INSTRUMEN VALIDASI MODUL AJAR INTRAKURIKULER DAN MODUL AJAR KOKURIKULER (P5)
Kumpulan Materi Pemahaman AKM
Kumpulan Materi Pemahaman AKM
Kumpulan Materi Pemahaman AKM 2023 |
Kumpulan Materi Pemahaman AKM – Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah penilaian dasar untuk menilai kemampuan yang harus dimiliki oleh semua siswa agar mereka dapat mengembangkan potensi mereka dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
AKM mengukur dua kompetensi dasar, yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Kedua kompetensi ini mencakup kemampuan berpikir logis-sistematis dalam pemahaman konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta kemampuan dalam mengklasifikasi dan mengolah informasi.
Dalam AKM, siswa akan dihadapkan pada berbagai situasi kontekstual yang diharapkan mereka dapat selesaikan dengan kemampuan literasi membaca dan numerasi yang mereka miliki.
Tujuan AKM adalah untuk mengevaluasi kompetensi siswa secara menyeluruh, bukan hanya sebatas penguasaan materi pelajaran.
Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merenungkan berbagai jenis teks tertulis. Kemampuan ini bertujuan untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia serta untuk berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.
Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari dalam berbagai konteks yang relevan bagi individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.
Pemetaan mutu pendidikan mencakup semua tingkat pendidikan, melibatkan Kepala Sekolah, Guru, dan siswa. Proses asesmen melibatkan siswa sebagai sampel dari berbagai sekolah untuk melaksanakan asesmen Literasi dan Numerasi, serta survei karakter dan survei lingkungan belajar.
Pelaksanaan asesmen menggunakan sistem berbasis komputer, bisa dalam bentuk online penuh atau semi online.
Kumpulan Materi Pemahaman AKM
- Pertama Materi Seri AKM
- Kedua Materi Kelas AKM
- Ketiga Pedoman Pelaksanaan AN
- Keempat Pemanfaatan Situs ANBK
- Kelima Panduan Aplikasi ANBK 2021
- Keenam Panduan Aplikasi ANBK 2021
- Ketujuh Penyajian Asesmen Nasional
--- Download Disini! Kumpulan Materi Pemahaman AKM ---
Mengenalkan Literasi dalam AKM Kepada Peserta Didik
Mengenalkan Literasi dalam AKM Kepada Peserta Didik
Mengenalkan Literasi dalam AKM Kepada Peserta Didik |
Mengenalkan Literasi dalam AKM Kepada Peserta Didik
Menemukan Informasi dalam Teks
- Pertimbangkan kemampuan membaca siswa dan berikan dukungan tambahan kepada mereka yang memiliki tingkat keterampilan membaca yang rendah.
- Pahami tingkat kosakata siswa, karena mungkin siswa memiliki kosakata terbatas akibat penggunaan bahasa ibu atau bahasa daerah yang berbeda dari bahasa dalam teks. Guru dapat menyediakan bahan bacaan dalam bahasa ibu sebagai bahan referensi.
- Mendorong siswa untuk menandai atau menuliskan kata kunci dalam teks untuk membantu pemahaman mereka.
Memahami Isi Teks
- Jika siswa mengalami kesulitan dalam memahami atau menginterpretasi teks, guru dapat mengajukan pertanyaan terkait materi atau teks yang akan dibaca.
- Siswa dapat diminta untuk menuliskan pemahaman mereka tentang isi teks dan kemudian mendiskusikannya dengan siswa lain.
- Guru dapat membantu siswa mengaitkan pemahaman mereka dengan situasi kehidupan sehari-hari.
Kontribusi Guru Mata Pelajaran
Membaca Bersama dan Terbimbing
- Guru dapat membangun koneksi siswa dengan buku melalui beberapa kegiatan, seperti meramalkan cerita berdasarkan sampul buku, mengaitkan gambar sampul buku dengan judul, dan mengajukan pertanyaan terkait materi buku.
- Selama kegiatan membaca bersama, guru dapat membantu siswa memahami bacaan dengan menggunakan gambar sebagai alat bantu.
- Guru perlu memantau pencapaian siswa secara berkala dan mempertimbangkan untuk menaikkan tingkat bacaan mereka berdasarkan hasil asesmen formatif.
- Aturan dalam Menyimak Bacaan
- Menyimak merupakan kemampuan penting untuk meningkatkan literasi siswa. Guru dapat memperkuat kemampuan ini melalui kegiatan membaca nyaring (read aloud) yang didukung oleh gambar-gambar menarik untuk meningkatkan perhatian siswa.
Menanggapi Bacaan
Menulis Ulang Cerita
Dimensi Rapor Pendidikan di PBD (Perencanaan Berbasis Data)
Dimensi Rapor Pendidikan di PBD (Perencanaan Berbasis Data)
Dimensi Rapor Pendidikan di PBD (Perencanaan Berbasis Data) |
Berikut ini rincian kelima Dimensi Rapor Pendidikan berdasar pada output, proses dan input.
Output
Dimensi A: Mutu dan relevansi hasil belajar siswa.
- Kemampuan literasi
- Kemampuan numerasi
- Indeks karakter
Dimensi B: Pemerataan pendidikan yang bermutu
Proses
Dimensi D: Mutu dan relevansi pembelajaran.
- Kualitas pembelajaran
- Refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru
- Kepemimpinan instruksional
- Iklim keamanan sekolah
- Iklim kesetaraan gender
- Iklim kebinekaan
- Iklim inklusivitas
- Pemanfaatan TIK untuk pembelajaran
- Input
- Kualitas Sumber Daya Manusia dan Sekolah
Dimensi C: Kompetensi dan kinerja PTK.
- Proporsi GTK bersertifikat
- Proporsi GTK penggerak
- Kualitas GTK penggerak
- Pengalaman pelatihan guru
- Nilai UKG
- Pemenuhan kebutuhan guru
- Kehadiran guru di kelas
Dimensi E: Pengelolaan sekolah yang partisipatif, transparan, dan akuntabel.
- Partisipasi warga sekolah
- Proporsi pemanfaatan sumber daya sekolah untuk peningkatan mutu
- Pemanfaatan TIK untuk pengelolaan anggaran
- Dari seluruh indikator yang ada di Rapor Pendidikan, Kemendikbudristek mengusulkan 5 indikator prioritas pendidikan pada jenjang Dikdasmen sebagai fokus awal untuk perbaikan satuan pendidikan.
- Kemampuan Literasi
- Kemampuan Numerasi
- Indeks Karakter
- Iklim Keamanan Sekolah dan Kebinekaan
- Kualitas Pembelajaran
Pelaksanaan PBD (Perencanaan Berbasis Data)
Pelaksanaan PBD (Perencanaan Berbasis Data)
Pelaksanaan PBD (Perencanaan Berbasis Data) |
- Melakukan PBD melalui eksplorasi dashboard platform Rapor Pendidikan.
- Melakukan PBD melalui unduhan rekomendasi PBD.
- Melakukan PBD dengan menganalisis unduhan Laporan Rapor Pendidikan.
- Dalam menganalisis terdapat 3 cara yang bisa dilakukan, yaitu:
- Cara 1: Melakukan PBD melalui eksplorasi dashboard platform Rapor Pendidikan
- Cara 2: Melakukan PBD melalui unduhan lembar rekomendasi PBD
- Cara 3: Melakukan PBD dengan menggunakan unduhan Laporan Rapor Pendidikan
Tahapan
Pelaksanaan PBD
Ada 5
(lima) tahapan yang dapat ditempuh dalam Pelaksanaan PBD (Perencanaan
Berbasis Data).
1. Tahap 1 :
Identifikasi untuk memilih dan menetapkan masalah
Terdapat 6
(enam) indikator prioritas untuk Dasmen dan 8 (delapan) indikator
prioritas untuk SMK saat membuka halaman ringkasan Rapor Pendidikan.
Proses
identifikasi dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu:
a. Pilih indikator-indikator dengan label capain yang
paling rendah dengan urutan sebagai berikut: berwarna merah, kuning dan hijau.
b. Jika terdapat 2 label capaian dengan warna yang
sama, pilihlah indikator mana yang lebih membutuhkan intervensi dengan melihat
detail Peringkat/ Kuintil yang lebih rendah. Misalnya dengan memilih Peringkat
menengah bawah (61-80%) atau Peringkat menengah (41-60%).
c.
Jika pada peringkat/ Kuintil masih memiliki nilai
yang sama, silakan memilih Indikator mana yang lebih membutuhkan intervensi/
perbaikan dengan melihat delta atau kenaikan/ penurunan capaian dengan
prioritas Penurunan yang paling tinggi, atau Kenaikan yang paling rendah.
d.
Pada tahap terakhir jika pada delta masih memiliki
nilai yang sama, bandingkanlah skor capaian dengan klik "Apa arti capaian
saya?", dan dilanjutkan dengan memilih indikator yang memiliki skor lebih
rendah.
2. Tahap 2 :
Memilih Akar Masalah
a.
Dari masalah yang dipilih, klik "Pelajari akar
masalah". Akan terlihat 4 kartu akar masalah dari indikator level 1 dan
level 2 yang menyertainya. Perlu diketahui basis/ dasar untuk melakukan perbaikan
pada indikator prioritas atau akar masalah adalah:
§ Sumber daya
satuan pendidikan
§ Anggaran
yang dimiliki oleh satuan pendidikan
§ Kondisi
dari masing-masing satuan pendidikan
b.
Kemudian, pilih indikator level 2 dari indikator
level 1 yang sudah dipilih menjadi masalah, karena Indikator level 2 tersebut
juga merupakan akar masalah.
c.
Setelah itu lihatlah 3 kartu akar masalah yang
terdapat di bagian bawah. Kartu-kartu tersebut sudah diurutkan berdasar
indikator-indikator yang paling membutuhkan intervensi.
3. Tahap 3 :
Merumuskan Benahi
Ketika akan
memulai untuk merumuskan Benahi, perhatikan hal-hal berikut ini:
a.
Dari akar masalah yang sudah dipilih, baik dari
level 1 maupun level 2. Rumuskanlah benahi dengan melihat Inspirasi
Benahi yang ada di bagian bawah halaman Ringkasan.
b.
Pilihlah sebagian atau seluruh inspirasi kegiatan
benahi.
Selanjutnya
pelajarilah inspirasi kegiatan benahi dengan klik tombol "Lihat di Merdeka
Mengajar"
4. Tahap 4 :
Memasukkan detail IRB ke dalam dokumen RKT
Setelah
selesai merumuskan benahi, lanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu memasukkan
ke dalam dokumen RKT. Ikuti langkah-langkah berikut:
a.
Memindahkan hasil dari tahap 1, 2, dan 3 ke dalam
dokumen RKT.
b.
Satuan pendidikan melakukan reviu dokumen RKT yang
sudah lengkap, hasil reviu dapat berupa penambahan atau pengurangan.
5. Tahap 5 :
Memasukkan detail IRB ke dalam lembar kerja ARKAS
Kegiatan
yang dimasukkan ke dalam Lembar Kerja ARKAS merupakan kegiatan yang
membutuhkan anggaran untuk pelaksanaannya.
a.
Pindahkan kolom inspirasi kegiatan benahi yang
terpilih dari RKT ke dalam kolom Benahi di lembar kerja ARKAS
b.
Pindahkan contoh kegiatan ARKAS yang terpilih dari
RKT ke dalam kolom Kegiatan di lembar kerja ARKAS. Isi juga Kolom Penjelasan
Kegiatan dengan rincian kegiatan apa saja yang ingin dilakukan sesuai dengan
yang terdapat pada kolom Kegiatan. Selain itu, anda dapat mengisi kolom Uraian
Kegiatan dengan rincian barang dan jasa yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kegiatan tersebut.
c.
Isi kolom Jumlah dengan jumlah barang dan jasa yang
dibelanjakan dalam 1 tahun. Untuk kolom Satuan berisi satuan barang dan jasa
yang dibelanjakan dalam 1 tahun. Kolom Harga Satuan berisi harga per satu
satuan (rujukan dapat melihat ke aplikasi SIPLah atau sumber lainnya
yang relevan) dan kolom Total berisi perkalian antara jumlah dan harga satuan.
Catatan:
4.
Jika jumlah total anggaran melebihi estimasi total
anggaran yang dimiliki, maka anda dapat mengurangi: Jumlah barang dan jasa, Barang
dan jasa, dan Kegiatan.
5.
Jika jumlah total anggaran kurang dari estimasi
total anggaran yang dimiliki, maka anda dapat menambahkan: Jumlah barang dan
jasa, Barang dan jasa, dan Kegiatan.
6.
Jika total anggaran sudah sesuai, di reviu dan
disetujui, maka anda dapat memasukkan lembar kerja ARKAS ke dalam
aplikasi ARKAS 4.
Setelah
tahap 5 selesai, anda sudah memiliki dokumen ARKAS untuk satuan pendidikan.
Monitoring dan Evaluasi PBD (Perencanaan Berbasis Data)
Monitoring dan Evaluasi PBD (Perencanaan Berbasis Data)
Monitoring dan Evaluasi PBD (Perencanaan Berbasis Data) |
A. Tujuan Monitoring dan Evaluasi
B. Proses Monitoring dan Evaluasi
Tahap 1
- Mengunduh data realisasi kegiatan dan anggaran dari platform ARKAS atau dapat juga dalam bentuk lainnya.
- Melakukan review ketercapaian pelaksanaan kegiatan dan serapan anggaran.
- Merumuskan rekomendasi perbaikan.
- Dokumen yang digunakan: RKAS, dan Metode analisis masalah.
Tahap 2
- Membuat perbandingan berbagai perubahan yang diperkirakan merupakan hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
- Membuat dokumentasi perubahan dan bentuk foto/ video atau bentuk lainnya.
- Dokumen yang digunakan: Hasil observasi dan pengamatan, foto, video, dan catatan perubahan.
Tahap 3
- Membuat perbandingan capaian profil pendidikan dari tahun ke tahun.
- Memberikan catatan terkait perbandingan data baik yang meningkat, menurun, atau tetap.
- Merumuskan rekomendasi atas temuan evaluasi.
- Dokumen yang digunakan: platform Rapor Pendidikan, dan analisis data.
- Satuan pendidikan membaca Rapor Pendidikan untuk mengidentifikasi kondisi dan tantangan yang dihadapi.
- Kepala sekolah dan pemangku kepentingan di sekolah melakukan refleksi diri untuk menemukan akar permasalahan dari tantangan yang dihadapi.
- Kepala sekolah dan pemangku kepentingan di sekolah menentukan program dan kegiatan untuk menyelesaikan akar masalah, menetapkan target capaian, dan memasukkannya di dalam dokumen perencanaan.
- Kepala sekolah dan pemangku kepentingan di sekolah melaksanakan program dan kegiatan yang sudah direncanakan.
- Kepala sekolah melakukan monitoring dan evaluasi untuk melihat keterlaksanaan kegiatan dan melihat perubahan capaian di Rapor Pendidikan di tahun berikutnya.
Aspek Perkembangan Kognitif Anak Fase D
Aspek Perkembangan Kognitif Anak Fase D
Aspek Perkembangan Kognitif Anak Fase D adalah tahap penting dalam pemahaman perkembangan anak. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana anak-anak mengalami perkembangan kognitif mereka selama Fase D, serta dampaknya terhadap kemampuan berpikir dan belajar mereka. Mari kita menjelajahi aspek penting ini dalam perkembangan anak.
Aspek Perkembangan Kognitif Anak Fase D |
Perkembangan kognitif anak pada tahap Fase D adalah elemen penting dalam perjalanan perkembangan mereka dari kelahiran hingga dewasa. Keharusan pemenuhan tahapan perkembangan kognitif ini menjadi kunci bagi perkembangan anak yang optimal.
Anak-anak Fase D, yang berusia antara 12-15 tahun, mulai mengembangkan kemampuan berpikir kritis, meskipun belum mencapai tingkat kedewasaan. Ini mengakibatkan mereka masih menghadapi beberapa tantangan dalam hal penalaran, kendali diri, dan perencanaan. Bahkan seringkali, anak-anak Fase D mengekspresikan keinginan untuk mengemukakan pendapat mereka tentang berbagai hal, serta mulai mempertanyakan norma-norma yang ada.
Ciri-Ciri Perkembangan Kognitif:
- Antusias mencoba kegiatan baru.
- Menggunakan teknologi dalam berbagai aktivitas.
- Minat terhadap isu-isu sosial di sekitarnya.
- Berpikir berdasarkan teori dan logika, sehingga memiliki pendapat yang kuat.
- Kemampuan menganalisis masalah dari berbagai sudut pandang.
- Kesadaran bahwa pencapaian dalam pembelajaran akan memengaruhi masa depan.
- Tantangan dalam Perkembangan Kognitif:
Beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh anak Fase D meliputi:
- Rasa ragu ketika tampil di depan kelas.
- Kesadaran diri yang tinggi dan kecenderungan merasa sebagai pusat perhatian.
- Sensitivitas terhadap komentar orang lain, yang bisa menyebabkan rasa ragu dalam bertindak.
- Kesulitan dalam konsistensi dalam bertanggung jawab.
- Perkembangan kemampuan berpikir dari konkret ke abstrak yang belum sepenuhnya matang.
- Kebutuhan untuk didampingi karena belum sepenuhnya mampu bertanggung jawab.
- Hindari bersikap curiga berlebihan.
Stimulasi dan Dukungan Perkembangan Kognitif:
Ada beberapa cara untuk memberikan stimulasi dan dukungan kepada anak Fase D dalam perkembangan kognitif mereka:
- Memanfaatkan internet sebagai sumber pembelajaran dan mengajarkan aspek keamanan digital.
- Berkomunikasi dengan orangtua mengenai kemajuan dan tantangan yang dihadapi peserta didik di sekolah.
- Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi bakat dan minat mereka.
Aspek Perkembangan Bahasa Anak Fase D
Aspek Perkembangan Bahasa Anak Fase D
Aspek Perkembangan Bahasa Anak Fase D |
Ciri-Ciri Perkembangan Bahasa pada Anak Fase D:
- Kemampuan menjawab pertanyaan secara lugas dan ringkas.
- Kecenderungan untuk tidak terlalu antusias dalam berbicara dengan anggota keluarga.
- Lebih banyak waktu dihabiskan untuk berkomunikasi melalui media sosial dengan teman sebaya.
- Kemampuan memahami gaya bahasa seperti ironi, sarkasme, dan metafora dalam percakapan.
- Tantangan dalam Perkembangan Bahasa pada Anak Fase D:
- Dengan kemampuan berpikir kritis yang mulai muncul dan keterampilan komunikasi yang semakin baik, anak-anak dalam fase D menjadi lebih berani dalam mengungkapkan diri, baik di lingkungan sekitarnya maupun di media sosial. Namun, mereka mungkin belum cukup matang dalam menanggapi perbedaan pendapat atau bahkan kritik yang mungkin muncul. Inilah tempat di mana peran pendidik sangat penting untuk memberikan dukungan dan bimbingan.
Tantangan yang sering muncul akibat perkembangan bahasa pada anak Fase D meliputi:
- Kesiapan peserta didik menghadapi perundungan di dunia digital.
- Kemampuan berpikir kritis dalam dunia digital.
- Pertimbangan mengenai keamanan digital dan privasi.
- Berfleksi tentang hak privasi.
- Hindari pemberian ceramah dan nasihat, tetapi lebih baik menggunakan cerita pengalaman.
- Memberikan ruang bagi peserta didik untuk berpendapat.
- Mendorong kemampuan peserta didik untuk melindungi diri mereka sendiri.
- Mengatasi perubahan sikap anak terhadap orang dewasa di sekitarnya, seperti menjadi lebih diam.
- Melatih kemampuan berbicara dari hati ke hati.
- Menerima dan memahami perasaan anak.
- Memahami preferensi berkomunikasi anak yang lebih nyaman melalui teks atau pesan instan.
- Mengadopsi bahasa yang sesuai dan dapat diterima oleh anak, pendidik, dan wali murid.
Stimulasi dan Dukungan untuk Perkembangan Bahasa:
- Membangun hubungan yang hangat dan melibatkan kegiatan bersama peserta didik untuk membuka jalur komunikasi.
- Mendengarkan aktif, bukan hanya berbicara kepada peserta didik, tetapi juga benar-benar mendengarkan mereka.
- Memperhatikan apa yang peserta didik bagikan di media sosial, dan memberikan contoh serta edukasi mengenai keamanan digital.
- Mendorong peserta didik untuk membaca buku sesuai dengan usia mereka untuk meningkatkan literasi dan mengenalkan mereka pada berbagai genre literatur.
Aspek Perkembangan Sosial-Emosi Anak Fase D
Aspek Perkembangan Sosial-Emosi Anak Fase D
Aspek Perkembangan Sosial-Emosi Anak Fase D |
A. Ciri Perkembangan Sosial-Emosi
- Suasana hati yang berubah-ubah (mood swing) karena perkembangan otak dan perubahan hormonal.
- Sering mempertanyakan kebijakan atau peraturan yang dibuat oleh pendidik/ sekolah.
- Memiliki keinginan kuat untuk diterima oleh teman dengan cara mengubah gaya berpakaian, selera musik, dan hobi.
- Tertarik dan memiliki perasaan ingin dekat dengan lawan jenis.
- Kesadaran diri meningkat dan peka terhadap kritik.
B. Tantangan Perkembangan Sosial-Emosi
- Kecemasan peserta didik tinggi saat menjelang kelulusan. Bagaimana mendampinginya?
- Kesehatan mental peserta didik penting mendapat perhatian di fase ini.
- Sediakan lingkungan yang nyaman dan aman agar peserta didik bisa bercerita dan mengatasi kecemasannya.
- Amati pola perilaku peserta didik dan tangani jika butuh bantuan lebih lanjut.
- Tekanan pertemanan memengaruhi perilaku peserta didik, bagaimana menguatkannya?
- Pertemanan rentan konflik karena berbagai hal.
- Peserta didik rentan terhadap pengaruh buruk dari pertemanan.
- Peserta didik perlu memahami pentingnya batasan sehat dalam pertemanan.
- Berani menolak ajakan pada perilaku negatif.
- Gunakan komunikasi efektif dan hindari menggurui.
- Manfaatkan media untuk mengkomunikasikan pada peserta didik, misalnya melalui film, bahan bacaan, dan lagu.
C. Stimulasi dan Dukungan Perkembangan Sosial-Emosi
- Membangun hubungan hangat dan melakukan kegiatan menyenangkan bersama peserta didik.
- Membantu peserta didik memahami dan mengelola emosinya.
- Mengenal dengan siapa dan di mana peserta didik biasa bergaul.
- Menjadi teman berdiskusi ketika peserta didik mempertanyakan kebijakan atau peraturan yang ada.
- Mengajak peserta didik diskusi tentang ketertarikan pada lawan jenis (mengapa terjadi dan bagaimana menyikapinya).
- Melontarkan kritik dengan cara yang tepat.