Tampilkan postingan dengan label Materi Pembelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Materi Pembelajaran. Tampilkan semua postingan
Pengertian Gambar Perspektif dan Jenis Perspektif dalam Seni Rupa

Pengertian Gambar Perspektif dan Jenis Perspektif dalam Seni Rupa

Pengertian Gambar Perspektif dan Jenis Perspektif dalam Seni Rupa


Pengertian Gambar Perspektif

Gambar perspektif adalah cara menggambar suatu objek riil atau imajiner yang menitikberatkan pada penglihatan mata atau menurut pandangan mata seorang penggambar. Gambar perspektif merupakan penggabungan dari seni dan ilmu untuk menggambar suatu objek di atas sebuah bidang datar sehingga hasil gambar nampak seperti pandangan mata dari suatu jarak dan posisi tertentu. Jadi gambar perspektif dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut.

Segala sesuatu yang tampak atau terlihat pada pandangan mata kita, apabila kedudukan semakin jauh akan tampak semakin kecil dari ukuran sebenarnya begitujuga dengan warnanya akan semakin pudar dan lemah.

Jika benda yang kita lihat semakin jauh, tak terhingga, maka benda akan tampak semakin kecil dan akhirnya akan tampak menjadi satu titik (titik lenyap).

Pada suatu kedudukan pandangan mata seseorang, semua benda yang sangat jauh dari mata akan tampak seperti titik-titik yang berderet dan terletak dalam sebuah garis lurus yang mendatar setinggi mata, yang dalam perspektif dinamakan garis horizon.

Tipe Perspektif

Dari hasil penglihatan dan pengamatan mata kita, menggambar perspektif dapat dibagi menjadi dua tipe perspektif, yaitu:
 

1. Tipe Perspektif Sejajar atau Aereal Perspektif

Perspektif Sejajar atau Aereal Perspektif adalah cara menggambar berdasarkan pada tegas/buramnya garis atau warna. Menurut penglihatan mata, semua benda yang dekat dengan mata kita, garis-garis batasnya akan tampak tegas dan benda yang jauh garis batasnya akan mengerucut dan semakin hilang pada satu titik. Begitu juga dengan warnanya, semakin jauh warnanya semakin pudar.
 

2. Tipe Perspektif Sudut atau Linear Perspektif

Perspektif Sudut atau Linear Perspektif adalah cara menggambar perspektif yang menggunakan bantuan titik lenyap atau garis-garis yang memusat ke satu titik.
 

Jenis Perspektif

Berdasarkan kedudukan benda terhadap pandangan mata atau dari arah mata kita melihat benda tersebut, maka didalam menggambar berdasarkan perspektif sudut atau Linear Perspektif dapat dibagi menjadi 3 jenis perspektif, yaitu:
 

a. Perspektif Satu Titik atau One Point Perspektif.

Perspektif satu titik bisa disebut juga dengan perspektif sejajar, pararel perspektif atau one point perspektif. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar di bawah (gambar 1). Apabila kubus tersebut diletakkan pada sebuah bidang datar dan sisi depannya sejajar pada bidang proyeksi, maka sebagian rusuknya akan sejajar dengan bidang proyeksi, sedang sebagian rusuk-rusuk lainnya akan nampak menuju kesuatu titik.

Contoh Presepektif Satu Titik


Salah satu kegunaan penting dari perspektif ini adalah dalam penyajian ruang-ruang bangunan seperti terlihat pada gambar di bawah (gambar 2). Titik kedudukan disimpan di depan dan disalah satu sisi objeknya, sedangkan horizon diletakkan jauh diatas garis tanah. Titik hilang tunggal terletak di garis horizon.

Contoh penerapan perspektif satu titik

b. Perspektif Dua Titik atau Two Point Perspektif.

Perspektif dua titik bisa disebut juga dengan Anguler Perspektif atau Two Point Perspektif. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar di bawah (gambar 3). Apabila dari posisi di atas kita ubah sedikit dengan menggeser kubus tersebut sehingga sisinya tidak ada yang sejajar, maka sisi alas atau atapnya akan membentuk sudut terhadap bidang proyeksi, dan sebagian rusuk-rusuknya seakan-akan menuju kedua buah titik hilang dikanan dan dikiri.

Contoh perspektif dua titik


c. Perspektif Tiga Titik atau three point perspektif

Perspektif tiga titik bisa disebut juga dengan oblique perspektif atau three point perspektif. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar di bawah (gambar 4). Kedudukan terakhir adalah jika sebagian dari sisi alas kubus tersebut diangkat sehingga hanya satu sudut saja yang menyentuh bidang alas, maka akan nampak seakan-akan menuju ketiga titik. Atau apabila kita melihat sebuah gedung terlalu tinggi dari arah sudut atas dari jarak dekat, terpaksa kita melihat dengan cara menengadah. Maka garis-garis batas gedung yang meninggi akan nampak menuju kesuatu titik diatas langit.

Contoh perspektif tiga titik


Demikian materi tentang Pengertian Gambar Perspektif dan Jenis Perspektif dalam Seni Rupa. Semoga bermanfaat sebagai sumber belajar kalian.

Selamat belajar!
Sosiologi-BAB 2 Individu, Kelompok dan Hubungan Sosial

Sosiologi-BAB 2 Individu, Kelompok dan Hubungan Sosial

Sosiologi-BAB 2 Individu, Kelompok dan Hubungan Sosial



Artikel yang telah Anda berikan memiliki banyak informasi penting tentang individu, kelompok, dan interaksi sosial. Saya akan merapikan artikel ini untuk mempermudah pembacaan dan pemahaman:

Bab 2: Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial

Individu

Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk individu. Namun, dalam konteks sosial, individu tidak dapat berdiri sendiri. Individu membutuhkan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa alasan yang mendorong individu membentuk masyarakat meliputi:

  1. Faktor reproduksi atau keinginan individu untuk melanjutkan keturunannya.
  2. Adanya kesamaan antar individu, seperti keturunan, nasib, kebudayaan, dan teritorial.
  3. Perasaan diuntungkan ketika berhubungan dan bergabung dengan individu lain.
  4. Mencari kekuatan bersama karena kesadaran individu itu sendiri adalah lemah.

Kelompok

Hasrat manusia untuk menjadi bagian dari masyarakat atau kelompok sosial adalah hal mendasar. Keterikatan dan ketergantungan manusia mendorong mereka untuk membentuk kelompok-kelompok sosial. Kelompok sosial adalah sekumpulan orang yang berinteraksi sesuai dengan pola yang mapan.

Sebuah kelompok sosial dapat dikatakan sebagai kelompok sosial jika memenuhi syarat-syarat berikut:

  1. Memiliki kesadaran sebagai bagian dari kelompok tersebut.
  2. Ada hubungan timbal balik antara anggota.
  3. Terdapat faktor pengikat seperti kepentingan, tujuan, dan ideologi yang sama.
  4. Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku yang sama.
  5. Bersistem dan berproses.

Hubungan Sosial

Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah kunci dalam kehidupan sosial. Beberapa definisi interaksi sosial menurut para pakar meliputi:

  1. "Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik antar individu, antar kelompok, atau antar individu dan kelompok." (Maryati dan Suryawati)
  2. "Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial." (Murdiyatmoko dan Handayani)
  3. Gillin mengartikan interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, individu dan kelompok, dan antar kelompok.

Ciri-ciri Interaksi Sosial

Menurut Charles P. Loomin, sebuah hubungan disebut interaksi sosial jika memiliki ciri-ciri berikut:

  1. Melibatkan dua orang atau lebih.
  2. Melibatkan komunikasi menggunakan simbol atau lambing.
  3. Memiliki dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang.
  4. Memiliki tujuan yang ingin dicapai melalui interaksi tersebut.

Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial terjadi dengan dua syarat berikut:

  1. Minimal ada dua orang.
  2. Kontak sosial, yang tidak hanya terjadi secara fisik tetapi juga melalui media seperti telepon, radio, atau surat elektronik.
  3. Komunikasi, yang melibatkan saling menafsirkan (pembicaraan, gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan yang disampaikan.

Faktor yang Mendorong Terjadinya Interaksi Sosial

Faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial termasuk:

  1. Imitasi: Meniru tindakan orang lain dalam berbagai bentuk seperti gaya bicara, tingkah laku, adat dan kebiasaan, pola pikir, dan lain-lain.
  2. Sugesti: Menerima pandangan atau anjuran orang lain tanpa berpikir panjang.
  3. Identifikasi: Keinginan untuk menjadi sama dengan orang lain.
  4. Simpati: Merasa tertarik kepada orang lain dan merasakan apa yang dialami oleh orang lain.
  5. Empati: Simpati yang lebih mendalam yang memengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Menurut Gillin, ada dua macam proses sosial yang timbul akibat interaksi sosial, yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif:

  1. Proses Asosiatif mencakup bentuk-bentuk seperti kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
  2. Kerja Sama (Cooperation): Usaha bersama untuk mencapai tujuan bersama. Ada berbagai bentuk kerja sama, termasuk kerja sama spontan, langsung, kontrak, dan tradisional.
  3. Akomodasi (Accommodation): Usaha untuk meredakan pertentangan dan mencapai stabilitas.
  4. Asimilasi: Usaha untuk mengurangi perbedaan antar individu atau kelompok.
  5. Akulturasi: Perpaduan dua kebudayaan yang berbeda untuk membentuk kebudayaan baru.

Interaksi Sosial yang Bersifat Disosiatif mencakup bentuk persaingan, kontravensi, dan konflik.

  1. Persaingan (Competition): Perjuangan untuk mencapai tujuan bersama dengan sportifitas dan tanpa ancaman atau kekerasan.
  2. Kontravensi (Contravention): Berada antara persaingan dan pertentangan, ditandai oleh ketidakpuasaan dan ketidakpastian.
  3. Konflik (Conflict): Perjuangan dengan ancaman atau kekerasan, disebabkan oleh perbedaan pendapat, kebudayaan, kepentingan, atau perubahan sosial yang cepat.

Hubungan Interaksi Sosial dengan Tindakan Sosial

Tindakan sosial dapat bersifat rasional, berorientasi nilai, tradisional, atau afektif. Tindakan ini terkait dengan pertimbangan, nilai, kebiasaan, dan emosi individu dalam berinteraksi sosial.

Hubungan Interaksi Sosial dengan Perubahan Sosial

Interaksi sosial memiliki peran dalam perubahan sosial. Perubahan sosial dapat dipicu oleh inovasi, konflik, perubahan nilai, teknologi, dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan interaksi sosial.

Demikianlah ringkasan dari bab ini. Artikel ini membahas konsep dasar tentang individu, kelompok, dan interaksi sosial. Interaksi sosial adalah bagian integral dari kehidupan sosial manusia dan memainkan peran penting dalam pembentukan masyarakat dan perubahan sosial.

Proses Metamorfosis : Pengertian, Siklus dan Contohnya

Proses Metamorfosis : Pengertian, Siklus dan Contohnya

Proses Metamorfosis : Pengertian, Siklus dan Contohnya


Pengertian Metamorfosis

Metamorfosis merupakan proses perubahan yang dialami oleh hewan dari muda menuju dewasa dalam masa pertumbuhannya. Dalam proses metamorfosis, hewan akan mengalami perubahan ukuran, bentuk dan bagian – bagian tubuh lainnya. Dalam siklus hidupnya, hewan memiliki struktur dan fungsi tubuh yang berbeda pada setiap stadiumnya.

Metamorfosis dikendalikan oleh hormon hewan sehingga tubuh hewan mengalami pertambahan, jaringan terorganisasi, dan bagian tubuh kembali terbentuk. Terdapat beberapa hewan yang mengalami proses metamorfosis diantaranya serangga, amfibi, mollusca, echinodermata dan tunicata yang mengalami proses metamorfosis sekaligus disertai perubahan habitat atau kelakuan.

Jenis – Jenis Metamorfosis dan Contoh Hewannya

Jenis metamorfosis sendiri dibedakan menjadi dua yaitu metamorfosis tidak sempurna dan metamorfosis sempurna. Berikut adalah penjelasannya :

1. Metamorfosis Sempurna

Metamorfosis sempurna ditandai dengan adanya fase yang dinamakan pupa atau kepompong. Bentuk larva sebagai serangga muda sangat berbeda dengan serangga dewasa. Dalam perkembangannya menuju dewasa serangga yang bermetamorfosis sempurna mengalami perubahan bentuk, penampilan dan perilaku. Tahapan dari metamorfosis diantaranya fase telur, larva, pupa (kepompong) dan imago (dewasa). Contoh dari hewan – hewan bermetamorfosis sempurna diantaranya nyamuk, lalat, kupu – kupu dan katak.

2. Metamorfosis Tidak Sempurna

Metamorfosis tidak sempurna adalah perubahan bentuk serangga yang menetas (nimfa) dengan bentuk dewasanya (imago) tidak jauh berbeda. Pada tahapan metamorfosis tidak sempurna tidak mengalami proses fase larva dan pupa. Bentuk nimfa dan dewasa tidak berbeda jauh, yang membedakan hanya ukuran tubuhnya. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah capung, kecoa, belalang dan jangkrik.

Proses Metamorfosis : Pengertian, Siklus dan Contohnya


Sebutkan perbedaan antara pembelahan sel mitosis dengan meiosis!

Sebutkan perbedaan antara pembelahan sel mitosis dengan meiosis!

Sebutkan perbedaan antara pembelahan sel mitosis dengan meiosis!


Sebutkan perbedaan antara pembelahan sel mitosis dengan meiosis!

Jawab :


Mitosis dan meiosis adalah dua jenis pembelahan sel yang berbeda dalam hal tujuan dan hasilnya.

Mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik dengan sel induknya, dengan jumlah kromosom yang sama. Proses ini terjadi pada sel somatis atau sel tubuh dan berperan dalam pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan jaringan tubuh.

Meiosis, di sisi lain, menghasilkan empat sel anak yang memiliki separuh dari jumlah kromosom sel induknya. Proses ini terjadi pada sel kelamin dan berfungsi dalam reproduksi seksual, menghasilkan sel kelamin yang berbeda dan berkontribusi pada keragaman genetik.

Jadi, perbedaan utama antara mitosis dan meiosis terletak pada tujuan, jumlah sel anak, dan jumlah kromosom pada sel anak. Mitosis bertujuan untuk menghasilkan sel anak identik dengan sel induk dan mempertahankan jumlah kromosom yang sama, sementara meiosis bertujuan untuk menghasilkan sel kelamin yang berbeda dan mengurangi jumlah kromosom menjadi separuhnya.




Penjelasan :


Pembentukan sel-sel baru atau anakan dari sel sebelumnya yang sudah ada dapat terjadi melalui 2 (dua) jenis pembelahan, yaitu pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis.

Pembelahan Mitosis
Pembelahan mitosis merupakan tipe pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anakan yang memiliki karakter identik dengan sel induk. Artinya, kedua sel anakan yang terbentuk mempunyai susunan genetika yang sama dengan induk, termasuk jumlah kromosomnya.


Apabila sel induk memiliki kromosom diploid (2n), maka jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan juga diploid (2n).

Misalnya, sel induk memiliki jumlah kromosom 23 pasang atau 46 buah, maka sel anakan juga memiliki jumlah kromosom 23 pasang atau 46 buah. Sel diploid adalah sel-sel yang kromosomnya berpasangan.

Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan yang menghasilkan gamet (sel kelamin).

Pembelahan sel secara mitosis merupakan proses pembelahan yang berkesinambungan, yang terdiri dari empat fase pembelahan, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.

1. Profase
Pada fase ini, terjadi proses dimana membran inti mulai rusak menjadi bagian-bagian kecil (fragmen).

Gelendong pembelahan mulai terbentuk dan benang-benang kromatin memadat menjadi kromosom. Kromosom tersebut mulai bergerak ke tengah atau ekuator dari sel.

2. Metafase 
Benang-benang gelendong pada fase ini mulai terlihat jelas. Kromosom berjejer pada bidang ekuator.

Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer. Sentromer membelah dan msing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal.

3. Anafase
Pada tahap ini, kromosom yang awalnya berikatan tiba-tiba mulai memisah dan menjadi dua bagian yang sama dengan menuju ke arah kutub yang berlawanan. Akhir dari tahap ini adalah tiap ujung sel memiliki jumlah kromosom yang sama dan lengkap.

4. Telofase
Pada tahap ini posisi kromosom sudah berada pada kutub masing-masing, sehingga nukleous (anak inti) mulai terlihat lagi.

Kromatid mulai lenyap, sitoplasma mulai menebal dan membran sel mulai memisahkan kedua anak sel tersebut.

Tahap akhir dari mitosis adalah satu nukelous menghasilkan dua nukleus dan memiliki kesamaan yang identik.

2. Pembelahan Meiosis 
Pembelahan meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan empat sel anakan, dimana masing-masing sel anakan tersebut hanya memiliki separuh dari junlah kromosom sel induk.

Jumlah kromosom yang dimiliki sel anakan adalah n atau haploid, sehingga pembelahan meiosis disebut juga sebagi pembelahan reduksi.

Fase-fase pembelahan pada pembelahan meiosis hampir sama dengan pemelahan mitosis, hanya saja pada pembelahan meiosis terdapat tingkatan fase. Fase pada pembelahan meiosis terdiri dari meiosis I dan meiosis II.

Meiosis I

1. Profase I

Pada fase ini terjadi kerusakan pada membran inti menjadi bagian-bagian kecil (fragmen) dan terbentuk gelendong pembelahan. Benang-benang kromatin mulai memadat dan kemudian menjadi kromosom. Kromosom homolog selanjutnya berpasangan.

Pada profase 1 juga terjadi peristiwa pindah silang (crossing over) pada kromosom. Peristiwa ini merupakan salah satu penyumbang keanekaragaman individu makhluk hidup. Peristiwa tersebut mengakibatkan sel gamet yang terbentuk sama sekali tidak identik dengan susunan kromosom sel induknya.

2. Metafase I

Kromosom berjejer pada bidang ekuator, pada bidang tersebut benang-benang spindle melekatkan diri pada tiap sentromer kromosom. Ujung benang spindle yang lainnya membentang melekat di kedua kutub pembelahan yang berlawanan.

3. Anafase I

Pada fase ini kromosom homolog mulai ditarik oleh benang spindle menuju ke arah yang berlawanan.

4. Telofase I

Tiap kromosom telah mencapai kutub pembelahan. Membran inti terbentuk kembali dan terbentuk dua sel anakan yang bersifat haploid (n).

Meiosis II 

1. Profase II

Pada fase ini membran inti mulai rusak menjadi bagian-bagian kecil (fragmen) dan terbentuk gelendong pembelahan kemudian kromatid mulai menuju ke bidang pembelahan.

2. Metafase II

Kromosom berjejer pada bidang pembelahan

3. Anafase II

Kromatid terpisah dan menuju ke kutub-kutub yang berlawanan

4. Telofase II

Nukleus terbentuk kembali. Terbentuk empat sel anakan yang bersifat haploid (n).
Perbedaan Pembelahan Sel Melalui Mitosis dan Meiosis Beserta Ilustrasi

Perbedaan Pembelahan Sel Melalui Mitosis dan Meiosis Beserta Ilustrasi

Perbedaan Pembelahan Sel Melalui Mitosis dan Meiosis Beserta Ilustrasi


Pembelahan sel memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup makhluk hidup. Ini berperan dalam pertumbuhan, perbaikan, dan reproduksi. Pertumbuhan makhluk hidup terjadi karena sel-sel bertambah jumlahnya, dan semakin banyak sel, semakin besar ukuran makhluk tersebut. Sel juga memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, seperti penyembuhan luka, melalui pembelahan sel.


Selain itu, pembelahan sel juga terlibat dalam reproduksi. Dalam reproduksi seksual, sel kelamin diperlukan untuk membentuk individu baru, dan ini melibatkan pembelahan sel. Ada dua jenis pembelahan sel: mitosis dan meiosis.


Berikut ini penjelasan tentang perbedaan antara pembelahan sel melalui mitosis dan meiosis, beserta ilustrasi yang menggambarkan kedua proses tersebut.


Pembelahan Mitosis

Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan yang memiliki karakteristik identik dengan sel induk. Artinya, sel anakan memiliki susunan genetik yang sama dengan sel induk, termasuk jumlah kromosomnya.


Jika sel induk memiliki kromosom diploid (2n), sel anakan juga akan memiliki jumlah kromosom diploid (2n). Misalnya, jika sel induk memiliki 46 kromosom, sel anakan juga akan memiliki 46 kromosom. Sel diploid memiliki kromosom yang berpasangan.


Proses mitosis terjadi pada semua sel tubuh kecuali sel kelamin, dan melibatkan empat tahap: profase, metafase, anafase, dan telofase.


Gambar ilustrasi tahapan pembelahan mitosis adalah sebagai berikut:

  1. Profase: Membran nukleus mulai menghilang, kromosom terbentuk dari benang kromatin, dan sentrosom membelah dan membentuk benang spindel.
  2. Metafase: Kromosom berjejer di bidang ekuator dan benang spindel terikat pada sentromer kromosom.
  3. Anafase: Kromosom yang awalnya berikatan memisah dan ditarik ke kutub yang berlawanan.
  4. Telofase: Nukleus terbentuk kembali, kromatid mulai menghilang, dan dua sel anakan terbentuk.



Pembelahan Meiosis

Pembelahan meiosis menghasilkan empat sel anaka
n, masing-masing hanya memiliki separuh dari jumlah kromosom sel induk. Jumlah kromosom pada sel anakan adalah n atau haploid.

Proses meiosis terdiri dari dua tingkat fase: meiosis I dan meiosis II.

Gambar ilustrasi tahapan pembelahan meiosis adalah sebagai berikut:

Meiosis I:

  • Profase I: Membran nukleus mulai rusak, kromosom homolog berpasangan, dan terjadi peristiwa pindah silang.
  • Metafase I: Kromosom homolog berjejer di bidang ekuator.
  • Anafase I: Kromosom homolog terpisah dan menuju ke kutub yang berlawanan.
  • Telofase I: Terbentuk dua sel anakan yang bersifat haploid.

Meiosis II:

  • Profase II: Membran nukleus rusak, dan kromatid menuju bidang pembelahan.
  • Metafase II: Kromatid berjejer di bidang pembelahan.
  • Anafase II: Kromatid terpisah dan menuju ke kutub yang berlawanan.
  • Telofase II: Nukleus terbentuk kembali, dan terbentuk empat sel anakan yang bersifat haploid.

Demikianlah perbedaan antara pembelahan sel melalui mitosis dan meiosis, beserta ilustrasinya. Semoga penjelasan ini bermanfaat.

Proses dan Tahap Pembelahan Sel Melalui Mitosis

Proses dan Tahap Pembelahan Sel Melalui Mitosis

Proses dan Tahap Pembelahan Sel Melalui Mitosis


Pembelahan sel melalui mitosis termasuk dalam kategori pembelahan sel tidak langsung karena terjadi dalam serangkaian tahapan atau fase tertentu.


Pembelahan sel melalui mitosis ditandai oleh perubahan dalam penampilan kromosom yang ada dalam sel. Saat sel membelah diri, proses pembagian kromosom terjadi di dalam sel.


Mitosis adalah jenis pembelahan sel yang terjadi pada sel tubuh dan menghasilkan dua sel anak yang memiliki jenis dan jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya.


Dalam proses ini, satu sel akan menjadi dua sel anak yang identik, masing-masing mengandung jumlah kromosom yang sama seperti sel induknya.


Karakteristik Pembelahan Melalui Mitosis

Proses mitosis memiliki ciri-ciri yang khas yang membedakannya dari jenis pembelahan sel lainnya. Berikut adalah karakteristik pembelahan mitosis:

  • Terjadi pada sel somatis atau sel tubuh.
  • Bertujuan untuk pertumbuhan dan regenerasi.
  • Berlangsung dalam satu tahap pembelahan.
  • Menghasilkan dua sel anak dengan jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya (diploid, 2n).

Fase-fase Pembelahan Mitosis

Pembelahan sel melalui mitosis dimulai dengan fase interfase. Interfase adalah tahap yang penting dalam mempersiapkan sel untuk pembelahan dan melakukan berbagai proses metabolik. Selama interfase, terjadi sintesis materi genetik seperti DNA dan RNA.


Interfase terdiri dari tiga tahap, yaitu:


Fase Pertumbuhan Primer (G1): Sel dalam tahap ini belum melakukan replikasi DNA, sehingga tetap diploid (2n). Pada tahap ini, terjadi perkembangan sitoplasma, organel sel, dan sintesis zat yang dibutuhkan untuk tahap selanjutnya.


Fase Sintesis: Sel dalam fase ini mensintesis materi genetik terutama DNA.


Fase Pertumbuhan Sekunder (G2): Pada tahap ini, sel memperbanyak organel-organelnya agar dapat diwariskan ke sel-sel anaknya.


Setelah melewati fase interfase, sel kemudian memasuki fase mitotik atau fase pembelahan. Fase pembelahan mitosis terdiri dari empat tahap: profase, metafase, anafase, dan telofase.


Proses di Setiap Tahap Mitosis

Berikut adalah proses yang terjadi pada masing-masing tahap pembelahan mitosis:

Profase: Ini adalah tahap awal pembelahan mitosis. Pada profase, terjadi proses berikut:

  • Membran nukleus mulai menghilang.
  • Benang kromatin mengkondensasikan diri membentuk kromosom. Kromosom kemudian membentuk kromatid saudara.
  • Sentrosom membelah menjadi dua, dan masing-masing sentriol menuju ke kutub yang berlawanan, membentuk benang-benang spindel yang melekat pada sentrimer di setiap kromatid. Benang spindel berusaha untuk menarik kromosom menuju bidang ekuator (bidang pembelahan).


Metafase: Tahap kedua pembelahan mitosis adalah metafase, dengan proses berikut:

  • Dinding nukleus benar-benar menghilang.
  • Kromatid bersaudara menyusun diri di bidang ekuator (bidang pembelahan). Sentriol kemudian menjulurkan benang-benang spindel yang berikatan dengan kinetokor pada setiap kromatid. Setelah kromatid tiba di bidang pembelahan, kinetokor memisah.


Anafase: Tahap ketiga dalam pembelahan mitosis adalah anafase, dengan proses sebagai berikut:

  • Terjadi kariokinesis, yaitu pembelahan inti, di mana kromatid dan sentromernya membelah menjadi kromosom.
  • Sentromer memisahkan dan kromatid ditarik oleh benang-benang spindel menuju kutub yang berlawanan. Pada akhir anafase, kedua kutub sel memiliki jumlah kromosom yang sama.


Telofase: Tahap terakhir dalam pembelahan mitosis adalah telofase, dengan proses berikut:

  • Setiap kromatid mencapai kutubnya.
  • Kromosom yang telah mencapai kutubnya mulai memanjang dan menjadi benang-benang kromatin.
  • Membran nukleus terbentuk kembali, dan nukleolus muncul kembali.
  • Terbentuk dua sel anak yang bersifat diploid.

Proses dan Tahap Pembelahan Sel Melalui Mitosis


Pada akhir tahap telofase, terjadi pembelahan sitoplasma (sitokinesis), di mana benang-benang spindel tidak lagi diperlukan dan terurai. Nukleolus kembali muncul, dan membran nukleus terbentuk di sekitar kromosom yang baru terletak di tiap kutub. Sitoplasma dan organel-organel yang ada di dalamnya kemudian membelah menjadi dua, dan sel anakan yang bersifat diploid terbentuk.


Demikianlah proses dan tahap pembelahan sel melalui mitosis, beserta gambarnya. Semoga informasi ini bermanfaat.

Kumpulan Materi Pemahaman AKM

Kumpulan Materi Pemahaman AKM

Kumpulan Materi Pemahaman AKM

Kumpulan Materi Pemahaman AKM 2023


Kumpulan Materi Pemahaman AKM – Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah penilaian dasar untuk menilai kemampuan yang harus dimiliki oleh semua siswa agar mereka dapat mengembangkan potensi mereka dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.


AKM mengukur dua kompetensi dasar, yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Kedua kompetensi ini mencakup kemampuan berpikir logis-sistematis dalam pemahaman konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta kemampuan dalam mengklasifikasi dan mengolah informasi.


Dalam AKM, siswa akan dihadapkan pada berbagai situasi kontekstual yang diharapkan mereka dapat selesaikan dengan kemampuan literasi membaca dan numerasi yang mereka miliki.


Tujuan AKM adalah untuk mengevaluasi kompetensi siswa secara menyeluruh, bukan hanya sebatas penguasaan materi pelajaran.


Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merenungkan berbagai jenis teks tertulis. Kemampuan ini bertujuan untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia serta untuk berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.


Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari dalam berbagai konteks yang relevan bagi individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.


Pemetaan mutu pendidikan mencakup semua tingkat pendidikan, melibatkan Kepala Sekolah, Guru, dan siswa. Proses asesmen melibatkan siswa sebagai sampel dari berbagai sekolah untuk melaksanakan asesmen Literasi dan Numerasi, serta survei karakter dan survei lingkungan belajar.


Pelaksanaan asesmen menggunakan sistem berbasis komputer, bisa dalam bentuk online penuh atau semi online.


Kumpulan Materi Pemahaman AKM

  1. Pertama Materi Seri AKM
  2. Kedua Materi Kelas AKM
  3. Ketiga Pedoman Pelaksanaan AN
  4. Keempat Pemanfaatan Situs ANBK
  5. Kelima Panduan Aplikasi ANBK 2021
  6. Keenam Panduan Aplikasi ANBK 2021
  7. Ketujuh Penyajian Asesmen Nasional

--- Download Disini! Kumpulan Materi Pemahaman AKM ---

Materi Pembelajaran: Pancasila dalam Tindakan

Materi Pembelajaran: Pancasila dalam Tindakan

Materi Pembelajaran: Pancasila dalam Tindakan

A. Latar Belakang

Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang memiliki lima sila sebagai panduan nilai-nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar Pancasila dapat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, penting untuk memahami konsep "Pancasila dalam Tindakan" dan contohnya.



B. Tujuan Pembelajaran

1. Memahami konsep Pancasila sebagai panduan dalam tindakan sehari-hari.

2. Mengetahui contoh-contoh tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

3. Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.


II. Konsep "Pancasila dalam Tindakan"

A. Pengertian Pancasila dalam Tindakan

Pancasila dalam Tindakan adalah konsep di mana nilai-nilai dalam Pancasila diwujudkan dalam tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup sikap, perilaku, dan keputusan yang mencerminkan lima sila Pancasila.


B. Lima Sila Pancasila dan Tindakan Konkret

1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Tindakan konkret: Beragama dengan penuh keyakinan sesuai dengan agama yang dianut, serta menghormati pluralitas agama.

2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Tindakan konkret: Membantu sesama manusia yang membutuhkan, tidak diskriminatif, dan menghormati hak asasi manusia.

3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Tindakan konkret: Mendorong persatuan dan toleransi antar etnis, suku, dan budaya, serta menjauhi sikap separatisme.

4. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Tindakan konkret: Menghargai proses demokrasi, berpartisipasi dalam pemilihan umum, dan mendukung keputusan bersama.

5. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Tindakan konkret: Mendorong pemerataan ekonomi, memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, dan tidak memanfaatkan orang lain untuk keuntungan pribadi.


III. Contoh-contoh Tindakan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

A. Tindakan Pancasila dalam Keluarga

1. Menghormati hak orang tua dalam pengambilan keputusan.

2. Menjaga harmoni dan persatuan dalam keluarga.


B. Tindakan Pancasila dalam Masyarakat

1. Menghormati perbedaan budaya dan agama dalam lingkungan.

2. Menyumbangkan waktu atau sumber daya untuk membantu masyarakat yang kurang beruntung.


C. Tindakan Pancasila dalam Pekerjaan

1. Menjunjung tinggi etika kerja dan integritas dalam profesi.

2. Tidak melakukan korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan.


D. Tindakan Pancasila dalam Politik

1. Partisipasi aktif dalam pemilihan umum.

2. Menerima hasil pemilihan dan mendukung pemimpin yang terpilih.


IV. Pentingnya Pancasila dalam Tindakan

A. Membangun kehidupan yang adil, sejahtera, dan harmonis.

B. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

C. Meningkatkan kualitas individu dan masyarakat secara keseluruhan.


V. Kesimpulan

Pancasila dalam Tindakan adalah implementasi nilai-nilai Pancasila dalam tindakan nyata sehari-hari. Melalui tindakan-tindakan ini, kita dapat membangun masyarakat yang lebih baik, adil, dan harmonis sesuai dengan visi negara Indonesia yang terwujud dalam Pancasila. Mari bersama-sama menerapkan Pancasila dalam tindakan kita dan menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat.


Penjajahan Inggris di Indonesia (1811-1816): Periode Penaklukan dan Kebijakan

Penjajahan Inggris di Indonesia (1811-1816): Periode Penaklukan dan Kebijakan

Penjajahan Inggris di Indonesia (1811-1816): Periode Penaklukan dan Kebijakan

Selama periode sejarah yang penting ini, "Penjajahan Inggris di Indonesia (1811-1816): Periode Penaklukan dan Kebijakan," kita akan menjelajahi episode penjajahan yang seringkali terlupakan dari sejarah Indonesia. Dalam artikel ini, kami akan membongkar peristiwa-peristiwa yang terjadi selama pemerintahan Inggris di Hindia Belanda pada awal abad ke-19. Dari penaklukan Batavia hingga kebijakan reformasi yang diperkenalkan oleh Sir Thomas Stamford Raffles, mari kita gali lebih dalam untuk memahami dampak penjajahan Inggris di Indonesia.


Penjajahan Inggris di Indonesia pada tahun 1811 hingga 1816 adalah masa yang bersejarah. Ini dimulai ketika Inggris tiba di pelabuhan Batavia pada tanggal 4 Agustus 1811, yang pada saat itu dikuasai oleh Republik Bataaf yang dipimpin oleh Jan Willem Jansens. Pada tanggal 26 Agustus 1811, Batavia jatuh ke tangan Inggris setelah pasukan Inggris di bawah komando Sir Thomas Stamford Raffles menyerang.



Perjanjian Kapitulasi Tuntang

Pasukan Inggris berhasil mengejar Jan Willem Jansens yang melarikan diri ke Semarang. Namun, di Desa Tuntang, Kabupaten Semarang, Inggris memaksa Jansens menyerah dan menandatangani Kapitulasi Tuntang pada tanggal 18 September 1811. Perjanjian ini memiliki beberapa poin penting:

  1. Pemerintah Belanda menyerahkan wilayah Hindia Belanda kepada Inggris.
  2. Semua tentara Belanda menjadi tawanan perang Inggris.
  3. Orang Belanda dipekerjakan dalam pemerintahan Inggris.
  4. Hutang Belanda tidak menjadi tanggungan Inggris.
  5. Raffles memberi kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk melakukan perdagangan bebas.

Kebijakan Raffles Selama Menjabat Letnan Jenderal di Jawa

Sir Thomas Stamford Raffles, yang kemudian menjabat sebagai Letnan Gubernur di Jawa, memperkenalkan berbagai kebijakan yang signifikan selama masa pemerintahannya:


Bidang Pemerintahan:

  1. Menegosiasikan perdamaian dengan penguasa lokal yang dianggap menentang Inggris.
  2. Membagi Jawa menjadi 16 karesidenan dan 9 perfektur.
  3. Mereformasi kebijakan kolonial Belanda.
  4. Mengubah para bupati feodal menjadi pegawai pemerintah di bawah naungan pemerintah pusat.
  5. Mengadopsi sistem politik Inggris.

Bidang Ekonomi:

  1. Memberi kebebasan kepada rakyat untuk menanam tanaman ekspor yang menguntungkan.
  2. Menghapus pajak hasil bumi (Contingenten) dan penyerahan wajib (Verplichte Laverentie).
  3. Menerapkan sistem sewa tanah (landrent).
  4. Menggantikan sistem barter dengan sistem uang.
  5. Memberikan kepastian hukum bagi pemilik tanah.

Bidang Sosial Budaya:

  1. Menyelesaikan tulisan "History of Java".
  2. Menemukan bunga Rafflesia Arnoldi.
  3. Memugar beberapa candi, termasuk Candi Borobudur dan Prambanan.
  4. Mengembangkan Kebun Raya Bogor.
  5. Mendukung berdirinya Bataviaasch Genootschap sebagai perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

Berakhirnya Masa Pemerintahan Raffles

Pada tahun 1815, Raffles digantikan oleh John Fendall sebagai Letnan Gubernur di Jawa. Ini terkait dengan Perjanjian Anglo-Dutch pada tahun 1814, yang menandai akhir Perang Napoleon di Eropa. Konvensi London pada tahun 1814 juga mempengaruhi berakhirnya masa pemerintahan Inggris di Indonesia:

  1. Belanda mendapatkan kembali wilayah jajahannya dari Inggris.
  2. Inggris memperoleh wilayah India dari Belanda.
  3. Wilayah jajahan lainnya tetap berada di bawah kendali Inggris atau Belanda.

Konvensi London resmi diimplementasikan di Indonesia pada tahun 1816. Pada 15 Oktober 1817, Raffles ditugaskan sebagai Gubernur Jenderal di Bencoolen atau Bengkulu, yang terkenal sebagai daerah penghasil lada.

Dengan demikian, kita menyimpulkan perjalanan kita melalui "Penjajahan Inggris di Indonesia (1811-1816): Periode Penaklukan dan Kebijakan." Periode penjajahan ini, yang mungkin terabaikan dalam buku-buku sejarah, memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya Indonesia. Dari perjanjian Tuntang hingga reformasi pemerintahan oleh Raffles, kita telah menyelami masa yang mengubah landasan sejarah bangsa ini. Dengan memahami masa lalu, kita dapat lebih baik memahami identitas dan perjalanan Indonesia ke masa depan. Artikel ini diharapkan telah memberikan wawasan yang bermanfaat tentang periode penting dalam sejarah Indonesia.