Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Bartender: Pengertian, Tugas, dan Keterampilan yang Harus Dimiliki

Bartender: Pengertian, Tugas, dan Keterampilan yang Harus Dimiliki

Bartender: Pengertian, Tugas, dan Keterampilan yang Harus Dimiliki



Bartender sering dianggap sebagai tokoh sentral dalam industri perhotelan, memainkan peran penting dalam menyajikan minuman yang enak dan menyenangkan bagi pelanggan. Mereka adalah seniman pencampuran minuman, pelayan terampil, dan seringkali teman yang menghibur. Artikel ini akan memberikan pemahaman mendalam mengenai apa itu bartender, tugas yang diemban, dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang bartender.

10 Nilai Berita Jurnalistik yang Wajib Diketahui Calon Jurnalis

10 Nilai Berita Jurnalistik yang Wajib Diketahui Calon Jurnalis

10 Nilai Berita Jurnalistik yang Wajib Diketahui Calon Jurnalis



Berita adalah laporan mengenai peristiwa. Namun, tidak semua peristiwa pantas untuk dilaporkan atau diberitakan. Dalam jurnalisme, terdapat 10 nilai berita yang menjadi pedoman dalam menentukan apakah sebuah peristiwa layak untuk diberitakan.
Motif Sosiogenetis dan Konsepsi Manusia dalam Psikoanalisis

Motif Sosiogenetis dan Konsepsi Manusia dalam Psikoanalisis

Motif Sosiogenetis dan Konsepsi Manusia dalam Psikoanalisis


Motif sosiogenesis, yang juga dikenal sebagai motif sekunder, beroperasi sebagai kontrast terhadap motif primer yang bersifat biologis. Beberapa klasifikasi motif sosiogenesis yang dikenal adalah:



W.I Thomas dan Florian Znaniecki:

  1. Keinginan untuk mengalami pengalaman baru.
  2. Keinginan untuk menerima respons dari orang lain.
  3. Keinginan akan pengakuan.
  4. Keinginan akan rasa aman.

David McClelland:

  1. Kebutuhan akan prestasi (need for achievement).
  2. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation).
  3. Kebutuhan akan kekuasaan (need for power).

Abraham Maslow:

  1. Kebutuhan akan keamanan (safety needs).
  2. Kebutuhan akan cinta dan keterikatan (belongingness and love needs).
  3. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs).
  4. Kebutuhan untuk aktualisasi diri (self-actualization).

Melvin H. Marx:

Kebutuhan organisme:

a. Motif ingin tahu (curiosity).

b. Motif kompetensi (competence).

c. Motif prestasi (achievement).

Motif-motif sosial:

a. Motif afiliasi (affiliation).

b. Motif kekuasaan (power).

c. Motif kemandirian (independence).

Motif sosiogenesis dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Motif ingin tahu: Keharapan untuk memahami dan menggali dunia di sekitar kita.
  2. Motif kompetensi: Keinginan untuk membuktikan kemampuan dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan.
  3. Motif cinta: Kemampuan untuk mencintai dan dicintai adalah esensial dalam perkembangan kepribadian.
  4. Motif harga diri dan pencarian identitas: Berkaitan dengan kebutuhan untuk membuktikan kemampuan dan mendapatkan kasih sayang, serta menunjukkan eksistensi dalam dunia ini.
  5. Kebutuhan akan nilai, kenyamanan, dan makna hidup: Manusia membutuhkan nilai-nilai sebagai panduan dalam mengambil keputusan dan memberikan makna pada hidupnya.
  6. Kebutuhan untuk aktualisasi diri: Keinginan untuk tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga berkembang dan mencapai potensi penuh kita.

Mengapa Motif Sosiogenesis Disebut "Motif Sekunder"?

Motif sosiogenesis disebut sebagai "motif sekunder" karena motif ini berfungsi sebagai kontrast terhadap motif primer yang bersifat biologis. Motif primer, seperti motif kebutuhan biologis (seperti makanan, air, dan tidur), dikenal sebagai dorongan-dorongan dasar yang diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia. Motif sosiogenesis, meskipun juga penting, seringkali berkaitan dengan keinginan sosial, emosional, dan psikologis yang muncul setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Oleh karena itu, mereka disebut "motif sekunder" karena mereka muncul di atas dasar motif primer yang lebih mendasar.

Pengertian Teaching at the Right Level (TaRL)

Pengertian Teaching at the Right Level (TaRL)

Pengertian Teaching at the Right Level (TaRL)



Apa yang dimaksud dengan Teaching at the Right Level (TaRL)? Mari kita jelaskan definisi atau pengertian TaRL atau Teaching at the Right Level. TaRL adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada tingkat kemampuan individu peserta didik, bukan pada kelas atau tingkatan. Pendekatan ini dirancang untuk memastikan bahwa pembelajaran disesuaikan dengan pencapaian, tingkat kemampuan, dan kebutuhan peserta didik. Tujuannya adalah mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan dengan menggunakan tingkat kemampuan peserta didik sebagai panduan dalam merancang pembelajaran.


Pendekatan Teaching at the Right Level atau TaRL telah diimplementasikan di berbagai negara, termasuk India, Kenya, dan Australia. Hasil penelitian di India menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan membaca peserta didik setelah menerapkan pendekatan ini. Peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan mereka, dan mereka menerima pengajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan tersebut. Studi serupa di India juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan membaca peserta didik dalam waktu singkat.


Prinsip-prinsip Teaching at the Right Level (TaRL) juga menjadi pedoman dalam menerapkan pendekatan ini. Tujuan utama adalah memperkuat kemampuan numerasi, literasi, dan pengetahuan peserta didik sesuai dengan capaian pembelajaran. Peserta didik tidak terikat oleh tingkatan kelas tetapi dikelompokkan berdasarkan fase perkembangan dan tingkat kemampuan yang sama. Setiap fase atau tingkatan memiliki capaian pembelajaran yang harus dicapai, dan kemajuan peserta didik dinilai berdasarkan evaluasi pembelajaran.


Tahapan Penerapan Strategi/Penekatan Pembelajaran Teaching at the Right Level (TaRL)


Penerapan strategi atau pendekatan pembelajaran TaRL melibatkan beberapa tahap penting. Tahap pertama adalah asesmen, yang melibatkan identifikasi potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan, dan capaian pembelajaran peserta didik. Tahap kedua adalah perencanaan, di mana proses pembelajaran disusun berdasarkan data asesmen, dan peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan yang sama. Selama tahap pembelajaran, asesmen formatif digunakan untuk memantau pemahaman peserta didik, kebutuhan, dan kemajuan selama proses pembelajaran. Selain itu, terdapat asesmen sumatif yang digunakan untuk mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran di akhir proses pembelajaran.


Dengan pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL), pembelajaran menjadi lebih personal dan sesuai dengan kebutuhan individu peserta didik. Pendekatan ini telah terbukti berhasil meningkatkan kemampuan membaca dan pemahaman peserta didik, memberikan solusi yang efektif dalam dunia pendidikan.



Prinsip Pendekatan TaRL


Berikut adalah beberapa prinsip utama yang menjadi landasan dari pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL):

  1. Penilaian awal: TaRL dimulai dengan melakukan penilaian awal terhadap kemampuan membaca, menulis, dan berhitung setiap anak. Penilaian ini membantu guru untuk memahami tingkat pemahaman dan keterampilan setiap anak secara individual.
  2. Pemisahan berdasarkan tingkat kemampuan: Setelah penilaian, anak-anak dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan mereka. Kelompok-kelompok ini terdiri dari anak-anak yang memiliki tingkat pemahaman dan keterampilan yang serupa, sehingga guru dapat memberikan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap kelompok.
  3. Pembelajaran yang adaptif: Setelah terbentuknya kelompok-kelompok, guru menggunakan metode pengajaran yang adaptif untuk memastikan bahwa setiap anak dapat memahami materi pelajaran. Ini dapat mencakup penggunaan metode pengajaran yang berbeda, seperti penggunaan bahan bacaan yang sesuai, kegiatan interaktif, dan latihan yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan setiap kelompok.
  4. Pengukuran dan umpan balik: Selama proses pembelajaran, penting untuk melakukan pengukuran terus-menerus terhadap kemajuan setiap anak. Guru memberikan umpan balik yang konstruktif dan bimbingan kepada setiap anak untuk membantu mereka meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka.
  5. Pengajaran berbasis masalah: TaRL mendorong pengajaran yang berbasis masalah, di mana anak-anak diberi kesempatan untuk menerapkan pemahaman dan keterampilan yang mereka pelajari dalam konteks nyata. Ini membantu anak-anak melihat relevansi dan aplikasi praktis dari apa yang mereka pelajari.
  6. Kolaborasi antar guru: TaRL mendorong kolaborasi antara guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran. Guru dapat berbagi pengalaman, strategi pengajaran, dan sumber daya untuk meningkatkan efektivitas pengajaran secara keseluruhan.


Pendekatan pembelajaran TaRL telah terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung pada anak-anak di berbagai konteks pendidikan. Dengan fokus pada pengajaran pada tingkat yang sesuai, pendekatan ini membantu memastikan bahwa setiap anak memperoleh dasar-dasar penting dalam pembelajaran yang akan membantu mereka dalam perjalanan pendidikan mereka.


Contoh RPP dengan Pendekatan TaLR


Contoh berikut adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk mata pelajaran Matematika kelas 4 dengan menggunakan pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) pada tema "Operasi Hitung Pecahan":

Mata Pelajaran: Matematika Kelas: 4 Tema: Operasi Hitung Pecahan Durasi: 2 x 40 menit

Standar Kompetensi:

  • Memahami operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan.
  • Melakukan operasi perkalian dan pembagian dengan pecahan.

Indikator Pencapaian Kompetensi:

  • Mengidentifikasi pecahan pada contoh-contoh benda sekitar.
  • Melakukan penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan tepat.
  • Melakukan perkalian dan pembagian dengan pecahan secara benar.
  • Pertemuan 1: Pecahan dan Penjumlahan Pengurangan Pecahan


Tujuan Pembelajaran:

  • Siswa dapat mengidentifikasi pecahan pada contoh-contoh benda sekitar.
  • Siswa dapat melakukan penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan tepat.

Langkah-langkah Pembelajaran:

Pendahuluan (10 menit):

  • Guru memperkenalkan konsep pecahan dan memberikan contoh-contoh benda sekitar yang dapat diwakili oleh pecahan.
  • Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi pecahan pada contoh-contoh tersebut.


Kegiatan Inti (25 menit):

  • Guru membentuk kelompok-kelompok belajar berdasarkan tingkat kemampuan siswa dalam memahami pecahan.
  • Guru memberikan berbagai lembar kerja yang berisi soal penjumlahan dan pengurangan pecahan sesuai dengan tingkat kemampuan setiap kelompok.
  • Siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan soal-soal tersebut.
  • Guru melakukan pengamatan dan memberikan bimbingan kepada setiap kelompok sesuai dengan kebutuhan mereka.

Penutup (5 menit):

  • Guru mengumpulkan lembar kerja siswa.
  • Guru menyimpulkan materi pembelajaran hari ini dan memberikan umpan balik kepada siswa.
  • Guru memberikan pekerjaan rumah yang terkait dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan.


Pertemuan 2: Perkalian dan Pembagian dengan Pecahan

Tujuan Pembelajaran:

  • Siswa dapat melakukan perkalian dengan pecahan secara benar.
  • Siswa dapat melakukan pembagian dengan pecahan secara benar.

Langkah-langkah Pembelajaran:

Pendahuluan (10 menit):

  • Guru mengingatkan siswa tentang konsep perkalian dan pembagian.
  • Guru menjelaskan penggunaan pecahan dalam operasi perkalian dan pembagian.


Kegiatan Inti (25 menit):

  • Guru memberikan contoh-contoh soal perkalian dan pembagian dengan pecahan.
  • Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok belajar berdasarkan tingkat kemampuan mereka.
  • Guru memberikan lembar kerja yang berisi soal-soal perkalian dan pembagian pecahan sesuai dengan tingkat kemampuan setiap kelompok.
  • Siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan soal-soal tersebut.
  • Guru memberikan bimbingan dan umpan balik kepada setiap kelompok.


Penutup (5 menit):

  • Guru mengajukan beberapa pertanyaan pemahaman kepada siswa tentang perkalian dan pembagian pecahan.
  • Guru menyimpulkan materi pembelajaran hari ini dan memberikan umpan balik kepada siswa.
  • Guru memberikan tugas rumah terkait dengan perkalian dan pembagian pecahan.


Catatan: RPP ini disusun dengan asumsi bahwa siswa telah dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan mereka dalam memahami konsep pecahan. Pendekatan TaRL menekankan pentingnya diferensiasi pembelajaran untuk memastikan setiap anak diajar pada tingkat yang sesuai dengan kemampuan mereka.

Materi Sosiologi SMA Kelas XII: Globalisasi dan Dampaknya pada Komunitas Lokal

Materi Sosiologi SMA Kelas XII: Globalisasi dan Dampaknya pada Komunitas Lokal

Materi Sosiologi SMA Kelas XII: Globalisasi dan Dampaknya pada Komunitas Lokal



Halo teman-teman, pada kesempatan kali ini, saya akan menyajikan sebuah ringkasan materi untuk siswa kelas XII SMA. Materi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang konsep globalisasi serta dampaknya terhadap komunitas lokal. Mari kita eksplorasi materinya!

Definisi Globalisasi


Globalisasi sering dianggap sebagai fenomena dunia yang memiliki beragam wajah. Hal ini sering dikaitkan dengan beberapa konsep seperti internasionalisasi, liberalisasi, universalisasi, westernisasi, dan deteritorialisasi.

  • Internasionalisasi: Melibatkan hubungan antara negara-negara dengan meningkatnya arus perdagangan dan penanaman modal.
  • Liberalisasi: Melibatkan penghapusan pembatasan pemerintah yang menghalangi perdagangan dan aliran modal.
  • Westernisasi: Terkait dengan penyebaran budaya Barat atau Amerika.
  • Deteritorialisasi: Melibatkan perubahan geografis yang mempengaruhi konsep ruang dan pembatasan.

Konsep Globalisasi Secara Umum


Globalisasi dapat didefinisikan dalam beberapa konteks:

  • Transformasi Ruang dan Waktu: Berkaitan dengan perubahan dalam manajemen tata ruang-waktu yang berdampak pada organisasi kehidupan.
  • Transformasi Cara Pandang: Melibatkan perubahan dalam pandangan dan cara berpikir masyarakat terhadap berbagai isu global.
  • Transformasi Tindakan dan Praktik: Menyiratkan adanya keterkaitan yang semakin kuat dalam semua aspek kehidupan dalam skala global.
  • Karakteristik Globalisasi

Globalisasi merupakan serangkaian transformasi yang saling memperkuat aspek-aspek berikut:

  • Perubahan Konsep Ruang dan Waktu: Kemajuan teknologi seperti telepon genggam, televisi, satelit, dan internet mempercepat komunikasi global.
  • Ketergantungan Ekonomi: Negara-negara menjadi saling tergantung dalam perdagangan, penanaman modal, dan pengaruh perusahaan multinasional.
  • Interaksi Kultural: Media massa, terutama TV, musik, film, dan berita olahraga internasional, telah meningkatkan interaksi kultural.
  • Masalah Global: Dampak globalisasi mencakup isu-isu ekonomi, lingkungan, dan masalah sosial lainnya.

Faktor Pendorong Globalisasi


Sejumlah faktor mendorong globalisasi:

  1. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Penemuan berbagai alat dan teknologi, seperti telepon dan transportasi, telah mempercepat komunikasi global.
  2. Keterbukaan Ekonomi: Negara-negara semakin membuka sistem ekonominya dan meningkatkan perdagangan internasional.
  3. Globalisasi Pasar Uang: Globalisasi keuangan telah menghubungkan pasar uang secara global.
  4. Konsep Gejala Globalisasi di Indonesia
Globalisasi memiliki dampak yang nyata di Indonesia. Beberapa bidang yang dipengaruhi oleh globalisasi adalah sebagai berikut:

  1. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Kemajuan teknologi telah membawa manfaat seperti telekomunikasi, transportasi, peralatan kantor, dan sumber energi terbarukan.
  2. Bidang Ekonomi: Globalisasi ekonomi melibatkan integrasi ekonomi antarnegara, pertumbuhan perdagangan, dan pengaruh perusahaan multinasional.
  3. Bidang Politik: Globalisasi telah mempengaruhi tatanan kehidupan politik, demokrasi, organisasi sosial, dan meningkatkan kesadaran politik.
  4. Bidang Budaya: Globalisasi kultural mempengaruhi mode busana, musik, film, makanan, dan literatur.
  5. Bidang Agama: Globalisasi dalam agama melibatkan aplikasi ajaran agama dalam konteks kontemporer dan promosi toleransi antarumat beragama.

Dampak Globalisasi pada Komunitas Lokal

Globalisasi memiliki dampak yang signifikan pada komunitas lokal, termasuk:

  • Urbanisasi: Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota, dipicu oleh daya tarik ekonomi, sosial, dan pendidikan.
  • Kesenjangan Sosial-Ekonomi: Globalisasi dapat memperkuat kesenjangan ekonomi antara individu dan komunitas.
  • Pencemaran Lingkungan: Teknologi globalisasi dapat menghasilkan polusi udara, air, dan limbah kimiawi, dengan dampak buruk pada lingkungan.
  • Kriminalitas: Tekanan sosial akibat globalisasi dapat memicu tindakan kriminal seperti penipuan, perampokan, dan penipuan.
  • Penghapusan Jati Diri Bangsa: Globalisasi dapat mengancam identitas budaya dan nilai-nilai tradisional suatu bangsa.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang globalisasi dan dampaknya, kita dapat lebih siap menghadapi perubahan dunia yang terus berlangsung. Globalisasi membuka peluang, tetapi juga membawa tantangan, dan penting bagi komunitas lokal untuk menjaga keseimbangan dalam menghadapi perubahan global ini. Semoga informasi ini dapat membantu dalam memahami materi sosiologi kelas XII.




Jangan Underestimate Bahaya Penggunaan Berlebihan Gas Helium bagi Kesehatan

Jangan Underestimate Bahaya Penggunaan Berlebihan Gas Helium bagi Kesehatan

Jangan Underestimate Bahaya Penggunaan Berlebihan Gas Helium bagi Kesehatan



Gas helium, sering dimanfaatkan dalam beragam konteks, termasuk sebagai elemen yang digunakan untuk membuat suara lucu yang menyerupai karakter kartun, terutama oleh anak-anak. Meskipun begitu, banyak yang belum mengenali risiko tersembunyi yang terkait dengan penggunaan gas helium, terutama jika digunakan secara sembarangan.


Gas helium, yang berwujud tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa, sering digunakan untuk mengisi balon hias dan balon udara. Kemampuannya yang ringan memungkinkan balon-balon tersebut melayang dan terbang di udara dengan gemulai.


Meskipun tergolong sebagai zat yang relatif aman, penggunaan gas helium memerlukan kewaspadaan, karena dapat menimbulkan dampak buruk pada kesehatan jika digunakan secara berlebihan atau sembarangan.


Peran Gas Helium dalam Bidang Kesehatan

Dalam ranah medis, gas helium digunakan bersamaan dengan oksigen dalam apa yang dikenal sebagai helioks untuk membantu penderita gangguan pernapasan, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).


Pada penderita PPOK, helioks dalam kadar tertentu diyakini mampu meredakan otot-otot yang tegang di saluran pernapasan, memudahkan proses pernapasan. Penggunaan helioks juga diperluas untuk meredakan gejala kesulitan bernapas pada penderita asma.


Walaupun begitu, manfaat helioks dalam meredakan gejala PPOK dan asma masih memerlukan penelitian lebih lanjut.


Selain itu, gas helium juga berperan sebagai pengganti karbondioksida sebagai gas pengisi rongga perut dalam operasi laparoskopi, menurut hasil studi.


Ancaman Penggunaan Gas Helium yang Sembarangan

Sebenarnya, gas helium tak berbahaya jika digunakan dengan penuh kewajaran dan wajar. Walaupun begitu, penggunaan berlebihan atau sembarangan dapat menyebabkan gejala tidak menyenangkan seperti pusing, mual, muntah, dan bahkan pingsan pada sejumlah individu.


Jika tak disengaja terhirup dalam jumlah banyak dan dalam jangka waktu lama, gas helium bisa menimbulkan dampak serius, termasuk menghambat pasokan oksigen, mengganggu fungsi paru-paru, dan bahkan berpotensi fatal.


Penggunaan gas helium tanpa arahan atau pengawasan medis dapat menghasilkan gejala keracunan, yang mencakup pusing, kelemasan, sakit kepala, penglihatan kabur, sesak napas, kejang, dan kehilangan kesadaran.


Gas helium dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam berbagai konteks, mulai dari aktivitas sehari-hari hingga dunia medis. Namun, guna menjaga kesehatan Anda, penting untuk menggunakan gas helium dengan penuh kewajaran dan tak berlebihan.


Jika Anda secara tak sengaja terpapar gas helium dan mengalami gejala seperti sakit kepala, kesulitan bernapas, bibir yang berubah warna, atau penglihatan kabur, segera konsultasikan diri Anda ke tenaga medis agar dapat menerima penanganan yang sesuai.

Keuntungan dan Manfaat E-Learning bagi Guru dan Siswa

Keuntungan dan Manfaat E-Learning bagi Guru dan Siswa

Keuntungan dan Manfaat E-Learning bagi Guru dan Siswa

Mungkin sebagian dari Anda sudah akrab dengan konsep e-learning, tetapi bagi yang belum, izinkan saya menjelaskannya. E-learning adalah sistem pembelajaran elektronik di mana peserta didik tidak perlu berada di kelas fisik untuk mengikuti materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru secara langsung. Sebaliknya, mereka dapat mengakses materi tersebut kapan saja dan di mana saja melalui koneksi internet. Dengan adanya e-learning, guru, siswa, dosen, dan mahasiswa dapat dengan mudah mengakses materi pembelajaran tanpa harus bertatap muka secara langsung. Salah satu karakteristik utama e-learning adalah hilangnya interaksi langsung antara guru dan siswa.


Sebagai suatu sistem, e-learning terdiri dari beberapa komponen utama: konten, perangkat lunak, perangkat keras, serta sumber daya manusia. E-learning memiliki kemampuan untuk menyediakan, menyimpan, mendistribusikan, dan berbagi materi pembelajaran dan informasi. Menurut Indrayani (2007), keberhasilan e-learning akan semakin tercapai jika ada keterlibatan konsisten dan terintegrasi dari pelajar, lembaga pendidikan, fasilitator, staf pendukung, dan administrator.


Materi e-learning tidak harus selalu didistribusikan secara daring, melalui jaringan lokal maupun internet. Distribusi offline dengan menggunakan media CD/DVD juga termasuk dalam pola e-learning. Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD. Pembelajar dapat memanfaatkan CD/DVD ini untuk belajar di mana pun mereka berada.



Keberhasilan proses pembelajaran e-learning sangat bergantung pada sumber daya manusia yang terlibat, yaitu guru, siswa, dosen, dan mahasiswa. Proses pembelajaran e-learning akan lebih efektif jika guru memiliki karakteristik berikut:

  • Semangat yang tinggi.
  • Kemampuan mengelola sesi belajar dengan baik.
  • Kepahaman mendalam terhadap mata pelajaran yang diajarkan.
  • Kemampuan untuk mengkonseptualisasikan topik pembelajaran.
  • Empati terhadap siswa dan gaya belajar mereka.
  • Pemahaman tentang cara siswa belajar.
  • Keterampilan pengajaran dan manajemen kelas yang baik.
  • Kewaspadaan terhadap perkembangan di dalam kelas.
  • Fleksibilitas dalam menggunakan berbagai metode pengajaran.
  • Keahlian dalam aspek-aspek pengajaran, seperti bertanya, mendengarkan, mendorong, merespons, menyimpulkan, dan memimpin.
  • Kemampuan dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta pengetahuan terkait yang memadai.

Demikian pula, proses pembelajaran e-learning akan lebih efektif jika siswa memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Kemahiran dalam menggunakan teknologi, terutama dalam mengakses internet.
  • Kemauan dan disiplin untuk aktif mengakses materi e-learning.
  • Semangat belajar online yang tinggi.
  • Kecakapan dalam memanfaatkan berbagai sumber daya pembelajaran secara online.

Keuntungan dan Manfaat Penggunaan E-Learning:

Biaya:

Mengurangi biaya pelatihan dan perjalanan untuk menghadiri pelatihan fisik.

Fleksibilitas Waktu:

Siswa dapat mengakses materi kapan saja, di mana saja tanpa harus meninggalkan pekerjaan atau aktivitas lain.

Fleksibilitas Tempat:

Tidak memerlukan ruang fisik yang khusus, peralatan, dan buku-buku.

Fleksibilitas Kecepatan Pembelajaran:

Memungkinkan siswa untuk mengulang materi jika diperlukan atau mengikuti kecepatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan mereka.

Menjangkau Wilayah Geografis yang Luas:

Memungkinkan akses global, tidak terbatas pada wilayah tertentu.

Membangun Kemandirian:

Mendorong siswa untuk menjadi pembelajar mandiri yang aktif.

Dengan manfaat-manfaat ini, e-learning telah membawa transformasi besar dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, memberikan kesempatan bagi guru dan siswa untuk mengakses sumber daya pembelajaran dengan lebih efisien dan efektif.

Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara

Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara

Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara



Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran ? (onderwijs) ?adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan ? (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), ?“pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Dasar Dasar Pendidikan

KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: ?menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat?. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat ?menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki ?laku?nya (bukan dasarnya) hidup dan ?tumbuh?nya kekuatan kodrat ?anak”

Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani. Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta ‘tangan dingin’ pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.

Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, “ ?waspadalah, carilah barang-barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dahulu”. KHD menggunakan ‘barang-barang’ sebagai simbol dari tersedianya hal-hal yang dapat kita tiru, namun selalu menjadi pertimbangan bahwa Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan ?kodrat alam ?dan ?kodrat zaman ?. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama” KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut:

“Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21)

KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya murid di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan murid di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur.

Mengenai Pendidikan dengan perspektif global, KHD mengingatkan bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia. Kekuatan sosial budaya Indonesia yang beragam dapat menjadi kekuatan kodrat alam dan zaman dalam mendidik.

KHD menegaskan juga bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri. Artinya, cara belajar dan interaksi murid Abad ke-21, tentu sangat berbeda dengan para murid di pertengahan dan akhir abad ke-20.

Budi Pekerti

Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor).

Lebih lanjut KHD menjelaskan, keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual).

Keluarga juga merupakan sebuah ekosistem kecil untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan institusi pendidikan lainnya.

Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat tercipta karena anak-anak saling belajar antara satu dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Oleh sebab itu, peran orang tua sebagai guru, penuntun, dan pemberi teladan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan karakter baik anak.
Protokol Pencegahan Polusi Udara 6M 1S: Upaya Melindungi Kualitas Udara dan Kesehatan

Protokol Pencegahan Polusi Udara 6M 1S: Upaya Melindungi Kualitas Udara dan Kesehatan

Protokol Pencegahan Polusi Udara 6M 1S: Upaya Melindungi Kualitas Udara dan Kesehatan



Polusi udara telah menjadi masalah yang signifikan dan semakin terasa dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini terlihat dalam perubahan warna langit Kota Jakarta yang kini sering tampak keabu-abuan dan jarak pandang yang lebih pendek.

Sumber polusi udara berasal dari kendaraan bermotor dan emisi dari pabrik-pabrik. Pada tanggal 22 Agustus 2023, pukul 12.00 WIB, Kota Jakarta menghadapi tingkat polusi udara sebesar 161 AQI (Indeks Kualitas Udara), menempatkannya pada peringkat ketiga dari 100 kota dengan tingkat kualitas udara yang buruk.

Kenyataan ini membuat penanganan dan perhatian terhadap polusi udara menjadi sangat mendesak, mengingat dampaknya yang dapat memengaruhi kesehatan manusia dan menyebabkan berbagai masalah serius.

Polusi udara diketahui berkontribusi sebanyak 15-30% pada penyakit paru-paru. Selain itu, dampak kesehatan lainnya yang dapat timbul akibat paparan polusi udara meliputi munculnya flek kulit, serangan asma, iritasi dan peradangan mata, iritasi saluran nafas, gangguan kulit, peningkatan risiko kanker paru-paru, dan bahkan dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.

Mengingat urgensi masalah ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merilis protokol pencegahan polusi udara 6M 1S pada tanggal 28 Agustus 2023. Protokol ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Memeriksa kualitas udara melalui aplikasi atau situs web.
  2. Mengurangi aktivitas di luar ruangan dan menutup ventilasi rumah, kantor, sekolah, atau tempat umum saat tingkat polusi tinggi.
  3. Menggunakan penjernih udara dalam ruangan.
  4. Menghindari sumber polusi dan asap rokok.
  5. Menggunakan masker saat polusi udara tinggi (disarankan menggunakan masker KF 94 atau KN 95).
  6. Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
  7. Segera konsultasi dengan tenaga kesehatan secara daring atau luring jika mengalami keluhan pernapasan.

Mari terapkan protokol 6M dan 1S ini agar kita semua dapat terhindar dari bahaya polusi udara. Selain itu, Anda juga dapat mencoba menanam tanaman seperti tanaman lili perdamaian, aglonema, atau palem bambu di rumah, yang dapat membantu menjernihkan udara. Selalu utamakan kesehatan di setiap aktivitas Anda. Semoga informasi ini bermanfaat.
H.R. Rasuna Said, Pahlawan Kemerdekaan Wanita dari Tanah Minang

H.R. Rasuna Said, Pahlawan Kemerdekaan Wanita dari Tanah Minang

H.R. Rasuna Said, Pahlawan Kemerdekaan Wanita dari Tanah Minang



Dalam catatan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, selalu ada kontribusi penting yang diberikan oleh wanita. Salah satu tokoh wanita yang berperan dalam perjuangan tersebut adalah Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Ia tidak hanya berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, tetapi juga memegang peranan vital dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.


Hajjah Rangkayo Rasuna Said lahir pada tanggal 14 September 1910 di Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Ia berasal dari keluarga bangsawan Minangkabau, dengan ayahnya yang bernama Muhamad Said, seorang saudagar Minangkabau dan seorang aktivis.


Pendidikan awal Rasuna Said dimulai saat ia masuk Sekolah Dasar (SD) dan berlanjut ke pesantren Ar-Rasyidiyah, di mana ia menjadi satu-satunya santri perempuan. Ia dikenal sebagai sosok yang cerdas, berani, dan berbakat. Selanjutnya, pendidikannya berlanjut di Diniyah Putri Padang.


Rasuna Said sangat memperhatikan pendidikan kaum perempuan. Ia bahkan pernah menjadi guru di Diniyah Putri. Namun, pada tahun 1930, ia memutuskan untuk berhenti mengajar, yakin bahwa kemajuan perempuan tidak hanya bisa dicapai melalui pendidikan formal, melainkan juga melalui perjuangan politik.


Rasuna Said memulai kiprahnya dalam dunia politik dengan aktif di Sarekat Rakyat (SR) sebagai sekretaris cabang. Ia kemudian bergabung dengan Soematra Thawalib dan bersama-sama mendirikan Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI) pada tahun 1930. Tidak hanya terlibat dalam organisasi tersebut, Rasuna Said juga terlibat dalam pengajaran di sekolah-sekolah yang didirikan oleh PERMI. Bahkan, ia mengambil langkah lebih julu dengan mendirikan Sekolah Thawalib di Padang dan memimpin Kursus Putri serta Kursus Normal di Bukittinggi.


Selama keterlibatannya di PERMI, Rasuna Said dikenal sebagai orator ulung yang berani mengecam pemerintahan Belanda. Keberaniannya membuatnya menjadi wanita pertama yang dijerat hukum Speek Delict karena berani menyampaikan pendapat menentang penjajahan Belanda. Pada tahun 1932, Rasuna Said dan rekan seperjuangannya, Rasimah Ismail, ditangkap dan dipenjara di Semarang.


Setelah dibebaskan, pada tahun 1935, Rasuna Said menjadi pemimpin redaksi majalah Raya di Sumatera Barat. Ia dikenal karena tulisan-tulisannya yang tajam sehingga majalah "Raya" dianggap radikal pada saat itu. Pihak berwenang Belanda berhasil mempersempit ruang geraknya, sehingga Rasuna Said memutuskan untuk pindah ke Medan, Sumatera Utara. Pada tahun 1937, Rasuna mendirikan Perguruan Putri di Medan dan menerbitkan majalah mingguan bernama "Menara Poeteri."


Setelah kemerdekaan Indonesia, Rasuna Said aktif dalam Badan Penerangan Pemuda Indonesia dan Komite Nasional Indonesia. Ia kemudian menjadi anggota Dewan Perwakilan Sumatera mewakili daerah Sumatera Barat. Setelah itu, ia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS) dan Dewan Pertimbangan Agung setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga akhir hayatnya.


H.R. Rasuna Said adalah contoh teladan seorang wanita yang tidak hanya berjuang untuk pendidikan dan kemajuan perempuan, tetapi juga memegang peranan besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Atas jasa-jasanya, ia sangat dihormati dan pada tahun 1974 diakui sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No: 084/TK/Tahun 1974. Nama besar Rasuna Said akan selalu dikenang dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa.

Mengapa Pentingnya Menjaga Kesehatan Jantung pada Remaja?

Mengapa Pentingnya Menjaga Kesehatan Jantung pada Remaja?

Mengapa Pentingnya Menjaga Kesehatan Jantung pada Remaja?


Saat ini, kita perlu memahami betapa pentingnya merawat kesehatan jantung pada kalangan remaja. Jantung, organ vital dalam tubuh manusia yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh, harus dijaga sejak usia muda. Penyakit jantung bukan hanya ancaman bagi orang dewasa, tetapi juga dapat memengaruhi remaja. Oleh karena itu, remaja perlu mengambil langkah-langkah preventif untuk menjaga kesehatan jantung. Berikut beberapa saran yang bisa diterapkan:



Jaga Kesehatan Mulut


Penyakit gusi yang serius dapat memicu peradangan pada pembuluh darah di sekitar jantung. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan mulut dengan rajin menggosok gigi dua kali sehari dan berkonsultasi dengan dokter gigi secara teratur.

Batasi Konsumsi Garam


Konsumsi garam berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi), yang merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung. Tekanan darah tinggi dapat membuat jantung bekerja lebih keras dalam memompa darah dan berpotensi mengganggu kesehatan jantung.

Hindari Duduk Terlalu Lama


Kebiasaan duduk terlalu lama dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Duduk berlama-lama bisa menyebabkan penggumpalan darah yang dapat menghambat sirkulasi darah dalam tubuh.


Konsumsi Lebih Banyak Sayur dan Buah


Mengonsumsi banyak sayur dan buah yang kaya serat, vitamin, mineral, dan antioksidan dapat membantu mencegah peradangan. Nutrisi dari sayur dan buah dapat membantu menjaga kesehatan jantung.

Batasi Konsumsi Lemak Jenuh


Lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh, yang dapat menyumbat pembuluh darah jantung. Sebaiknya mengurangi makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti makanan berlemak tinggi dan makanan cepat saji.

Lakukan Olahraga secara Teratur


Aktivitas fisik seperti berlari, bersepeda, berenang, atau senam bisa membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol baik, dan menjaga kesehatan jantung. Disarankan untuk berolahraga rutin setidaknya selama 30 menit setiap hari.

Kelola Stres dengan Baik


Stres yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi tidur, yang dapat berkontribusi pada penyakit jantung. Cobalah teknik pernapasan, meditasi, atau berolahraga untuk mengelola stres.

Pastikan Tidur yang Berkualitas


Hindari kebiasaan tidur larut malam dan bangun terlambat. Begadang terlalu sering atau tidur larut malam dapat mengganggu jam biologis tubuh, yang dapat meningkatkan tekanan darah dan peradangan, serta meningkatkan risiko penyakit jantung.

Minum Teh Hijau


Teh hijau mengandung antioksidan tinggi yang dapat melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Dengan mengonsumsi dua cangkir teh hijau setiap hari tanpa gula, Anda dapat membantu menjaga kesehatan jantung.

Semua saran ini adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan jantung bagi remaja.
Mengenal Lebih Dalam Permendikbudristek PPKSP

Mengenal Lebih Dalam Permendikbudristek PPKSP

Mengenal Lebih Dalam Permendikbudristek PPKSP


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) telah meluncurkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (Permendikbudristek PPKSP) sebagai Merdeka Belajar Episode ke-25 pada bulan Agustus lalu. 

Permendikbudristek PPKSP disahkan sebagai payung hukum untuk seluruh warga sekolah atau satuan pendidikan. Peraturan ini lahir untuk secara tegas menangani dan mencegah terjadinya kekerasan seksual, perundungan, serta diskriminasi dan intoleransi. Selain itu, untuk membantu satuan pendidikan dalam menangani kasus-kasus kekerasan yang terjadi mencakup kekerasan dalam bentuk daring, psikis, dan lainnya dengan berperspektif pada korban.

Selain itu, Permendikbudristek PPKSP juga menghilangkan area “abu-abu” dengan memberikan definisi yang jelas untuk membedakan bentuk kekerasan fisik, psikis, perundungan, kekerasan seksual serta diskriminasi dan intoleransi untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan kekerasan. Selain mengatur tindakan kekerasan, Permendikbudristek ini juga memastikan tidak adanya kebijakan yang berpotensi menimbulkan kekerasan di satuan pendidikan.

Jenis kekerasan yang diatur dalam Permendikbudristek ini meliputi kekerasan fisik, kekerasan psikis, perundungan, kekerasan seksual, diskriminasi dan intoleransi, kebijakan yang mengandung kekerasan, dan bentuk kekerasan lainnya yang dilakukan secara fisik, verbal, nonverbal, dan/atau melalui media teknologi informasi dan komunikasi. 

Lebih detail, Permendikbudristek PPKSP hadir dengan membawa perubahan-perubahan utama salah satunya memastikan perlindungan tidak hanya terhadap peserta didik, tetapi juga pendidik, tenaga kependidikan, dan seluruh warga sekolah. dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman dan nyaman, hanya dapat dilakukan dengan berkolaborasi melibatkan kementerian dan lembaga terkait agar pelaksanaannya dapat berhasil baik di tingkat pusat, daerah, sampai ke satuan pendidikan dan orangtua/masyarakat.

Mekanisme pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan juga tertuang dalam Permendikbudristek PPKSP. Salah satu langkah penguatan pencegahan kekerasan di satuan pendidikan adalah dengan membentuk tim pencegahan dan penanganan kekerasan (TPPK). Tidak hanya fokus pada pencegahan, TPPK melakukan penanganan kekerasan dan memastikan pemulihan bagi korban jika ada laporan kekerasan di satuan pendidikan.

Oleh sebab itu, penting sekali satuan pendidikan membentuk TPPK. Untuk memahami peranan penting TPPK, Sobat SMP dapat membaca artikel pada tautan berikut (tolong ilham insert link artikel TPPK yg ada di web). Informasi selengkapnya mengenai Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 juga dapat Sobat SMP akses melalui tautan berikut ini. -- KLIK DISINI --




Mengenal Bencana Alam Tsunami: Tanda dan Cara Menghadapinya

Mengenal Bencana Alam Tsunami: Tanda dan Cara Menghadapinya

Mengenal Bencana Alam Tsunami: Tanda dan Cara Menghadapinya

Bencana Alam Tsunami



Bencana alam adalah peristiwa tak terduga yang bisa terjadi sewaktu-waktu, salah satunya adalah tsunami. Kata "tsunami" berasal dari bahasa Jepang, dengan "Tsu" berarti pelabuhan dan "nami" berarti gelombang laut. Tsunami memiliki potensi merusak yang besar karena gelombangnya bisa mencapai kecepatan lebih dari 900 kilometer per jam dan tinggi ombak yang mencapai puluhan meter.

Penting untuk memahami tanda-tanda tsunami yang mungkin terjadi dan tahu cara menghindarinya. Apa saja tanda-tanda dan langkah-langkah yang perlu diketahui? Mari kita simak lebih lanjut:

Tanda-tanda Umum Tsunami:


  1. Getaran atau Gempa Bumi: Tsunami sering kali dipicu oleh gempa bumi di dasar laut. Jika Anda merasakan getaran atau gempa bumi yang kuat, ini bisa menjadi pertanda tsunami.
  2. Penyusutan Air Laut Mendadak: Salah satu tanda yang paling jelas adalah ketika air laut tiba-tiba surut secara drastis. Fenomena ini dapat terjadi sebelum tsunami mencapai pantai.
  3. Suara Dentuman atau Gemuruh dari Arah Laut: Tsunami bisa disertai dengan suara dentuman atau gemuruh yang menakutkan, terutama terdengar dari arah laut.
  4. Gelombang Laut yang Berbeda: Gelombang tsunami memiliki ciri khas berwarna pekat dan bergerak sejajar dengan permukaan laut, berbeda dengan gelombang biasa.

Langkah-langkah saat Merasakan Tanda-tanda Tsunami:


  1. Cari Informasi Terbaru: Setelah Anda merasakan tanda-tanda awal tsunami, penting untuk segera mencari informasi terbaru dari sumber resmi seperti televisi, radio, atau internet.
  2. Pergi ke Tempat Tinggi: Segera menuju daratan yang lebih tinggi sesegera mungkin. Ikuti rute evakuasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat.
  3. Jauhi Pantai: Hindari pantai. Tsunami bisa mencapai jarak yang cukup jauh dari garis pantai, jadi pastikan untuk menjauh dari wilayah pantai.
  4. Utamakan Keselamatan Jiwa: Selalu utamakan keselamatan diri Anda dan orang-orang di sekitar Anda. Barang-barang bisa diganti, tetapi nyawa tidak.

Di Indonesia, terdapat 21 wilayah yang berisiko terkena tsunami, seperti Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan wilayah-wilayah lainnya. Mengetahui daerah-daerah ini adalah penting agar masyarakat lebih waspada dan siap menghadapi ancaman potensial tsunami.
Tarian Tradisional Indonesia yang Menyita Perhatian Dunia

Tarian Tradisional Indonesia yang Menyita Perhatian Dunia

Tarian Tradisional Indonesia yang Menyita Perhatian Dunia


Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, dan salah satu aspek budaya yang sangat menarik adalah tarian tradisional. Tarian-tarian ini tidak hanya mengagumkan di dalam negeri, tetapi juga telah berhasil menarik perhatian dunia internasional. Berikut adalah 7 tarian tradisional Nusantara yang telah mencuri perhatian dunia:



Tari Kecak

Tari Kecak, juga dikenal sebagai Tari Cak atau Tari Api, berasal dari Bali. Ini adalah pertunjukan hiburan massal yang sering dipentaskan saat matahari terbenam di Uluwatu. Tari ini terkenal karena tidak menggunakan alat musik, melainkan suara paduan suara para penarinya yang menghasilkan irama "cak cak cak" yang unik.


Tari Jaipong

Tari Jaipong adalah tarian yang menjadi ikon seni Jawa Barat. Tarian ini sering ditampilkan dalam acara-acara penting dan acara penyambutan tamu asing. Gerakannya yang energetik menjadikannya tontonan yang menarik.


Tari Sajojo

Tari Sajojo berasal dari Papua dan menggambarkan interaksi antarsuku di daerah tersebut. Ini juga sering digunakan sebagai tarian penyambutan. Tarian ini melibatkan lompatan dan hentakan kaki, dan musik tradisional seperti Tifa mengiringi penampilannya.


Tari Piring

Tari Piring berasal dari Sumatera Barat dan sering dipertunjukkan pada upacara pernikahan dan penyambutan tamu. Dalam tarian ini, penari bergerak lincah sambil membawa piring. Jika piring pecah, penari akan menari di atas pecahan piring tersebut tanpa cedera.


Tari Gantar

Tari Gantar berasal dari Kalimantan dan diikuti oleh Suku Dayak Benuaq dan Dayak Tanjung. Dalam tarian ini, penari menggunakan tongkat dan bambu pendek untuk meniru gerakan menanam padi. Tarian ini sering digunakan sebagai tarian penyambutan.


Tari Kipas Pakarena

Tari Kipas Pakarena berasal dari Sulawesi Selatan dan dibawakan oleh penari perempuan. Tarian ini menampilkan kelembutan perempuan suku Makassar dan ditemani oleh musik Gondrong Rinci. Pada masa lalu, tarian ini adalah tarian resmi istana.


Reog

Reog adalah ikon dari Ponorogo, Jawa Timur. Tarian ini dikenal dengan kostum berat yang mencapai 50 kg, dan penari menggunakan gigi mereka untuk mengangkat kostum tersebut. Kepopuleran Reog Ponorogo telah merambah mancanegara, membuat negara-negara seperti Filipina, Amerika Serikat, Inggris, Spanyol, dan Korea terpesona oleh pertunjukan ini.


Tarian tradisional Indonesia tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya, tetapi juga memiliki daya tarik universal yang menginspirasi dan memikat penonton di seluruh dunia.

Manfaat Penggunaan Alat-Alat TIK di Sekolah untuk Peningkatan Pendidikan

Manfaat Penggunaan Alat-Alat TIK di Sekolah untuk Peningkatan Pendidikan

Manfaat Penggunaan Alat-Alat TIK di Sekolah untuk Peningkatan Pendidikan


Di era digital saat ini, pemanfaatan perangkat Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK), seperti komputer dan laptop, membawa banyak keuntungan dalam konteks pendidikan di sekolah. Penggunaan TIK di sekolah bukan hanya sebagai inovasi semata, tetapi juga sebagai investasi yang sangat penting untuk meningkatkan mutu dan efektivitas proses belajar-mengajar. Berikut adalah beberapa manfaat penting yang diperoleh melalui pemanfaatan alat-alat TIK di lingkungan sekolah:




Akses ke Sumber Belajar yang Luas


Dengan akses internet melalui perangkat TIK seperti komputer dan laptop, siswa memiliki akses ke berbagai sumber belajar. Keberadaan peralatan TIK di sekolah memungkinkan siswa mencari dan memanfaatkan beragam bahan pelajaran dari internet untuk menunjang pembelajaran mereka.


Pembelajaran yang Lebih Interaktif


Peralatan TIK, seperti komputer dan laptop, memungkinkan penggunaan multimedia, animasi pembelajaran, dan berbagai alat bantu pembelajaran lainnya. Hal ini menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif bagi siswa.


Pengembangan Keterampilan Teknologi


Rutin menggunakan perangkat TIK membantu siswa mengembangkan keterampilan teknologi yang sangat penting di era digital ini. Mereka dapat memahami penggunaan perangkat lunak, mengoperasikan berbagai aplikasi, dan memahami konsep-konsep dasar dalam teknologi informasi.


Mengurangi Penggunaan Kertas


Pemanfaatan alat TIK membantu mengurangi penggunaan kertas di lingkungan sekolah. Hal ini menciptakan lingkungan yang lebih ramah lingkungan dan mengajarkan siswa tentang pentingnya keberlanjutan dan pelestarian lingkungan.


Efisiensi Administrasi Pembelajaran


Peralatan TIK mempermudah pengelolaan administrasi pembelajaran di sekolah. Dengan adanya platform pembelajaran online seperti belajar.id, administrasi pembelajaran dapat dilakukan secara efisien. Fitur-fitur seperti surat elektronik, penyimpanan dokumen elektronik, pengelolaan administrasi secara daring, dan penjadwalan pembelajaran online menyediakan solusi yang efektif dan efisien.


Pemanfaatan peralatan TIK di lingkungan sekolah adalah langkah maju dalam meningkatkan efektivitas pendidikan dan membuatnya lebih relevan dengan tuntutan zaman. Dengan memaksimalkan potensi TIK, kita dapat mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompetitif dan berat.

Belajar Menghargai Perbedaan Pendapat Melalui Teks Diskusi

Belajar Menghargai Perbedaan Pendapat Melalui Teks Diskusi

Belajar Menghargai Perbedaan Pendapat Melalui Teks Diskusi



Tahukah kamu apa itu teks diskusi? Teks diskusi adalah suatu jenis teks yang bertujuan untuk menyajikan berbagai pendapat, sudut pandang, atau perspektif yang berbeda terkait suatu permasalahan atau isu tertentu.


Memahami teks diskusi dapat melatih Sobat SMP untuk menghargai berbagai pendapat yang ada mengenai suatu hal karena dalam teks diskusi terdapat dua komponen utama yang disajikan, yaitu pendapat pro (mendukung) dan kontra (menentang). Pendapat pro digunakan untuk menguatkan atau mendukung isu atau permasalahan utama yang sedang dibahas. Sementara itu, pendapat kontra digunakan untuk melemahkan atau menentang isu pokok dalam teks.


Untuk memahami lebih lanjut tentang teks diskusi, mari kita lihat struktur pada teks diskusi yang terdiri dari:


1. Pendahuluan

Pada bagian ini, kita akan menemukan paragraf yang membahas isu, masalah, atau topik yang sedang dibahas dalam teks. Ini seperti pintu masuk kita ke dalam diskusi.


2. Pendapat Pro

Pada bagian ini, kita akan menemukan argumen yang mendukung isu yang sedang dibahas dalam tulisan.


3. Pendapat Kontra

Sebaliknya, pada bagian ini, kita akan menemukan argumen yang menentang atau menolak isu yang dibahas dalam teks. Ini adalah bagian di mana pendapat yang berbeda diungkapkan.


4. Simpulan

Terakhir, pada bagian ini, kita akan menemukan rekomendasi sudut pandang penulis berdasarkan argumen pro dan kontra yang telah disajikan. Bagian Ini adalah akhir dari teks diskusi.


Selain dari struktur teks diskusi, ada beberapa ciri kebahasaan yang perlu diketahui. Misalnya, kalimat yang digunakan dalam teks diskusi seringkali mencerminkan waktu sekarang, karena isu yang dibahas adalah masalah aktual. Contoh kata yang sering digunakan adalah adalah, merupakan, sedang, artinya, perlu, bertindak, hentikan, selamatkan, perang, kehilangan, perbaiki.


Selain itu, kita juga akan menemukan kata-kata yang mencerminkan pikiran dan perasaan, yang membawa nuansa emosi dari sudut pandang penulis. Misalnya, kata-kata seperti percaya, yakin, pikir, rasa, suka, kagum, senang, terkejut, ragu, harap.


Kata-kata dengan nuansa emosi juga sering digunakan untuk membuat pembaca lebih terlibat dalam diskusi, seperti kata ganas, unik, liar, buas, berharga, istimewa, kumal, menakjubkan, berbahaya, brutal, sejuk, lembut.


Kita juga akan menemukan bahasa evaluatif yang digunakan untuk mengevaluasi argumen dan bukti pendukung. Ini bisa ditemukan dalam kata-kata seperti penting, sederhana, berpikiran sempit, mengancam, sangat jelas, menguntungkan bagi masa depan, lebih mudah, diharapkan, terlalu rapuh, penilaian buruk, tidak dapat diakui, hanya pilihan.


Terakhir, terdapat derajat kepastian atau modalitas dalam penggunaan kata-kata. Ini mempengaruhi sejauh mana pernyataan kita terbuka untuk pendapat orang lain. Contoh kata yang sering digunakan adalah dapat, akan, mesti, seharusnya, selalu, biasanya, hampir, nyaris, tidak pernah, kadang-kadang, umumnya, tentu, pasti, harus, tak perlu dipersoalkan, hampir tidak pernah.