arah dan pilihan mereka sendiri.

Pandangan Ki Hajar Dewantara terhadap pengambilan keputusan menggarisbawahi pentingnya etika dan moral dalam pendidikan. Bagaimana pemimpin bertindak dan mengambil keputusan akan membentuk karakter murid. Oleh karena itu, menjadi penting bagi pemimpin pendidikan untuk menginternalisasi nilai-nilai kebajikan dalam setiap pengambilan keputusan.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri pemimpin pembelajaran dalam pendidikan guru penggerak berpengaruh besar terhadap prinsip-prinsip yang mereka ambil dalam pengambilan keputusan. Misalnya, nilai-nilai seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid akan membimbing pemimpin dalam membuat keputusan yang lebih baik. Ini mengurangi risiko kesalahan dalam proses pengambilan keputusan.

3. Materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif?

Pengambilan keputusan dalam konteks pendidikan sering kali melibatkan coaching. Keterampilan coaching yang baik, yang dapat diintegrasikan dengan konsep TIRTA (identifikasi masalah yang cermat dan sistematis), serta prinsip-prinsip dan langkah-langkah pengambilan keputusan, dapat menghasilkan keputusan yang efektif.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek social emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Kemampuan seorang guru dalam mengelola aspek sosial emosionalnya juga berdampak pada pengambilan keputusan, khususnya dalam menghadapi dilema etika. Guru yang memiliki kompetensi sosial emosional dan berpikir mindfulness akan lebih mampu mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana yang mempertimbangkan kepentingan semua murid.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Dalam pembahasan studi kasus yang menekankan pada moral dan etika, nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik menjadi panduan dalam mengambil keputusan. Ini menekankan pentingnya nilai-nilai kebajikan dan rasa tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman

Pengambilan keputusan yang tepat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman bagi murid, sehingga mendukung pembelajaran yang memerdekakan murid. Pengambilan keputusan yang salah dapat berdampak negatif pada murid. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti paradigma pengambilan keputusan dan langkah-langkah pengujian keputusan dengan cermat dan penuh tanggung jawab.

7. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilemma etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan dalam mengambil keputusan di lingkungan pendidikan seringkali berkaitan dengan perubahan paradigma di lingkungan tersebut. Perubahan ini bisa menyulitkan pemimpin dalam memutuskan bagaimana menangani kasus dilema etika atau situasi dengan berbagai kepentingan yang berbeda.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh pengambilan keputusan ini juga sangat besar terhadap pengajaran yang memerdekakan murid. Keputusan yang tepat akan memberikan peluang bagi murid untuk berkembang secara mandiri, kreatif, dan inovatif sesuai dengan potensi unik mereka.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran yang mampu mengambil keputusan dengan bijaksana akan memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan dan masa depan murid-murid mereka. Pengambilan keputusan yang tepat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan memengaruhi masa depan murid dengan cara yang positif.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Filosofi Ki Hajar Dewantara dan konsep Pratap Triloka memiliki peran penting dalam panduan pengambilan keputusan bagi pemimpin dalam dunia pendidikan. Nilai-nilai yang dianut oleh pemimpin, seperti nilai-nilai kebajikan dan prinsip-prinsip etika, membimbing mereka dalam mengambil keputusan yang tepat dan berdampak positif pada murid-murid mereka. Selain itu, kemampuan dalam mengelola aspek sosial emosional juga menjadi faktor kunci dalam pengambilan keputusan yang bijaksana. Melalui coaching dan paradigma pengambilan keputusan yang cermat, pemimpin dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan memerdekakan murid-murid mereka. Tantangan dalam menghadapi dilema etika sering muncul dalam konteks pendidikan, tetapi dengan berpegang pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang kuat, pemimpin dapat mengatasi tantangan tersebut. Pengambilan keputusan yang tepat oleh pemimpin berdampak langsung pada pengajaran yang memerdekakan murid dan memengaruhi masa depan mereka. Oleh karena itu, pemimpin pendidikan harus selalu berusaha untuk menjadi teladan yang baik dan bijaksana dalam pengambilan keputusan.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Saya belajar terkait dengan cara mengidentifikasi kasus-kasus yang melibatkan dilema etika atau bujukan moral melalui pengujian kebenaran atau kesalahan dalam situasi tersebut. Jika sebuah kasus melibatkan pelanggaran hukum, maka situasi tersebut tergolong dalam bujukan moral, sedangkan jika tidak ada pelanggaran hukum, maka kita berhadapan dengan dilema etika.

Dalam proses pengambilan keputusan, ada empat paradigma yang perlu diperhatikan, yaitu pertentangan antara individu dengan masyarakat, rasa keadilan dengan rasa kasihan, kebenaran dengan kesetiaan, dan jangka pendek dengan jangka panjang. Selain itu, terdapat tiga prinsip penting dalam pengambilan keputusan, yaitu berpikir berdasarkan hasil akhir, aturan, dan perasaan peduli.

Selain itu, saya mempelajari tentang 9 langkah pengambilan keputusan yang meliputi mengumpulkan fakta yang relevan,  pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar melawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilemma, membuat keputusan dan yang terakhir saya refleksikan kembali keputusan tersebut.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua permasalahan adalah dilema etika; ada juga kasus bujukan moral. Sebagai pemimpin, kita harus berhati-hati agar tidak salah mengkategorikan permasalahan sebagai dilema etika jika sebenarnya itu adalah bujukan moral. Dalam menghadapi situasi bujukan moral, terutama jika melibatkan pelanggaran hukum, penting untuk memegang teguh nilai kebenaran dan bertindak sesuai dengan itu.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Dalam dunia pendidikan, pengambilan keputusan seringkali melibatkan dilema etika atau konflik moral yang memerlukan pertimbangan yang cermat. Salah satu kasus yang sering terjadi adalah ketika jam pembelajaran bertabrakan dengan jam istirahat di sekolah. Situasi ini memunculkan perdebatan antara melanjutkan jam pembelajaran yang dapat mengganggu kenyamanan siswa atau memotong istirahat yang bisa menyebabkan keterlambatan masuk kelas.

Dalam menghadapi kasus ini, seorang pemimpin pendidikan harus mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi keputusan yang diambil. Setelah memahami modul ini saya lebih memahami langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah dilema etika.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Konsep pengambilan keputusan yang telah saya pelajari tidak hanya memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang proses pengambilan keputusan, tetapi juga membawa perubahan signifikan dalam cara saya menghadapinya. Sebelumnya, saya sering merasa bingung dan terburu-buru dalam mengambil keputusan, terutama dalam situasi dilema etika atau konflik moral. Namun, sekarang, saya merasa lebih yakin dan terarah karena saya memiliki kunci-kunci yang saya pegang erat dalam proses pengambilan keputusan. Konsep-konsep tersebut termasuk empat paradigma pengambilan keputusan, yaitu pertentangan antara individu dengan masyarakat, rasa keadilan dengan rasa kasihan, kebenaran dengan kesetiaan, serta jangka pendek dengan jangka panjang. Selain itu, tiga prinsip pengambilan keputusan, seperti berpikir berdasarkan hasil akhir, aturan, dan perasaan peduli, juga menjadi panduan yang berharga. Selain itu, sembilan langkah dalam pengambilan keputusan menjadikan saya lebih memahami bagaimana langkah efektif dalam mengambil dan menentukan keputusan.

Dengan memahami dan menerapkan konsep-konsep ini, saya merasa lebih mampu menghadapi berbagai tantangan dalam pengambilan keputusan. Saya telah mengalami perubahan signifikan dalam cara saya merespons dilema etika dan bujukan moral, dan sekarang saya merasa lebih siap dan mampu untuk membuat keputusan yang bijaksana dan mempertimbangkan berbagai faktor yang terlibat. Dengan adanya landasan yang kuat, saya dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan efektif, yang pada gilirannya memengaruhi hasil dan dampak dari setiap tindakan yang saya ambil.

14.  Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Kemampuan dalam mengambil keputusan memegang peran yang sangat krusial dalam kehidupan kita, terutama ketika kita berada dalam posisi kepemimpinan. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam perjalanan hidup, kita akan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang memerlukan keputusan yang bijaksana. Ini berlaku tidak hanya dalam situasi sehari-hari, tetapi juga ketika kita memegang peran sebagai pemimpin, termasuk sebagai pemimpin dalam konteks pembelajaran di kelas. Kehidupan seorang pemimpin, baik itu di kelas, dalam organisasi, atau dalam lingkup yang lebih luas, seringkali kompleks dan penuh dengan beragam tantangan. Oleh karena itu, memahami dan mempraktikkan kemampuan pengambilan keputusan adalah suatu hal yang sangat penting. Tanpa pengetahuan dan keterampilan ini, kita mungkin akan terjebak dalam kebingungan saat harus membuat keputusan, bahkan bisa berpotensi mengambil keputusan yang salah, yang pada akhirnya dapat berdampak buruk pada diri kita sendiri dan orang lain yang dipimpin atau dipengaruhi oleh keputusan tersebut.

Pengembangan kemampuan dalam mengambil keputusan adalah proses yang berkelanjutan dan memerlukan pembelajaran. Hal ini tidak hanya relevan bagi pemimpin, tetapi juga bagi setiap individu yang ingin membuat keputusan yang tepat dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan belajar dan mempraktikkan konsep-konsep pengambilan keputusan yang benar, kita dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam menghadapi berbagai permasalahan, menjauhkan diri dari kebingungan, dan mengambil langkah-langkah yang lebih efektif untuk mencapai tujuan kita. Oleh karena itu, pengembangan kemampuan pengambilan keputusan adalah investasi yang sangat berharga untuk meraih kesuksesan dan kesejahteraan dalam kehidupan kita.

I am admin https://jumankera.com