Tampilkan postingan dengan label Media Pembelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Media Pembelajaran. Tampilkan semua postingan
25 Aplikasi yang Bisa Digunakan Dalam Pembelajaran

25 Aplikasi yang Bisa Digunakan Dalam Pembelajaran

25 Aplikasi yang Bisa Digunakan Dalam Pembelajaran

25 Aplikasi yang Bisa Digunakan Dalam Pembelajaran



Ada banyak aplikasi yang bisa digunakan untuk pembelajaran. Berikut adalah beberapa contoh aplikasi yang mungkin bisa membantu Anda:

  1. Duolingo: Aplikasi belajar bahasa asing yang populer dan mudah digunakan. Tersedia dalam banyak bahasa dan memiliki game yang menyenangkan untuk membantu Anda belajar.
  2. Khan Academy: Aplikasi belajar yang menyediakan pelajaran dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi secara gratis. Tersedia dalam banyak bahasa dan memiliki banyak materi yang dapat dipelajari, termasuk matematika, sains, sosial, dan bahasa.
  3. Coursera: Aplikasi belajar yang menawarkan kelas online dari universitas-universitas terkemuka di seluruh dunia. Tersedia dalam banyak bahasa dan memiliki banyak kelas yang dapat dipilih, termasuk teknologi, bisnis, dan ilmu sosial.
  4. Udemy: Aplikasi belajar yang menawarkan kelas online yang diberikan oleh instruktur independen. Tersedia dalam banyak bahasa dan memiliki banyak kelas yang dapat dipilih, termasuk teknologi, bisnis, dan desain.
  5. LinkedIn Learning: Aplikasi belajar yang menawarkan kelas online yang diberikan oleh instruktur profesional. Tersedia dalam banyak bahasa dan memiliki banyak kelas yang dapat dipilih, termasuk teknologi, bisnis, dan desain.
  6. edX: Aplikasi belajar yang menawarkan kelas online dari universitas-universitas terkemuka di seluruh dunia. Tersedia dalam banyak bahasa dan memiliki banyak kelas yang dapat dipilih, termasuk teknologi, sains, dan ilmu sosial.
  7. Codecademy: Aplikasi belajar pemrograman yang menyediakan pelajaran interaktif yang membantu Anda belajar bahasa pemrograman seperti Python, HTML, dan JavaScript.
  8. Duolingo ABC: Aplikasi belajar baca dan tulis yang cocok untuk anak-anak yang baru belajar. Tersedia dalam banyak bahasa dan memiliki game yang menyenangkan untuk membantu anak-anak belajar.
  9. ABCmouse: Aplikasi belajar yang cocok untuk anak-anak usia 3-8 tahun. Tersedia dalam banyak bahasa dan menyediakan pelajaran interaktif yang membantu anak-anak belajar tentang matematika, bahasa, dan sains.
  10. PBS Kids: Aplikasi belajar yang cocok untuk anak-anak usia 3-8 tahun. Tersedia dalam banyak bahasa dan menyediakan pelajaran interaktif yang membantu anak-anak belajar tentang matematika, bahasa, dan sains.
  11. Quizlet: Aplikasi belajar yang membantu Anda belajar kosa kata dan membuat flashcard. Tersedia dalam banyak bahasa dan memiliki game yang menyenangkan untuk membantu Anda belajar.
  12. memrise: Aplikasi belajar bahasa asing yang menggunakan game dan visual yang menyenangkan untuk membantu Anda belajar kosa kata dan struktur bahasa.
  13. Babbel: Aplikasi belajar bahasa asing yang menyediakan pelajaran yang dibuat oleh native speaker. Tersedia dalam banyak bahasa dan memiliki game yang menyenangkan untuk membantu Anda belajar.
  14. Rosetta Stone: Aplikasi belajar bahasa asing yang menggunakan teknik immersion untuk membantu Anda belajar bahasa baru dengan cepat. Tersedia dalam banyak bahasa.
  15. Busuu: Aplikasi belajar bahasa asing yang menyediakan pelajaran yang dibuat oleh native speaker dan memiliki fitur komunitas yang memungkinkan Anda berinteraksi dengan orang lain yang sedang belajar bahasa yang sama.
  16. Kahoot!: Aplikasi yang memungkinkan Anda membuat dan mengadakan game-game pembelajaran interaktif. Cocok untuk digunakan dalam kelas atau kelompok belajar.
  17. ClassDojo: Aplikasi yang memungkinkan guru dan orang tua untuk terhubung dan berbagi informasi tentang kemajuan belajar anak. Juga menyediakan beragam materi pembelajaran yang dapat diakses oleh anak.
  18. Google Classroom: Aplikasi yang memungkinkan guru mengelola kelas online dan berbagi materi pembelajaran dengan siswa. Juga memiliki fitur yang memungkinkan siswa mengumpulkan dan mengirimkan tugas.
  19. Edmodo: Aplikasi yang memungkinkan guru mengelola kelas online dan berbagi materi pembelajaran dengan siswa. Juga memiliki fitur yang memungkinkan siswa berkomunikasi dengan guru dan siswa lainnya.
  20. My Study Life: Aplikasi yang membantu Anda mengelola jadwal belajar dan mengatur tugas. Juga memiliki fitur yang memungkinkan Anda mencatat deadline tugas dan membuat pengingat.
  21. MyHomework Student Planner: Aplikasi yang membantu Anda mengelola jadwal belajar dan mengatur tugas. Juga memiliki fitur yang memungkinkan Anda mencatat deadline tugas dan membuat pengingat.
  22. Blackboard: Aplikasi yang memungkinkan guru mengelola kelas online dan berbagi materi pembelajaran dengan siswa. Juga memiliki fitur yang memungkinkan siswa berkomunikasi dengan guru dan siswa lainnya.
  23. Moodle: Aplikasi yang memungkinkan guru mengelola kelas online dan berbagi materi pembelajaran dengan siswa. Juga memiliki fitur yang memungkinkan siswa mengumpulkan dan mengirimkan tugas.
  24. Brightspace: Aplikasi yang memungkinkan guru mengelola kelas online dan berbagi materi pembelajaran dengan siswa. Juga memiliki fitur yang memungkinkan siswa berkomunikasi dengan guru dan siswa lainnya.
  25. Canvas: Aplikasi yang memungkinkan guru mengelola kelas online dan berbagi materi pembelajaran dengan siswa. Juga memiliki fitur yang memungkinkan siswa mengumpulkan dan mengirimkan tugas.

Itu hanya beberapa contoh lain aplikasi yang bisa digunakan untuk pembelajaran. Tentu saja masih ada banyak aplikasi lain yang bisa Anda coba sesuai dengan kebutuhan dan keinginan Anda. Jangan lupa untuk terus belajar dan berlatih untuk meningkatkan kemampuan Anda.
Cara Pembelajaran Online via WA

Cara Pembelajaran Online via WA

Cara Pembelajaran Online via WA

Apakah Anda ingin tahu tentang cara belajar online melalui WhatsApp? Saya dapat memberikan beberapa saran:

  1. Tentukan tujuan pembelajaran Anda: Apakah Anda ingin belajar untuk meningkatkan keterampilan Anda, atau Anda hanya ingin menambah pengetahuan umum? Ini akan membantu Anda menentukan sumber belajar yang tepat.
  2. Cari sumber belajar yang terpercaya: Pastikan untuk mencari sumber belajar yang terpercaya dan teruji keandalannya. Anda dapat mencari sumber belajar online, seperti situs web atau kanal YouTube yang diakui keandalannya.
  3. Buat jadwal belajar yang teratur: Jadwal belajar yang teratur akan membantu Anda memastikan bahwa Anda memiliki waktu yang cukup untuk belajar.
  4. Buat catatan belajar: Mencatat apa yang Anda pelajari dapat membantu Anda mengingat informasi dengan lebih mudah di kemudian hari.
  5. Berdiskusi dengan teman-teman atau guru: Berdiskusi dengan teman-teman atau guru dapat membantu Anda memahami materi dengan lebih baik dan menjawab pertanyaan yang mungkin Anda miliki.
  6. Berlatih dan mengaplikasikan apa yang telah Anda pelajari: Latihan dan mengaplikasikan apa yang telah Anda pelajari dapat membantu Anda menguasai materi dengan lebih baik.

Saya harap saran-saran tersebut membantu Anda dalam belajar online melalui WhatsApp. 

Kelebihan dan Kekurangan WA untuk Pembelajaran

Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan WhatsApp untuk pembelajaran:

Kelebihan:

  1. WhatsApp memiliki aplikasi yang mudah digunakan dan tersedia di berbagai perangkat seluler.
  2. WhatsApp memungkinkan Anda berkomunikasi secara langsung dengan guru atau teman-teman belajar Anda, sehingga memudahkan pertanyaan atau kebingungan yang mungkin Anda miliki.
  3. WhatsApp dapat digunakan untuk mengirimkan materi pembelajaran, seperti dokumen atau video, sehingga memudahkan akses materi belajar.
Kekurangan:

  1. WhatsApp tidak memiliki fitur yang secara khusus dirancang untuk pembelajaran online, sehingga tidak ada fitur yang dapat membantu Anda mengatur atau mengikuti proses pembelajaran.
  2. WhatsApp tidak memiliki fitur yang memungkinkan Anda untuk menyimpan catatan atau menyusun materi belajar dengan terstruktur.
  3. WhatsApp tidak memiliki fitur yang memungkinkan Anda untuk melakukan ujian atau mengevaluasi kemajuan belajar Anda.
Saya harap penjelasan tersebut membantu Anda memahami kelebihan dan kekurangan menggunakan WhatsApp untuk pembelajaran.

Cara Pembelajaran Online via WA


Contoh Pembelajaran Lewat WA

Berikut ini adalah beberapa contoh cara menggunakan WhatsApp untuk pembelajaran:

  1. Menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi dengan guru atau teman-teman belajar: Anda dapat menggunakan WhatsApp untuk bertanya atau berdiskusi dengan guru atau teman-teman belajar Anda mengenai materi yang sedang dipelajari. Ini dapat membantu Anda memahami materi dengan lebih baik dan menjawab pertanyaan yang mungkin Anda miliki.
  2. Mengirimkan materi pembelajaran melalui WhatsApp: Anda dapat menggunakan WhatsApp untuk mengirimkan dokumen, video, atau tautan ke sumber belajar lainnya kepada teman-teman atau guru Anda. Ini dapat memudahkan akses materi belajar.
  3. Menggunakan WhatsApp untuk belajar secara kelompok: Anda dapat membuat grup WhatsApp dengan teman-teman belajar Anda untuk belajar bersama. Ini dapat membantu Anda saling membantu dan berdiskusi mengenai materi yang sedang dipelajari.
  4. Menggunakan WhatsApp untuk mengirimkan tugas atau ujian: Anda dapat menggunakan WhatsApp untuk mengirimkan tugas atau ujian kepada guru atau teman-teman belajar Anda. Ini dapat membantu Anda mengevaluasi kemajuan belajar Anda.

Saya harap contoh-contoh tersebut membantu Anda memahami cara menggunakan WhatsApp untuk pembelajaran. 

Materi Pembelajaran: Penyakit Menular Seksual (PMS)

Materi Pembelajaran: Penyakit Menular Seksual (PMS)

Materi Pembelajaran: Penyakit Menular Seksual (PMS)


Tujuan pembelajaran Penyakit Menular Seksual (PMS):

  1. Memahami hakikat penyakit menular seksual (PMS).
  2. Memahami penyebab penyakit menular seksual (PMS).
  3. Memahami macam-macam penyakit menular seksual (PMS).
  4. Memahami langkah-langkah pencegahan dari penyakit menular seksual (PMS).

 

Penyakit Menular Seksual (PMS)


Hakikat Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual ini juga dikenal dengan istilah infeksi menular seksual (IMS) dan penyakit kelamin (veneral disease).


Penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS)

Umumnya, penyakit menular seksual cepat menular karena seseorang sering berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual.


Penyakit Herpes

Seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan orang menderita penyakit herpes akan tertular penyakit menular seksual.


Transfusi Darah

Transfusi darah, seperti menggunakan jarum suntik yang sama dengan penderita PMS, dapat menularkan penyakit dengan cepat.


Ibu Hamil

Ibu hamil rentan menularkan penyakit menular seksual kepada bayinya. Umumnya, penyakit menular seksual yang diderita ibu hamil akan menular melalui proses menyusui.


Macam-Macam Penyakit Menular Seksual (PMS)

Berdasarkan Virus

  1. Herpes Progenitalis: Herpes progenitalis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.
  2. Virus Hepatitis: Ada berbagai macam hepatitis atau radang hati, seperti hepatitis A, B, C, dan D.
  3. Lymphogranuloma Venereum (LGV): Penyakit lymphogranuloma venereum (LGV) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus chlamydia trachomatis.


Berdasarkan Organisme dan Bakteri

  1. Gonore: Gonore atau yang dikenal dengan kencing nanah adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh kuman gonococcus.
  2. Sifilis: Sifilis adalah salah satu penyakit yang sangat berbahaya dan menular. Penyakit ini disebakan oleh salah satu kuman, yaitu spirochaeta.
  3. Vaginitis: Vaginitis adalah salah satu penyakit menular seksual yang menyerang organ vital perempuan. Gejala vaginitis ini ditandai dengan adanya peradangan pada vagina.
  4. HIV: HIV adalah sejenis virus yang melumpuhkan kekebalan tubuh manusia dan dapat menyebabkan penyakit AIDS.
  5. Klamidia: Klamidia adalah penyakit penular seksual atau infeksi yang menyerang saluran kencing, leher rahim, dan saluran indung telur.
  6. Chancroid: Chancroid adalah salah satu penyakit menular seksual akut yang menyerang bagian genitalia, yaitu alat kelamin. Penyakit ini disebabkan oleh virus streptobacillus ducrey.
  7. Granula Inguinale: Granula inguinale adalah peradangan menahun yang menyerang alat kelamin. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri calymmatobacterium granulomatis.


Berdasarkan Parasit

  1. Trichomoniasis: Penyakit Trichomoniasis biasanya sering disebut dengan trich. Penyakit ini disebabkan oleh parasat yang disebut trichomonas vaginalis.
  2. Pediculosis Pubis: Pediculosis pubis adalah penyakit menular seksual yang menyerang bagian genitalia. Penyakit ini disebabkan oleh adanya parasit, yaitu kutu phtyhirus pubis.


Langkah-Langkah Pencegahan dari  Penyakit Menular Seksual (PMS)

Pendidikan Seks

Pendidikan seks adalah penerangan mengenai anatomi, seperti pertumbuhan rambut pada ketiak dan sekitar alat kelamin serta mengenai proses reproduksi melalui hubungan seks.

Tujuan pendidikan seks

  1. Membentuk pengertian tentang perbedaan seks antara pria dan wanita dalam keluarga, pekerjaan, dan seluruh kehidupan.
  2. Membentuk pengertian tentang seks di dalam kehidupan manusia dan keluarga, seperti perasaan seks dalam perkawinan.
  3. Mengembangkan pengertian diri sendiri sehubungan dengan fungsi dan kebutuhan seks. Jadi, pendidikan seks dalam arti sempit adalah pendidikan mengenai seksualitas manusia.
  4. Membantu peserta didik dalam mengembangkan kepribadian sehingga mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab, misalnya menjaga norma sosial dan agama di masyarakat.


Manfaat pendidikan seks bagi remaja

  1. Dapat mencegah penyimpangan dan kelainan seksual.
  2. Dapat memelihara tegaknya nilai-nilai norma.
  3. Dapat mengatasi gangguan psikis.
  4. Dapat memberi pengetahuan dalam menghadapi perkembangan anak.


Pendidikan Agama

  1. Memisahkan tempat tidur anak.
  2. Meminta izin ketika memasuki kamar orang tua.
  3. Mengajarkan adab memandang lawan jenis.
  4. Larangan menyebarkan rahasia suami-istri.


Keluarga

  1. Faktor keluarga sangat menentukan dalam masalah pendidikan seks sehingga perilaku seks bebas dapat dihindari.
  2. Keluarga harus mengerti tentang permasalahan seks sebelum menjelaskannya kepada anak-anak mereka.
  3. Seorang ayah mengarahkan anak laki-laki dan seorang ibu mengarahkan anak perempuan dalam menjelaskan masalah seks.
  4. Jangan menjelaskan masalah seks pada anak-anak laki-laki dan perempuan pada waktu dan ruang yang sama.

Contoh Prilaku Demokratis di Lingkungan Keluarga, Masyarakat, Sekolah, Bangsa dan Negara

Contoh Prilaku Demokratis di Lingkungan Keluarga, Masyarakat, Sekolah, Bangsa dan Negara

Contoh Prilaku Demokratis


Contoh Prilaku Demokratis di Lingkungan Keluarga, Masyarakat, Sekolah, Bangsa dan Negara


Contoh Prilaku Demokratis di Lingkungan Keluarga, Masyarakat, Sekolah, Bangsa dan Negara - Demokrasi tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dari masyarakatnya. Adanya demokrasi tidak terlepas dari kenyamanan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana pemerintah tidak sewenang-wenang baik dari penguasa maupun masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, nilai-nilai demokrasi hanya mungkin terwujud ketika rakyat menginginkan terwujudnya kehidupan tersebut.


Untuk menjalankan kehidupan yang demokratis, kita dapat memulainya dengan belajar berbagai contoh Prilaku Demokratis di Lingkungan Keluarga, Masyarakat, Sekolah, Bangsa dan Negara. Beberapa prinsip yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah :

  1. membisakan diri untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang berlaku;
  2. membiasakan diri bertindak demokratis dalam segala hal;
  3. membiasakan diri menyelesaikan persoalan dengan musyawarah;
  4. membiasakan diri mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan;
  5. membiasakan diri untuk memilih pemimpin-pemimpin melalui cara-cara yang demokratis;
  6. selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah;
  7. selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, bangsa dan negara bahkan secara pribadi;
  8. menuntut hak setelah melaksanakan kewajiban;
  9. menggunakan kebebasan dengan rasa tanggung jawab;
  10. mau menghormati hak orang lain dalam menyampaikan pendapat;
  11. membiasakan diri memberikan kritik yang bersifat membangun.


Demokrasi juga bersumber pada nilai-nilai sosial budaya bangsa serta berdasarkan nilai luhur Pancasila yakni musyawarah mufakat seluruh masyarakat. Apa saja perilaku yang mencerminkan demokrasi? Berikut Contoh Prilaku Demokratis di Lingkungan Keluarga, Masyarakat, Sekolah, Bangsa dan Negara


Contoh Prilaku Demokratis Dalam Lingkungan Keluarga

  1. Tidak memaksakan kehendak kepada anggota keluarga
  2. Menghormati orang tua tanpa pamrih.
  3. Berbagi kewajiban di rumah, seperti membantu orang tua membersihkan rumah.


Contoh Prilaku Demokratis Dalam Lingkungan Sekolah

  1. Aktif dalam kegiatan diskusi kelas.
  2. Melakukan pemilihan pengurus OSIS dengan tertib dan adil.
  3. Tidak memilih-milih teman



Contoh Prilaku Demokratis Dalam Lingkungan Masyarakat

  1. Memilih pengurus RT, RW, hingga Kepala Desa dengan musyawarah dengan adil dan jujur.
  2. Tidak melakukan diskriminasi antar warga.
  3. Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan.


Contoh Prilaku Demokratis Dalam Lingkungan Berbangsa dan Bernegara

  1. Mendukung kelancaran proses Pemilihan Umum
  2. Berani menyampaikan pendapat dengan baik.
  3. Tidak bertindak berdasarkan SARA.


AKTIVITAS BELAJAR MANDIRI

Kerjakan dalam buku tulis kalian beberapa soal berikut ini! Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman kalian tentang unit ini, jawablah pertanyaan di bawah ini!

  1. Setelah kalian mempelajari materi demokrasi, tentunya kalian semakin paham betapa pentingnya mewujudkan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Coba kalian renungkan. Sudah sejauh manakah kalian melaksanakan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan sehari-hari? Coba uraikanlah dalam satu paragraf perwujudan nilai-nilai demokrasi yang SUDAH kalian lakukan dalam kehidupan sehari-hari!
  2. Menurut anda, apakah demokrasi Pancasila di negara kita sudah dibilang berjalan dengan baik? Jika ya, sebutkan alasannya? Jika tidak, sebutkan alasannya?
  3. Menurut anda bagaimana cara agar demokrasi dapat diterapkan dengan baik?
  4. Menurut anda bagaimana kebebasan mengutarakan pendapat yang ada di sekolahmua? apakah sudah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila? Sebutkan alasannya!
  5. Jelaskan dengan bahasamu sendiri, apa saja yang dianggap sebagai pelanggaran dalam sistem demokrasi?
Kerjakan dalam buku tulis anda kemudian serahkan pada Guru anda setelah itu diskusikanlah!

 

"Demokrasi bukan hanya hak untuk memilih; itu adalah hak untuk hidup bermartabat." - Naomi Klein



Lingkungan Belajar: Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhinya

Lingkungan Belajar: Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhinya

 

Lingkungan Belajar: Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhinya

Lingkungan Belajar


lingkungan belajar adalah suasana yang menyenangkan dan menguntungkan bagi anak untuk belajar. Lingkungan belajar yang baik memiliki karakteristik yang kuat seperti kebutuhan yang dibutuhkan anak-anak, memiliki variasi berbagai bentuk permainan, memberikan pengalaman dan menyediakan fasilitas bermain layaknya di luar rumah.


A. Pengertian lingkungan belajar

Lingkungan belajar adalah tempat yang menyenangkan untuk anak belajar. Anak akan berkonsentrasi dengan baik jika lingkungan belajarnya adalah tempat yang menarik dan dapat membuatnya pembelajaran lebih mudah.


Lingkungan belajar terdiri dari berbagai komponen seperti:

  1. Ruang pembelajaran (classroom)
  2. Tempat sirkulasi (corridor)
  3. Ruang kelas tambahan (extra classroom)


B. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan belajar

  1. Kebersihan dan keindahan
  2. Kebiasaan yang baik/buruk
  3. Perilaku sosial anak kecil


C. Memahami kebutuhan anak melalui bermain


  1. Anda harus memahami bahwa anak-anak belajar melalui bermain.
  2. Anak-anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya.
  3. Bermain adalah cara komunikasi yang luar biasa penting bagi anak-anak sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya secara optimal.


D. Menyediakan lingkungan belajar

Setelah mempelajari konsep dan teori tentang lingkungan belajar, Anda ingin tahu bagaimana cara menyediakan lingkungan belajar. Bagi para guru, hal ini tentu lebih mudah sebagai mereka hanya perlu mengatur dengan anggota kelasnya sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan. Tapi bagaimana jika Anda tidak bisa membuat segala macam meja untuk semua anggota kelas?

Belajar tidak hanya dilaksanakan di dalam ruangan seperti kamar saya atau kamar Anda saat ini, tapi juga dilakukan di luar ruangan (outdoor learning). Oleh karena itu saya akan memberikan sedikit panduan yang ia inginkan agar anda bisa menyediakannya sendiri.


  1. lingkungan belajar yang menyenangkan akan memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi anggota keluarga
  2. Lingkungan belajar yang menyenangkan akan memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi anggota keluarga.
  3. Dengan lingkungan belajar yang menyenangkan, anak akan bisa belajar dengan lebih giat dan bersemangat.


Rumah keluarga merupakan lingkungan belajar pertama dan terpenting bagi anak. Di sinilah kaum muda membangun pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap mereka. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendorong pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan potensinya melalui kegiatan bermain.

Pembelajaran Berbasis Projek di SMK

Pembelajaran Berbasis Projek di SMK

Pembelajaran Berbasis Projek di SMK


Pembelajaran Berbasis Projek di SMK

Definisi Pembelajaran Berbasis Projek

Pembelajaran berbasis projek adalah pembelajaran yang menggunakan projek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai soft skills, hard skills, dan karakter.


Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas murid dalam menghasilkan produk yang menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, hingga mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata.


Produk yang dimaksud adalah hasil projek berupa barang atau jasa dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain.


Tujuan Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Projek:

  1. Meningkatkan kepercayaan dunia kerja terhadap SMK dan tamatan SMK
  2. Mendukung sertifikasi kompetensi murid oleh industri
  3. Meningkatkan produktivitas SMK berbasis produk standar industri
  4. Merancang pembelajaran yang seimbang dalam pembekalan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
  5. Mudah memusatkan perhatian murid dalam belajar pada satu projek
  6. Meningkatkan efektifitas pembelajaran, karena semua mata pelajaran/kompetensi yang relevan dipelajari dalam projek yang sama
  7. Memiliki penguasaan kompetensi lebih mendalam dan berkesan
  8. Mengarahkan murid agar mampu bekerja dengan profesional di dunia kerja
  9. Menyiapkan murid agar memiliki kompetensi teknis (hard skills)
  10. Membudayakan budaya kerja industri, terutama budaya mutu, efisiensi, dan kreativitas
  11. Memberikan wahana pengalaman belajar murid dengan pengalaman berhasil

Prinsip Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Projek:

  1. Kerja sama produk dan pembelajaran sekolah dengan dunia kerja
  2. Pembelajaran melalui projek riil dari dunia kerja dengan memperhatikan nilai ekonomis dan ketepatan waktu penyerahan produk
  3. Proses pembelajaran rangkaian projek utuh dari analisis order sampai layanan purna jual (layanan setelah jual-beli)
  4. Kolaborasi antar mata pelajaran sesuai kompetensi/elemen kompetensi capaian pembelajaran
  5. Keseimbangan kompetensi hard skill, soft skill, dan karakter
  6. Pengembangan budaya kerja dunia kerja
  7. Pemanfaatan fasilitas dunia kerja

Implementasi

  1. Pembelajaran berbasis projek dilaksanakan melalui projek yang merupakan order dari dunia kerja, atau kreativitas guru dan murid dalam menghasilkan produk unggulan SMK.
  2. Berdasarkan order, sekolah melaksanakan analisis untuk memastikan apakah pekerjaan dapat dilaksanakan atau tidak, dengan memperhatikan penguasaan kompetensi (capaian pembelajaran) murid dan guru, serta fasilitas sekolah.
  3. Jika berdasarkan analisis pekerjaan dapat dilaksanakan, selanjutnya dilakukan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran.
  4. Proses pembelajaran menyatu pada proses produksi/layanan jasa. Secara kontekstual, murid diberikan pengalaman belajar pada situasi yang nyata dengan suasana dunia kerja.
  5. Pembelajaran berisikan beberapa atau seluruh kompetensi pada satu mata pelajaran atau antar mata pelajaran SMK sesuai projek.
  6. Murid belajar mulai dari menganalisis spesifikasi dan persyaratan produk (barang/jasa) order dari dunia kerja/permintaan pasar, perencanaan dan proses produksi, evaluasi proses, penilaian hasil produksi, penjaminan mutu produk, pemasaran, distribusi, hingga pelayanan purna jual (layanan setelah jual-beli).

Prinsip Pembelajaran dan Asesmen - Kurikulum Merdeka

Prinsip Pembelajaran dan Asesmen - Kurikulum Merdeka

Prinsip Pembelajaran dan Asesmen - Kurikulum Merdeka


Prinsip Pembelajaran dan Asesmen

Prinsip Pembelajaran - Pembelajaran merupakan proses interaksi antara murid, guru, dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Prinsip pembelajaran pada Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut:


Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian murid, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan murid yang beragam. Dengan demikian, pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. 

Contoh:

  • Pada awal tahun ajaran, guru berusaha mencari tahu kesiapan belajar murid dan pencapaian sebelumnya. Misal: melalui dialog dengan murid, sesi diskusi kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/atau metode lainnya yang sesuai.
  • Guru merancang atau memilih ATP sesuai dengan tahap perkembangan murid, atau mengacu ke tahap awal. Guru bisa menggunakan atau mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, ATP, dan modul ajar yang disediakan oleh Kemendikbudristek.
Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas murid menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Contoh:

  • Guru mendorong murid untuk melakukan refleksi untuk memahami kekuatan diri dan area yang perlu dikembangkan.
  • Guru senantiasa memberikan umpan balik langsung yang mendorong kemampuan murid untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.

Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter murid secara holistik.

Contoh:

  • Guru menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi dan untuk membantu murid mengembangkan kompetensi. Misal: belajar berbasis inkuiri, berbasis projek, berbasis masalah, dan pembelajaran terdiferensiasi.
  • Guru merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi keteladanan dan sumber inspirasi positif bagi murid.

Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya murid, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra.

Contoh:

  • Guru menyelenggarakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan, dan budaya yang menarik minat murid.
  • Guru merancang pembelajaran interaktif untuk memfasilitasi interaksi yang terencana, terstruktur, terpadu, dan produktif antara guru dan murid, sesama murid, serta antara murid dan materi belajar.

Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

Contoh:

  • Guru berupaya untuk mengintegrasikan prinsip kehidupan keberlanjutan (sustainable living) pada berbagai kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan masa depan bumi. Misal: menggunakan sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.), mengurangi sampah.
  • Guru memotivasi murid untuk menyadari bahwa masa depan adalah milik mereka, sehingga mereka perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan mereka.

Prinsip Asesmen

Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar murid. Prinsip asesmen adalah sebagai berikut:


Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk guru, murid, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.

Contoh:

  • Guru menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kesiapan murid.
  • Guru merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan balik agar murid menentukan langkah untuk perbaikan ke depannya.

Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.

Contoh:

  • Guru memikirkan tujuan pembelajaran pada saat merencanakan asesmen dan memberikan kejelasan pada murid mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran.
  • Guru menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.

Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya, dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai ke depannya.

Contoh:

  • Guru menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan bukan hanya untuk kepentingan menguji.
  • Guru menentukan kriteria sukses dan menyampaikannya pada murid, sehingga mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.

Laporan kemajuan belajar dan pencapaian murid bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut.

Contoh:

  • Guru menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas, mengutamakan informasi yang paling penting untuk dipahami oleh murid dan orang tua.
  • Guru memberikan umpan balik secara berkala kepada murid dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-sama, serta melibatkan orang tua.

Hasil asesmen digunakan oleh murid, guru, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Contoh:

  • Guru menyediakan waktu untuk membaca, menganalisis, dan melakukan refleksi hasil asesmen.
  • Guru menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki.

Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh murid, guru, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.


Pembelajaran Sesuai Tahap Capaian Belajar - Teaching at The Right Level

Pembelajaran Sesuai Tahap Capaian Belajar - Teaching at The Right Level

Pembelajaran Sesuai Tahap Capaian Belajar - Teaching at The Right Level

Pembelajaran Sesuai Tahap Capaian Belajar - Pembelajaran sesuai tahap capaian belajar murid (teaching at the right level) adalah pendekatan belajar yang berpusat pada kesiapan belajar murid, bukan pada tingkatan kelas.


Apa tujuan pembelajaran ini?

  • Sebagai bentuk implementasi filosofi ajar Ki Hadjar Dewantara yang berpusat pada murid
  • Menguatkan kompetensi numerasi dan literasi murid
  • Agar setiap murid mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Bagaimana pembelajaran dilakukan?

Murid dalam fase perkembangan yang sama bisa memiliki tingkat pemahaman dan kesiapan yang berbeda. Karena itu, pada model pembelajaran ini, cara dan materi pembelajaran divariasikan berdasarkan tingkat pemahaman dan kesiapan murid.


Apa itu fase perkembangan?

Fase atau tingkatan perkembangan adalah capaian pembelajaran yang harus dicapai murid, yang disesuaikan dengan karakteristik, potensi, serta kebutuhannya.


SD, SMP, SMA, SMK (MI, MTs, MA, MAK)

  • Fase A: SD/MI kelas 1–2
  • Fase B: SD/MI kelas 3–4
  • Fase C: SD/MI kelas 5–6
  • Fase D: SMP/MTs kelas 7–9
  • Fase E: SMA/MA, SMK/MAK kelas 10
  • Fase F: SMA/MA, SMK/MAK kelas 11–12

Sekolah Luar Biasa

  • Fase A: usia mental ≤ 7 tahun
  • Fase B: usia mental ± 8 tahun
  • Fase C: usia mental ± 8 tahun
  • Fase D: usia mental ± 9 tahun
  • Fase E: usia mental ± 10 tahun
  • Fase F: usia mental ± 10 tahun

Sinkronisasi Jenjang, Usia Mental, dan Usia Kronologis

Fase A

  • Jenjang/kelas: SD/MI (kelas 1–2)
  • Usia kronologis: ≤ 6–8 tahun
  • Usia mental: ≤ 7 tahun

Fase B

  • Jenjang/kelas: SD/MI (kelas 3–4)
  • Usia kronologis: 9–10 tahun
  • Usia mental: ± 8 tahun

Fase C

  • Jenjang/kelas: SD/MI (kelas 5–6)
  • Usia kronologis: 11–12 tahun
  • Usia mental: ± 8 tahun

Fase D

  • Jenjang/kelas: SMP/MTs (kelas 7–9)
  • Usia kronologis: 13–15 tahun
  • Usia mental: ± 9 tahun

Fase E

  • Jenjang/kelas: SMA/MA, SMK/MAK (kelas 10)
  • Usia kronologis: 16–17 tahun
  • Usia mental: ± 10 tahun

Fase F

  • Jenjang/kelas: SMA/MA, SMK/MAK (kelas 11–12)
  • Usia kronologis: 17–23 tahun
  • Usia mental: ± 10 tahun

Bagaimana cara menentukan kemajuan hasil belajar?

Kemajuan hasil belajar murid dilakukan melalui evaluasi pembelajaran atau asesmen. Murid yang belum mencapai capaian pembelajaran akan mendapatkan pendampingan agar mencapai capaian pembelajarannya.


Bagaimana tahapan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen?

Perencanaan

Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, yang mencakup rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pembelajaran dan asesmen sumatif di akhir pembelajaran.


Asesmen Awal Pembelajaran

  • Asesmen awal bertujuan untuk untuk menilai kesiapan masing-masing murid untuk mempelajari materi yang telah dirancang.
  • Dengan demikian, guru bisa melakukan pengelompokkan murid berdasarkan tingkat kesiapan yang sama.

Pembelajaran

  • Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara berkala.
  • Di akhir proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini juga bisa digunakan sebagai asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.


Strategi Pembelajaran yang Efektif Pengertian dan Contohnya

Strategi Pembelajaran yang Efektif Pengertian dan Contohnya

Strategi Pembelajaran (Gambar oleh AkshayaPatra Foundation dari Pixabay)

Strategi pembelajaran adalah kombinasi dari beberapa rangkaian kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran siswa, bahan, alat, dan waktu yang digunakan untuk proses pembelajaran dalam mencapai tujuan kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan. Strategi pembelajaran digunakan oleh guru untuk meningkatkan penguasaan materi dan prestasi belajar siswa. Guna dapat menyampaikan pembelajaran dengan efektif dan efisien, guru perlu mengetahu berbagai jenis strategi pembelajaran sehingga mampu memilih strategi manakah yang paling tepat, efektif, dan efisien untuk mengajarkan suatu bidang studi tertentu.


Secara umum ada beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran.

1. Teknik Membaca Jigsaw: Teknik membaca dalam kelompok kecil yang fokus pada topik yang sama untuk membangun pemahaman dan kemudian saling berbagi pemahaman dengan anggota kelompok yang lain. Teknik ini membantu peserta didik mengembangkan tanggung jawab atas pemahamannya.


2. Grafik Pengorganisasi TIK: Grafik yang digunakan untuk membantu peserta didik pengorganisasikan informasi sebelum, saat dan setelah pembelajaran. Grafik ini membantu peserta didik untuk mengaktikan pengetahuan sebelumnya dan mengaitkan dengan pengetahuan yang baru.


3. Releksi: Kegiatan yang ditujukan untuk memeriksa pencapaian peserta didik pada akhir pembelajaran. Kegiatan ini membantu proses asesmen pada diri sendiri. 


4. Proyek: Kegiatan yang meminta peserta didik menghasilkan sebuah produk (media visual) dari hasil pengolahan dan sintesis informasi. Kegiatan ini membantu peserta didik mengekspresikan pemahaman dalam bentuk yang variatif.


5. 2 Stay 3 Stray: Teknik presentasi dan membagikan hasil diskusi kelompok dengan membagi ke dalam dua peran besar yaitu yang bertugas membagikan hasil diskusi dan yang bertugas mendengarkan hasil diskusi kelompok lain. Teknik ini membantu peserta didik untuk berlatih tanggung jawab kelompok dan pemahaman.


6. Diskusi Kelompok: Berdiskusi dalam kelompok kecil untuk memaksimalkan peran setiap anggota kelompok. Dilanjutkan dengan berbagi informasi dari kelompok sebelumnya serta berdiskusi dalam kelompok baru untuk memperoleh tanggapan lebih banyak.


7. Jurnal Harian: Mencatat aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan topik yang sedang dibicarakan. Kegiatan ini membantu proses penilaian capaian yang berkaitan dengan penerapan nilai.


8. Project Based Learning: Metode pembelajaran berbasis proyek/kegiatan. Project based learning merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Centered Learning), di mana peserta didik melakukan investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Dalam konteks ini, peserta didik secara konstruktif dan kolaboratif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap suatu permasalahan.


Jadi, strategi pembelajaran merupakan salah satu bagian penting yang harus dipahami oleh guru. Strategi pembelajaran dirangkai berdasarkan suatu pendekatan tertentu. Oleh karena itu, sebelum diuraikan tentang strategi pembelajaran, terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian pendekatan.

"Belajar tidak dicapai secara kebetulan, itu harus dicari dengan semangat dan ketekunan." -- Abigail Adams